Baca Juga
Pengertian Kemasan Menurut Para Ahli
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kemasan berasal dari kata dasar kemas yang berarti bungkus, teratur, rapi, bersih, beres sedangkan bungkus berarti sesuatu yang dipakai untuk membalut atau menutup – kata bantu bilangan untuk benda atau sesuatu yang dibalut (dengan kertas, daun, plastik, dan sebagainya).
Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa kemasan adalah benda pembungkus yang terbuat dari kertas, plastik, daun, dan sebagainya berfungsi untuk membalut atau menutupi suatu barang dengan tujuan untuk melindungi barang tersebut agar tidak rusak. Kemasan juga berfungsi sebagai wadah atau tempat suatu barang.
Encyclomedia Americana mengartikannya sebagai “The packing of goods for sale in approprianetlly designed containers”. Yang berarti: Kemasan merupakan pemenuhan kebutuhan yang terjadi akibat adanya hubungan antara penghasil barang dengan masyarakat pembeli. Untuk keperluan tersebut kemasan harus mampu menampilkan sejumlah fungsi yang dimilikinya.
Fungsi Kemasan
Jika kemasan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pemasaran, fungsi kemasan harus menampilkan sejumlah faktor penting sebagai berikut.
1. Faktor Pengamanan
Melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan pada barang, misalnya: cuaca, sinar, jatuh, tumpukan, kuman, serangga, dan lain-lain.
2. Faktor Ekonomi
Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya.
3. Faktor Pendistibusian
Mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor atau pengecer, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan.
4. Faktor Komunikasi
Sebagai media komunikasi yang menerangkan atau mencerminkan produk, citra merek, dan juga sebagai bagian dari promosi, dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami, dan diingat.
5. Faktor Ergonomi
Berbagai Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka, dan mudah diambil/dihabiskan isinya.
6. Faktor Estetika
Keindahan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, dan tata letak, untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.
7. Faktor Identitas
Secara keseluruhan, kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, yakni memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan membedakannya dengan produk-produk yang lain.
Seluruh faktor fungsional ini sama penting satu dengan lainnya dan merupakan satu kesatuan yang sangat vital untuk mendukung keberhasilan penjualan. Apalagi sekarang ini dengan adanya pola perdagangan modern, khususnya metode penjualan swalayan yang menuntut produk untuk dapat menjual sendiri, penjualan maksimum tidak akan tercapai apabila secara keseluruhan penampilan produk tersebut tidak dibuat semenarik mungkin (Wirya, 1999:8).
Kemasan Sebagai Alat Pemasar
Ada berbagai alasan penting mengapa berbagai macam produk yang diperdagangkan memerlukan pengemasan. Salah satunya karena kemasan sangat penting untuk melidungi produk terutama pada saat produk tersebut diangkut, disimpan di gudang, di rumah, ataupun selama produk tersebut di pajang di rak-rak penjualan. Dengan adanya pembungkus atau kemasan, diharapkan produk terhindar dari pengotoran, penyusutan atau berbagai macam faktor yang menyebabkan penurunan kualitas produk.
Selain harus memenuhi persyaratan ketahanan dan daya tampung yang baik, kemasan dituntut pula untuk menampilkan bentuk serta daya tarik yang indah dan menarik. Dengan tanpa mengabaikan fungsi utamanya, suatu kemasan harus mampu mengungkapkan pesan yang lebih mendalam sesuai dengan ciri dan sifat barang di dalamnya.
Pada rak-rak tempat penjualan barang dan etalase di toko-toko, setiap calon konsumen akan mengamati berbagai jenis barang yang dikemas dari jarak dekat. Dalam keadaan seperti inilah peranan sebuah kemasan sangat menentukan untuk menciptakan penjualan dan mempertahankan persaingan dengan produk sejenis di mata konsumen.
Oleh karena itu, penataan bentuk dan wajah kemasan harus mempunyai karakter tersendiri atau mempunyai ciri khas yang memudahkan konsumen untuk mengenal barang yang bersangkutan.
Dengan adanya desain kemasan yang mempunyai ciri khas yang kuat serta dilakukan secara konstan, produk bersangkutan akan mudah diingat oleh calon konsumen. Cara ini sekaligus merupakan alat untuk mempertahankan produksi dari persaingannya dengan produk-produk lain. Dalam banyak hal, penjualan tergantung pada citra yang diciptakan oleh suatu kemasan (Danger, 1992:4).
