Baca Juga





1. Pamelo (Citrus maxima. Burm) 
          Citrus maxima (Burm.) Merr. Kultivar "Cikoneng" Nama Inggris : Pummelo, shaddock, pomelo Nama Indonesia : Jeruk besar Nama Lokal : jeruk cikoneng (Sunda). Tanaman ini memiliki pohon yang tinggi 5 - 15 m, percabangan rendah dan menyebar, berduri (dari hasil perbanyakan biji) atau tidak berduri (hasil perbanyakan vegetatif). Daun bundar telur sampai jorong, panjang 5 - 20 cm dan lebar 2 - 12 cm, terdapat bercak-bercak kelenjar minyak, pangkal membundar sampai agak menjantung, tepi rata sampai bergerigi, ujung runcing menumpul, tangkai daun bersayap melebar, sayap berbentuk jantung terbalik. Perbungaan aksiler, dengan satu atau beberapa bunga yang mengelompok. Bunga besar, pentamerus, berbulu; daun mahkota putih krem, benang sari 20 - 35. Buah bani, agak bulat, bergaris tengah 10 - 30 cm, kuning kehijauan dengan bercak - bercak kelenjar yang padat, kulit tebal, bagian vesikula merah jingga, rasa manis, berbiji beberapa. Biji besar dan kekuningan. 

          Di Indonesia dikenal ada 2 kultivar Jeruk besar, yaitu Jeruk besar Bali dan Jeruk besar Cikoneng. Tanaman ini tumbuh di daerah dataran rendah tropika, rata-rata suhu bulanan sekitar 25-30°C dan musim kering berakhir untuk 3 - 5 bulan serta curah hujan tahunan 1500-1800 mm. Toleran terhadap berbagai tipe tanah mulai dari tanah pasir kasar sampai tanah liat berat. Tumbuh di dataran rendah sampai pada ketinggian 400 m dpl.



Keterangan :

  1. Batang 
  2. Daun 
  3. Buah
          Klasifikasi Tanaman Pamelo (Citrus maxima) 
  • Kingdom  : Plantae 
  • Divisi        : Spermatophyta 
  • Sub Divisi : Angiospermae 
  • Kelas        : Dicotyledonae 
  • Ordo        : Rutales 
  • Keluarga   : Rutaceae 
  • Genus       : Citrus 
  • Species     : Citrus maxima
A. Pembudidayaan Tanaman Pamelo (Citrus maxima)

           a. Syarat Tumbuh 


        Cara perbanyakan biasanya dengan cara mencangkok sedangkan perbanyakan dari biji jarang dilakukan. Selain itu dapat pula dilakukan dengan cara pertunasan.

1) Iklim 




          
          Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah. Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin. Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan air yang cukup terutama di bulan Juli - Agustus. Temperatur optimal antara 25-30 derajat C namun ada yang masih dapat tumbuh normal pada 38 derajat C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20 derajat C. Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari. Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.
 

2) Media tanam


          Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7- 27%, debu 25-50% dan pasir. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5– 6,5 dengan pH optimum 6. Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%. Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan sekitar 30°.

3) Ketinggian tempat



 

        Tinggi tempat dimana jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah sampai tinggi tergantung pada spesies : a. Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1–900 m dpl. b. Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl. c. Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300–800 m dpl. d. Jenis Siem: 1–700 m dpl. e. Jenis pamelo : 1 – 500 m dpl. f. Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl. g. Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1–700 m dpl. h. Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl. i. Jenis Purut: 1–400 m dpl.

             b. Pembibitan
1) Persyaratan Benih
           

          Bibit jeruk yang biasa ditanam berasal dari perbanyakan vegetatif berupa penyambungan tunas pucuk. Bibit yang baik adalah yang bebas penyakit, mirip dengan induknya (true to type), subur, berdiameter batang 2-3 cm, permukaan batang halus, akar serabut banyak, akar tunggang berukuran sedang dan memiliki sertifikasi penangkaran bibit.

2) Penyiapan Benih  

          Bibit yang biasa digunakan untuk budidaya jeruk didapatkan dengan cara generatif dan vegetatif.

3) Teknik Penyemaian Bibit


           - Cara generative
 

           Biji diambil dari buah dengan cara memeras buah yang telah dipotong. Biji dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya hilang. Areal persemaian memiliki tanah yang subur. Tanah diolah sedalam 30-4- cm dan dibuat petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m2. Biji ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram. Setelah tanam, persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir (1:1:1).

