Baca Juga

Jika membicarakan tentang kepemimpinan pendidikan maka akan langsung tertuju pada kepala sekolah dan bukan pada kepemimpinan guru. Persepsi ini bisa dimaklumi karena hampir sebagian besar literatur membahas mengenai kepemimpinan pendidikan lebih cenderung terhadap kepemimpinan seorang kepala sekolah. Masih relatif terbatas penelitian dan literatur yang membahas dengan spesifik mengenai kepemimpinan seorang guru.

Kepemimpinan guru pada dasarnya adalah suatu proses untuk mempengaruhi orang lain dimana didalamnya mengkaji tentang serentetan tindakan atau perilaku tertentu pada invididu yang dipengaruhinya. Kepemimpinan seorang guru memiliki arti yang luas, tidak hanya terbatas pada peran guru di dalam kelas saja, namun menjangkau juga peran guru dalam berinteraksi dengan rekan sejawat (guru) dan kepala sekolah. Ada tiga dimensi pengembangan yang difokuskan pada kepemimpinan guru, diantaranya pengembangan individu, tim, dan organisasi.

Pengembangan individu adalah dimensi utama yang memiliki kaitan dengan tugas dan peran guru dalam memanfaatkan waktu bersama dengan anak didik di dalam kelas. Dalam kondisi ini, guru dituntut untuk menunjukkan keterampilan kepemimpinannya dalam membantu murid supaya bisa mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki, sejalan dengan tahapan perkembangan murid. Dengan memiliki keterampilan kepemimpinan, diharapkan bisa menghasilkan berbagai inovasi untuk proses belajar mengajar sehingga bisa menciptakan peningkatan kualitas prestasi belajar murid.

Pengembangan tim menunjuk pada usaha kolaboratif yang bertujuan membantu rekan sejawat untuk berusaha mengeksplorasi serta mencoba gagasan baru supaya dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Hal ini bisa dilakukan melalui kegiatan mentoring, pengamatan, coaching, diskusi, dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Pengembangan tim ini ini berkaitan dengan upaya pengembangan profesi guru.

Pengembangan organisasi menunjuk pada peran seorang guru dalam upaya untuk mendukung kebijakan dan program-program pendidikan yang ada di sekolah dan mendukung kepemimpinan kepala sekolah dalam melaksanakan reformasi pendidikan dalam usaha untuk mempertahankan keberlanjutan sekolah. Ketiga hal tersebut memberikan gambaran mengenai peran guru dalam memimpin muridnya, peran guru dalam memimpin rekan sejawatnya dan peran guru dalam memimpin komunitas pendidikan secara lebih luas. Di negara lain gagasan mengenai kepemimpinan guru terbagi menjadi tiga gelombang yaitu guru yang terkungkung pada hierarki organisasi formal, guru yang lepas dari hierarki organisasi konvensional dan mengintegrasikan pengajaran dengan kepemimpinan yang tidak formal.