Kemasan Sebagai Media Komunikasi
Faktor komunikasi memegang peranan yang penting dalam pemasaran. Suatu produk yang baik, dengan harga yang pantas, dengan tempat penjualan yang mudah dicapai, tidak cukup membuat sebuah pemasaran berhasil. Produk harus dikomunikasikan kepada konsumen, agar konsumen tahu tentang produk tersebut dan akhirnya akan melakukan pembelian. Itu sebabnya, komunikasi pemasaran harus bersifat:
- Informatif. Suatu komunikasi pemasaran harus mengandung penjelasan-penjelasan tentang produk yang perlu diketahui oleh konsumen.
- Persuasif. Suatu komunikasi pemasaran harus mampu menawarkan produk lewat pendekatan yang bersifat manusiawi, yang sesuai dengan selera dan kebiasaan konsumen sehingga konsumen terbujuk untuk membeli suatu produk tertentu.
- Edukatif. Komunikasi Pemasaran harus mengandung suatu unsur pendidikan, tidak menampilkan hal-hal yang tidak benar, walupun hal tersebut mampu menarik minat konsumen terhadap produk tersebut.
Komunikasi pemasaran kita kenal juga dengan istilah “promosi” promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: melalui penjualan langsung atau tatap muka, publikasi, promosi penjualan, serta periklanan.
Periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya (Jefkins, 1997:5). Ada berbagai macam media yang digunakan dalam periklanan antara lain: televisi, surat kabar, majalah, bioskop, dan lain-lain.
Kemasan juga merupakan alat promosi iklan. Produsen dapat memberi informasi dan membujuk konsumen melalui merek dan desain kemasan. Bahkan, melalui kemasan, produsen dapat langsung mempromosikan produknya. Untuk mencapai hal tersebut, perencanaan pemasaran harus memperhitungkan hubungan antara kemasan, tema penjualan, promosi, pengiklanan, dan berbagai komponen pemasaran lainnya (Danger, 1992:7).
Produsen tidak hanya menghasilkan produk yang baik saja, tetapi yang terpenting produknya dapat diterima oleh konsumen. Hal ini dapat dicapai apabila adanya komunikasi yang baik antara produsen dengan konsumen. Komunikasi berasal dari bahasa latin “communicare” yang berarti “berperan serta”. Hovland, Janis, dan Kelly, ketiganya adalah psikolog, mendefinisikan komunikasi sebagai “ the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience)” (1953:12).
Di dalam komunikasi terdapat unsur-unsur sebagai berikut: sumber atau komunikator (penyampai pesan); media, dan komunikan (penerima pesan). Di dalam sebuah kemasan obat, dalam hal ini adalah obat sakit kepala Paramex, pihak produsen (PT Konimex) berperan sebagai komunikator, rancangan desain kemasan Paramex berperan sebagai pesan, dan konsumen Paramex sebagai komunikan. Kemasan tersebut merupakan media komunikasi yang menyampaikan pesan atau mengungkapkan isi obat kepada konsumen, dan ilustrasi digunakan sebagai wujud pesan atau ungkapan. Dengan hanya melihat kemasan obat tersebut, konsumen diharapkan sudah mengetahui isi obat, kegunaan, ataupun rasanya.
Daya Tarik Terhadap Konsumen
Setiap kemasan harus memiliki daya tarik terhadap konsumen, jika kemasan tersebut diharapkan berfungsi dengan baik, dan ini vital sekali pada penjualan di supermarket, di mana konsumen memilih produk sendiri, sehingga kemasan harus menjual secara langsung kepada konsumen dari rak. Kemasan harus menarik untuk dilihat dan menggugah konsumen untuk menjangkau dan mengambilnya; kemasan harus memberi konsumen keyakinan; harus menjual dengan tepat; dan harus menjamin produk menjual dirinya sendiri. Daya tarik pada konsumen merupakan kombinasi dari sejumlah faktor yaitu daya tarik visual, penampilan, bentuk, warna, dan kecenderungan (Danger, 1992:21-26). Berikut ini akan dipaparkan secara terperinci tentang daya tarik kemasan tersebut.
Visual
Faktor yang paling penting dalam mencapai daya tarik konsumen adalah daya tarik visual, dan ini sama sekali terlepas dari sifat produk atau atribut lainnya seperti penambahan rasa. Daya tarik visual terletak pada bawah sadar dan terdiri dari selera dan perasaan yang dimodifikasi oleh perubahan rasa dan pandangan. Ada gunanya menanyakan kepada konsumen karena beberapa dari mereka dapat mengatakan apa yang menarik bagi mereka.