- Cara Vegetatif 



          Metode yang lazim dilakukan adalah penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel. Untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah (onderstam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawah yang biasa digunakan oleh penangkar adalah Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange.

             c. Teknik Penanaman
 

        Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia air untuk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam, perlu dilakukan:
  1. Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan. 
  2. Pengurangan akar. 
  3. Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat.
        Setelah bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk menghindari kebusukan batang. Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat ditanam tanaman sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela diganti oleh rumput/tanaman legum penutup tanah yang sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.

           d. Pemeliharaan Tanaman


1) Penyulaman
     Dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh. 
2) Penyiangan
   Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan juga dilakukan penyiangan. 
3) Pembubunan      
    Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar perakaran yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah mulai terlihat. 
4) Pemangkasan 
     Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yang sakit, kering dan tidak produktif/tidak diinginkan. Dari tunas-tunas awal yang tumbuh biarkan 3 - 4 tunas pada jarak seragam yang kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol. Ranting yang sakit dibakar atau dikubur dalam tanah. 
5) Pemupukan  
      Pemberian jenis pupuk dan dosis (gram/tanaman) setelah penanaman adalah sebagai berikut:
a) 1 bulan : Urea=100; ZA=200; TSP=25; ZK=100; Dolomit=20; P.kandang=20 kg/tan. 

b) 2 bulan : Urea=200; ZA=400; TSP=50; ZK=200; Dolomit=40; P.kandang=40 kg/tan. 
c) 3 bulan : Urea=300; ZA=600; TSP=75; ZK=300; Dolomit=60; P.kandang=60 kg/tan. 
d) 4 bulan : Urea=400; ZA=800; TSP=100; ZK=400; Dolomit=80; P.kandang=80 kg/tan. 
e) 5 bulan : Urea=500; ZA=1000; TSP=125; ZK=500; Dolomit=100; P.kandang=100 kg/tan. 
f) 6 bulan : Urea=600; ZA=1200; TSP=150; ZK=600; Dolomit=120; P.kandang=120 kg/tan. 
g) 7 bulan : Urea=700; ZA=1400; TSP=175; ZK=700; Dolomit=140; P.kandang=140 kg/tan. 
h) 8 bulan : Urea=800; ZA=1600; TSP=200; ZK=800; Dolomit=160; P.kandang=160 kg/tan. 
i) > 8 bulan : Urea >1000; ZA=2000; TSP=200; ZK=800; Dolomit=200; P.kandang=200 kg/tan.
 

6) Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman jangan menggenangi batang akar. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tanaman digemburkan dan ditutup mulsa.
7) Penjarangan Buah 

Pada tahun di mana pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya pohon mampu mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas buah terjaga. Buah yang dibuang meliputi buah yang sakit, yang tidak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama terdapat dan sisakan hanya 2-3 buah.

           e. Panen

Ciri dan umur panen buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur antara 28–36 minggu, tergantung jenis/varietasnya. Cara memanennya yaitu memetik buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas. Perkiraan Produksi rata - rata tiap pohon dapat menghasilkan 300 - 400 buah per tahun, kadang - kadang sampai 500 buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia sekitar 5,1 ton/ha masih di bawah produksi di negara subtropis yang dapat mencapai 40 ton/ha.

           f. Pasca panen 

 
1. Pengumpulan

      Di kebun, buah dikumpulkan di tempat yang teduh dan bersih. Pisahkan buah yang mutunya rendah, memar dan buang buah yang rusak. Sortasi dilakukan berdasarkan diameter dan berat buah yang biasanya terdiri atas 4 kelas. Kelas A adalah buah dengan diameter dan berat terbesar sedangkan kelas D memiliki diameter dan berat terkecil.

2. Penyortiran dan Penggolongan 

      Setelah buah dipetik dan dikumpulkan, selanjutnya buah disortasi/dipisahkan dari buah yang busuk. Kemudian buah jeruk digolongkan sesuai dengan ukuran dan jenisnya.

3. Penyimpanan

         Untuk menyimpan buah jeruk, gunakan tempat yang sehat dan bersih dengan temperatur ruangan 8-10 derajat C.

4. Pengemasan  

        Sebelum pengiriman, buah dikemas di dalam keranjang bambu/kayu tebal yang tidak terlalu berat untuk kebutuhan lokal dan kardus untuk ekspor. Pengepakan jangan terlalu padat agar buah tidak rusak. Buah disusun sedemikian rupa sehingga di antara buah jeruk ada ruang udara bebas tetapi buah tidak dapat bergerak. Wadah untuk mengemas jeruk berkapasitas 50-60 kg.

