Baca Juga

Ruang Lingkup Agama Islam

Ruang Lingkup agama Islam

1. Ruang Lingkup Agama

Ruang Lingkup Agama secara umum adalah hal-hal yang menjadi pedoman pokok bagi agama tersebut antara lain adalah:
  1. Keyakinan (credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yang diyakini mengatur dan mencipta alam.
  2. Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan ketundukannya.
  3. Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinan nya tersebut.
Dan dalam sebuah agama terdapat beberapa unsur dan itu menjadi pedoman pokok bagi agama tersebut dalam upaya menjadikan hidup manusia lebih baik, antara lain adalah:
  1. Adanya keyakinan pada yang gaib
  2. Adanya kitab suci sebagai pedoman
  3. Adanya Rasul pembawanya
  4. Adanya ajaran yang bisa dipatuhi
  5. Adanya upacara ibadah yang standar

2. Ruang Lingkup Agama Islam

Adapun Ruang Lingkup Agama Islam sendiri pada dasarnya terdiri atas tiga unsur pokok, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Ketiganya, meskipun mempunyai pengertian yang berbeda, tetapi dalam prakteknya saling terkait dan tidak bisa dipisahkan.
  1. Iman artinya membenarkan dengan hati, merealisasikan (mewujudkan) dalam perkataan dan perbuatan akan adanya Allah SWT dengan segala Ke-Maha Sempurnaan-Nya, para malaikat, kitab-kitab Allah, para Nabi dan Rasul, Hari Akhir, serta Qadha dan Qadar.
  2. Islam artinya taat, tunduk, dan menyerahkan diri atas segala ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT. Rukun Islam terdiri atas Syahadatain (dua kalimah syahadat), Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji.
  3. Ihsan artinya berakhlak dan berbuat saleh sehingga dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan bermuamalah dengan sesama makhuk dilakukannya dengan penuh keikhlasan. Seakan-akan Allah menyaksikannya sepanjang waktu.
Dari penjelasan di atas, Agama Islam memiliki tiga Ruang Lingkup yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan sehingga bisa juga disebut dengan 3 Ruang Lingkup Agama Islam.

Kemudian, yang termasuk muamalah dengan sesama makhluk adalah sebagai berikut :
  • Bermuamalah dengan manusia dalam kaitanya dengan Rasul, diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, antar bangsa, dan sebagainya. (Lihat Q.S Al Hujuraat : 13 dan Al Maa-idah : 2)
  • Bermuamalah dengan hewan, tumbuhan, dan alam semesta. (Lihat Q.S Ibrahim : 19; Ali Imran : 191; Luqman : 20; Al Mu'minuun :71 dan Ar Ruum : 41).

Macam-macam Agama

Pada Dasarnya Agama itu ada dua jenis, yaitu :
  1. Agama Wahyu, yakni ajaran Allah yang disampaikan kepada para Rasul-Ny, yaitu Islam. Agama Wahyu / Samawi (langit), kebalikan atau lawan Agama Budaya. Agama Samawi adalah Agama Wahyu di mana wahyu itu tidak diturunkan secara langsung kepada masyarakat, akan tetapi melalui Rasul atau Utusan Allah. Wahyu-wahyu itu diturunkan melalui makhluk gaib yang disebut Malaikat kepada utusan itu. Penunjukan seorang manusia menjadi utusan oleh Tuhan adalah gaib, karena penyampaian wahyu oleh Malaikat kepada manusia itu bersifat gaib.
  2. Agama Budaya, adalah ajaran yang dihasilkan fikiran dan/atau persamaan manusia secara kumulatif.
Adapun ciri-ciri kedua agama itu adalah :
Ciri-ciri Agama Wahyu (langit) :
  1. Secara pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari masyarakat, melainkan diturunkan kepada masyarakat.
  2. Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya. Utusan itu bukan menciptakan agama, melainkan menyampaikannya.
  3. Memiliki Kitab Suci yang bersih dari campur tangan manusia.
  4. Ajarannya serba tetap, walaupun tafsirannya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan dan kepekaan manusia.
  5. konsep Ketuhanannya adalah : Monotheisme Mutlak (Tauhid).
  6. Kebenarannya adalah universal, yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa dan keadaan.
Ciri-ciri Agama Budaya antara lain :
  1. Tumbuh secara kumulatif dalam masyarakat penganutnya.
  2. Tidak disampaikan oleh utusan Tuhan (Rasul Allah).
  3. Umumnya tidak memiliki kitab suci, kalaupun ada, akan mengalami perubahan-perubahan dalam perjalanan sejarahnya.
  4. Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai dengan perubahan akal pikiran masyarakatnya (penganutnya).
  5. Konsep Ketuhanannya, dinamisme, animisme, politheisme dan paling tinggi adalah monotheisme nisbi.
  6. Kebenaran ajarannya, tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia, masa dan keadaan.