Jika kemasan diinginkan berdaya tarik maksimum, kemasan tersebut harus memberikan impresi spontan yang sederhana dan langsung; ini benar-benar penting dalam kondisi swalayan bila kemasan hanya terlihat sepintas saja. Hal-hal lainnya:
- Dianjurkan kesederhanaan dan keteraturan desain.
- Impresi kemasan harus menyenangkan, baik dari jauh maupun dekat.
- Kemasan harus mudah dikenal. Jika pelanggan harus mengamati untuk memahaminya, berarti desain tersebut tidak berfungsi.
- Orang tidak mau bersusah payah membaca sebuah desain; sebuah desain sebaiknya sederhana.
- Kemasan seharusnya memiliki identitas yang jelas dan tidak bercampur dengan kemasan lain di atas rak.
Stimulus dasar yang membantu menciptakan sebuah kemasan yang menarik secara visual adalah penampilan, bentuk, dan warna. Termasuk semua unsur visual yang terdapat dalam kemasan misalnya merek atau logo, ilustrasi, tipografi, dan tata letak. Semuanya harus modern dan disukai pasar.
Bentuk
Bentuk sebuah kemasan merupakan pendorong utama yang membantu menciptakan seluruh daya tarik visual. Namun, tidak ada prinsip baku yang menentukan bentuk fisik dari sebuah kemasan karena ini biasanya ditentukan oleh sifat produknya, pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, pertimbangan pemajangan, dan oleh cara penggunaan kemasan tersebut
- Bentuk yang sederhana lebih disukai daripada yang rumit.
- Suatu bentuk yang teratur akan mempunyai daya tarik lebih. Bentuk yang tidak teratur dari kemasan ada kalanya manjur tetapi pada umunya orang lebih menyukai sesuatu yang sederhana.
- Suatu bentuk yang tidak seimbang tidak akan menyenangkan.
- Bujur sangkar lebih disukai daripada persegi panjang.
- Bentuk seharusnya menyentuh perasaan dan lembut.
- Sebuah bentuk yang cembung lebih disukai daripada yang cekung, bentuk cembung memiliki kualitas perasaan yang mengundang seseorang untuk mengambilnya dan bersahabat. Botol Coca Cola merupakan contoh yang sempurna. botol ini memiliki permukaan cembung dan cekung yang kombinasi keduanya sangat menarik orang, khusunya anak-anak, untuk menjangkau benda lembut, cembung, dan enak digenggam. Botol ini kebetulan juga menyerupai bentuk tubuh wanita.
Bentuk sebuah kemasan tentu saja berpengaruh terhadap penjualan, dan pengalaman menunjukkan bahwa perubahan suatu bentuk dari sebuah kemasan menimbulkan suatu perbedaan. Bentuk juga merupakan bagian desain, tetapi ditekankan bahwa kebutuhan pemasaran harus merupakan preferensi dibanding pertimbangan visual yang murni, dan sebuah penelitian mungkin bermanfaat.
Penampilan
Pada konteks ini, kata “penampilan” mengacu pada desain kemasan sendiri atau labelnya. Penampilan seharusnya memenuhi proporsi dan keseimbangan, dan harus sederhana dan teratur karena mata dan otak lebih menyukai hal seperti itu. Beberapa peraturan umum yang diterapkan adalah sebagai berikut:
- Untuk daya tarik optimal, jangan membagi dua desain tersebut. sering sekali keseluruhan desain dibagi dua oleh sebuah merek atau garis, dan ini mengakibatkan kemasan tersebut kelihatan kurang menarik, lebih kecil dari yang sebenarnya. Efek serupa juga disebabkan oleh warna yang kontras.
- Penampilan seharusnya menyentuh mata dan lembut, sebagaimana juga bentuk. Kemasan tidak boleh begitu “keras” sehingga di bawah sadar orang menolak mengambilnya.
- Kontras dari terang dan gelap seharusnya tidak terlalu menyolok. Ini membuat kemasan tersebut terlalu sulit untuk dipahami, dan bisa mengubah desain menjadi bagian-bagian kecil yang menciptakan efek yang salah.
Warna
Warna merupakan perangsang yang paling penting yang menciptakan daya tarik visual dan daya tarik konsumen, dan ini merupakan bagian yang sangat penting dari desain grafis sebuah kemasan. Penggunaan warna merupakan pusat dari seluruh proses desain kemasan, tetapi harus digunakan dengan suatu tujuan bukan semata-mata demi warna. Warna penting karena menggugah perasaan. Orang pertama-tama melihat warna kemasan; bentuk, penampilan, produk dalam kemasan, semua diperhatikan kemudian.