B. Hama dan Penyakit 

 
      1. Hama
- Kutu loncat ( Diaphorina citri )

         Bagian yang diserang adalah tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala: tunas keriting, tanaman mati. Pengendalian: menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, Selain itu buang bagian yang terserang.

- Kutu daun ( Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii )

          Bagian yang diserang adalah tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa. Pengendalian: menggunakan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion (Gisonthion 50 EC).

- Ulat peliang daun ( Phyllocnistis citrella )

         Bagian yang diserang adalah daun muda. Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian: semprotkan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP).

         2. Penyakit - CVPD

            Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye. Pengendalian: gunakan tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan insektisida untuk vektor dan perhatikan sanitasi kebun yang baik.

C. Kandungan dan Fitofarmaka 


         Mengandung dalam kadar kecil alkaloid‐alkaloid caffein, theobromine, theophylline, paraxanthine. Telah ditemukan 5 senyawa alkaloid dari kelompok acridone yaitu : 5‐hydroxynoracronycine alcohol (4), glycocitrine‐I (1), 5‐OH‐noracronycine (2), citrusinine‐I (3), grandisine‐I (5), natsucitrine‐II (6), dan citracridone‐III (7), Semuanya diisolasi dari kulit kayu (korteks) Citrus maxima (Teng etal., 2005).




 

1. Likopen 
      Likopen merupakan pigmen karotenoid yang membawa warna merah. Pigmen ini termasuk ke dalam golongan senyawa fitokimia yang mudah ditemui pada tomat, jeruk, semangka, dan buah – buahan lain yang berwarna merah. Selain itu, pigmen ini juga terdapat di dalam darah manusia, yaitu 0,5 mol/liter darah. Nama likopen diambil dari spesies tomat yaitu Solanum lycopersicum (Giovannucci, 2005).
      Jeruk Bali yang banyak mengandung likopen adalah yang bulir‐bulir jeruknya berwarna kemerahan. Jenis bulir yang berwarna putih kehijauan kadar likopen relatif kecil. Likopen bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit kanker, terutama kanker prostat. Sebagai anti radikal bebas, likopen dapat masuk ke dalam aliran darah lalu menangkap radikal bebas pada sel‐sel tua dan memperbaiki sel‐sel yang telah mengalami kerusakan.
      Bentuk struktur kimia likopen sangat mendukung potensinya sebagai antioksidan. Bentuk struktur kimia likopen berbeda dengan jenis karoteniod pada umumnya. Secara kimiawi struktur likopen tidak dapat dikonversi menjadi vitamin A dan diketahui lebih efisien dalam menangkap radikal bebas dibandingkan dengan karetonoid lain. Jika bersinergi dengan β‐ karoten (provitamin A) yang banyak terdapat pada jeruk bali, likopen bisa berperan sebagai antioksidan (Surh, 1999). Likopen masuk dalam kelompok terpenoid rantai panjang, mempunyai rumus kimia C40H56 yang terdiri dari banyak ikatan rantai ganda yang saling berkonjugasi. Kandungan likopen pada jeruk bali cukup tinggi, yaitu 350 μg/100 g daging buah (Zechmeister, 2000).
     Likopen juga berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Menurut laporan, daging buah segar maupun jusnya memiliki manfaat yang sama. Temuan‐temuan ini dilaporkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry. Aktivitas antioksidan likopen dua kali lebih kuat dibandingkan β‐karoten dan sepuluh kali lipat lebih kuat dibandingkan vitamin E. Jadi reaksi likopen sebagai antioksidan di dalam tubuh lebih baik daripada vitamin A, C, E, maupun mineral lainnya (Stahl et al., 1992).

      Selain itu, likopen “diduga” bermanfaat untuk meningkatkan kualitas faktor keturunan. Dalam hal ini diyakini dapat meningkatkan jumlah sperma, memperbaiki struktur sperma, dan meningkatkan agresivitasnya. Dengan demikian, likopen otomatis dapat meningkatkan fertilitas seorang pria. Likopen juga dilaporkan dapat mengatasi kanker lambung yang disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori. Kehadiran likopen sangat bermanfaat untuk menghambat oksidasi yang disebabkan oleh bakteri tersebut (Boileau et al., 1999).
        Belakangan ini likopen semakin dikenal memiliki manfaat yang luar biasa bagi kesehatan. Hal tersebut disebabkan kemampuan likopen yang berperan sebagai antioksidan tangguh, sehingga mampu melawan radikal bebas akibat polusi dan radiasi sinar ultraviolet (UV). Likopen juga mempunyai kemampuan untuk mencegah oksidasi LDL (low density lipoprotein = kolestrol jahat). Pengaruh likopen dalam mencegah oksidasi LDL juga lebih baik daripada betakaroten yang terdapat pada bahan pangan yang berwarna jingga.
Menurut penelitian Fuhrman dkk pada (1997), konsumsi likopen sebanyak 3 mikromol/liter dapat mencegah oksidasi LDL hingga 65%, sedangkan beta‐karoten hanya mampu mencegah oksidasi LDL sebanyak 37%. Dengan demikian, konsumsi likopen dapat diandalkan untuk mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah, sehingga mampu mengurangi resiko terjadinya stroke ataupun serangan jantung.

       Kandungan likopen jeruk bali cukup tinggi, yaitu 350 mikrogram per 100 gram daging buah. Sebuah penelitian yang melibatkan 473 pria yang dilakukan di Universitas Yale, AS, menunjukkan fakta bahwa pria yang bebas kanker prostat memiliki lebih banyak kadar likopen di dalam darahnya, dibandingkan dengan mereka yang menderita kanker prostat.
     Penelitian yang sama pernah dilakukan di Universitas Harvard (2002), yang membuktikan bahwa laki‐laki yang mengonsumsi likopen dalam jumlah banyak, memiliki resiko terkena penyakit kanker lebih rendah, khususnya kanker prostat. Mengkonsumsi likopen juga mengurangi resiko berbagai jenis kanker lainnya. Sebuah penelitian diIran menunjukkan konsumsi likopen dapat mengurangi 39% kanker esofagus pada pria. Helzlsouer dkk (1996) melaporkan konsumsi likopen dapat mengurangi 7,4% resiko kanker rahim.
       Likopen juga dilaporkan dapat mengatasi kanker lambung yang disebabkan infeksi bakteri Helicobacter pylori. Kehadiran likopen sangat bermanfaat dalam menghambat oksidasi yang disebabkan bakteri tersebut. Penelitian Atanasova (1997) menunjukkan, likopen dapat menghambat pembentukan Nnitrosamin yang dapat menyebabkan kanker perut. Berdasarkan penelitian Amir dkk tahun 1999, diketahui konsumsi likopen dapat mengurangi resiko terjadinya kanker leukemia (sel darah putih).


      Penelitian Bertram dkk (1991) dan Clinton (1998), menunjukkan kandungan likopen dalam makanan dapat mencegah proses tumorigenesis (pembentukan tumor). Penelitian Wang dkk (1989) juga menunjukkan bahwa likopen menghambat pertumbuhan dan perkembangan kanker otak pada tikus percobaan.

2. Pektin

        Jeruk bali mengandung pektin jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis jeruk lainnya. Satu jus jeruk bali mengandung lebih dari 3,9% pektin. Setiap 15 gram pektin dapat menurunkan 10% tingkat kadar kolesterol dalam darah. Hal ini menunjukkan bahwa jeruk bali dapat menurunkan kholesterol dan menurunkan resiko penyakit jantung (Anonim, 2008).



3. Flavonoid
       Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang terdapat pada teh, buah-buahan, sayuran, anggur, bir dan kecap. Aktivitas antioksidan flavonoid tergantung pada struktur molekulnya terutama gugus prenil (CH3)2C=CHCH2‐.Gugus prenil flavonoid dikembangkan untuk pencegahan atau terapi terhadap penyakit‐penyakit yang diasosiasikan dengan radikal bebas (Birt et al., 2001).



4. Vitamin C atau Asam askorbat 

     Kadar vitamin C pada jeruk bali adalah 43 mg/100 g daging buah. Vitamin C juga merupakan antioksidan yang cukup baik. Di dalam tubuh akan bersinergi dengan vitamin E, dan berperan sebagai antioksidan untuk menangkal serangan radikal bebas. Vitamin C bersama vitamin E mudah dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat. Dengan demikian maka vitamin C juga berperan dalam menghambat reaksi oksidasi yang berlebihan dalam tubuh dengan cara bertindak sebagai antioksidan (Tinkler et al., 1994).




D. Harapan atau Inovasi


       Harapan saya semoga dengan adanya tanaman pamelo ini di samping bisa dikonsumsi sebagai rujak atau dijus mungkin juga bisa dibuat manisan agar lebih banyak diminati masyarakat, paling tidak bisa membuat tertarik masyarakat untuk membeli dan mengkonsumsinya. 

Untuk selengkapnya bias di download disini