Keseluruhan maksud dari desain grafis suatu kemasan adalah untuk menarik perhatian masyarakat dan warna merupakan bagian yang vital dalam proses ini. Beberapa manfaat warna bagi kemasan:
- Sasaran pertama dari sebuah kemasan ialah mudah terlihat mata, dan warnalah yang mencapai ini.
- Kemasan yang baik menarik perhatian dan memicu tindakan pembeli; efek fisiologis dari warna membantu menjamin tingkat perhatian yang maksimal.
- Kemasan tersebut harus mempengaruhi orang untuk memandangnya dari dekat dan membelinya; warna akan menolong menjamin bahwa kemasan tersebut menjual.
- Warna membantu mengkoordinir kemasan dengan bentuk promosi lainnya, khusunya televisi.
Trend
Ada trend preferensi pada desain dan trend preferensi pada warna, yang mana keduanya harus diperhitungkan bila mendesain sebuah kemasan yang menarik secara visual. Desain tersebut seharusnya mencerminkan pemikiran yang ada pada bagian rata-rata pembeli dan desain tersebut jangan sampai terlalu cepat pudar; sebuah desain yang ketinggalan jaman bisa kehilangan penjualan. Bagaimanapun, ini tidak berarti bahwa desain harus sering diubah; perubahan yang terlalu sering sebaiknya dihindari karena akan menanggung resiko hilangnya citra dari merek atau produk tersebut.
Desain kemasan tidak hanya harus mencerminkan preferensi terakhir. Trend masa harus juga dipertimbangkan karena kemasan tersebut harus tinggal di pasar dalam jangka waktu yang lama, tergantung pada bagaimana mudahnya kemasan itu dapat diperbarui dan apakah ada kebijakan akan perubahan secara periodik. Ini memerlukan perencanaan yang cermat dan suatu studi atas trend masa kini dan masa depan dari preferensi konsumen untuk warna di rumahnya. Jika orang menyukai suatu warna kemudian membelinya untuk digunakan di rumah, mereka juga akan menyenangi warna tersebut bila melihatnya pada sebuah kemasan di atas rak.
Perubahan Desain Kemasan
Berapapun banyaknya perhatian yang dicurahkan pada desain sebuah kemasan, akan tiba juga saatnya kemasan tersebut perlu dirubah. Idealnya, sebuah kemasan yang baru seharusnya mulai direncanakan begitu yang terdahulu memasuki tahap produksi; dengan cara begitu suatu rancangan baru telah siap begitu keadaan menginginkannya (Danger, 1992:35). Walaupun ratanya grafik penjualan mungkin bukan disebabkan oleh pengemasan, ada baiknya manajemen perusahaan mengkajinya ulang.
Tak satupun desain kemasan yang dapat bertahan selamanya karena pada suatu masa tiba juga saatnya desain kemasan tersebut diperbaharui (Wirya, 1999:39). Sebuah kemasan yang semula kelihatan segar dan menarik bisa menjadi pudar, dan sedikit terlihat ketinggalan mungkin bukan sesuatu yang jelek, tetapi citra usang bisa mematikan penjualan. Perombakan yang drastis bisa menjauhkan loyalitas merek, dan memberi konsumen suatu kesan bahwa perubahan kemasan menunjukkan perubahan produk. Suatu perubahan yang radikal bisa membahayakan citra merek secara keseluruhan. Berikut ini adalah sejumlah alasan untuk merubah desain dari sebuah kemasan (Danger, 1992:36).
- Turunnya penjualan
- Pengemasan pesaing yang lebih unggul
- Perubahan kecenderungan konsumen
- Perubahan sikap konsumen
- Perubahan kondisi pasar
- Kebijakan pemasaran baru
- Perkembangan baru dalam bahan pengemasan
- Perkembangan eceran baru
Kemasan mungkin telah kehilangan daya tarik aslinya; desain mungkin kadaluwarsa; tipe pengemasannya mungkin tidak dapat diterima lagi; atau kemasan tersebut tidak dapat lagi melaksanakan tugasnya dengan baik dikarenakan bahan yang jelek atau karena beberapa alasan lainnya. Sebuah kemasan baru bisa menarik para pelanggan baru, tetapi beberapa bagian penting yang masih tersisa tadinya akan menolong mempertahankan loyalitas dari para pelanggan lama. Trend konsumen bisa mengakibatkan perubahan karena kebanyakan orang dipengaruhi oleh berkembangnya trend dalam arsitek, dalam seni, dan dalam warna, dan ini bisa mempengaruhi diterimanya desain grafis.