Baca Juga
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Buah pisang adalah buah yang mempunyai banyak manfaat, mulai dari daun, pelepah pisang, bunga pisang, umbi batang, dan buahnya dapat di manfaatkan. Namun tak hanya itu saja, kulit buah pisang pun juga dapat untuk dimanfaatkan. Selama ini ketika kita memakan buah pisang, kita hanya memakan buah dalamnya dan langsung membuang kulit pisang begitu saja. Terkadang kita juga membuang kulit pisang disembarang tempat dan hal itu bisa membahayakan orang lain. Ketika mereka menginjak kulit pisang tersebut bisa saja mereka terpeleset lalu jatuh. Dan sebenarnya kulit pisang itu bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar makanan.
Selain buahnya yang mengandung banyak vitamin, kulit pisang pun juga memiliki kandungan gizi yang cukup dan juga serotonin yang sanagat vital untuk menyeimbangkan mood. Hasil penelitian tim Universitas Kedokteran Taichung Chung Shan, Taiwan, memperlihatkan bahwa ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi mengurangi gejala depresi dan menjaga kesehatan retina mata.
Kulit pisang yang sering dianggap tak berharga itu ternyata juga bisa dimanfaatkan untuk menyerap logam berat artinya dapat untuk memurnikan air. Kulit pisang itu tidak perlu dimodifikasi atau ditambahkan bahan – bahan lain hanya cukup dengan mencincangnya kecil – kecil lalu dimasukkan ke dalam air yang tercemar.
Dari manfaat – manfaat kulit buah pisang tadi kulit buah pisang akan dimanfaatkan sebagai bahan dasar makanan. Kita tahu bahwa kerupuk yang sering kita juai terbuat dari bahan yang enak dan lezat, seperti misalnya kerupuk udang, kerupuk ikan, dan jenis kerupuk lainnya, padahal bisa saja kerupuk itu kita buat dari kulit buah pisang.
Berdasarkan pertimbangan diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ pemanfaatan Kulit Buah Pisang ( musa Sp ) Sebagai Bahan Dasar Kerupuk “.
B. PEMBATASAN MASALAH
Penelitian ini agar lebih terarah dalam pembahasannya maka penulis mencoba membatasi masalah pada cara pengolahan kulit buah pisang ( Musa Sp ) sebagai bahan dasar kerupuk beserta manfaatnya.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik buah pisang ( Musa Sp ) ?
2. Apa definisi kerupuk ?
3. Bagaimana pengolahan kulit buah pisang ( Musa Sp ) sebagai bahan dasar kerupuk ?
4. Apa saja manfaat pengolahan kulit pisang ( Musa Sp ) sebagai bahan dasar kerupuk ?
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum penelitian
a. Sebagai persyaratan mengikuti Ujian Nasional SMA Negeri I Slogohimo.
b. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian serupa.
2. Tujuan khusus penelitian :
a. Untuk mengetahui secara detail tentang karakteristik buah pisang.
b. Untuk mengetahui secara jelas mengenai kerupuk.
c. Untuk mengetahui cara pengolahan kulit buah pisang ( Musa Sp )
menjadi kerupuk.
d. Untuk mengetahui manfaat pengolahan kulit buah pisang ( Musa Sp ) sebagai bahan dasar kerupuk.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Teoritis
Untuk menambahkan pengetahuan pembaca tentang kulit buah pisang dan variasi pengolahannya sebagai kerupuk.
2. Praktis
Bisa untuk diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan karya tulis ini adalah :
Judul
Pengesahan
Motto
Persembahan
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pembatasan Masalah
C. Perumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengenalan Buah Pisang
1. Klasifikasi Pisang
a. Uraian bagian – bagian tanaman pisang
b. Syarat – syarat hidup tanaman pisang
c. Perawatan pisang
d. Masa berbunga dan berbuah
e. Faedah tanaman pisang
f. Peranan buah pisang
2. Kandungan gizi kulit pisang
3. Jenis – jenis pisang
4. Cara memilih kulit pisang yang baik
B. Pengenalan Kerupuk
1. Pengertian dan Sejarah
2. Jenis – jenis kerupuk
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Cara Pengolahan Kerupuk Kulit Pisang
1. Bahan
2. Alat
3. Cara Pembuatan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran – saran
DAFTAR PUSTAKA
LAIRAN
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengenalan Pisang
1. Klasifikasi Pisang
a. Uraian bagian – bagian tanaman pisang.
Dalam buku “ Berscocok Tanam Pisang “ Karya Sumanrtono, tanaman pisang memiliki 5 bagian, dimulai dari bawah yaitu :
1. Perakaran pisang
Pohon pisang tidak meunyai akar tunggang. Akarnya berpangkal pada umbi batang yang sebagian besar letaknya dibawah tanah. Akar yang keluar dari umbi bagian saing, tumbuhnya mendatar. Dan yang tumbuh dari bagian bawah umbi, tumbuhnya ke bawah pula.
2. Batang pisang
Yang kita anggap batang pisang sebenarnya adalah batang palsu dan bagian bawahnya merupakan umbi batang. Bagian atas yang merupakan batang, dibentuk oleh pelepah daunnya yang memanjang dan saling menutupi. Dari umbi batang yang tumbuh tunas – tunas yang kemudian menjadi anak pisang yang baru.
3. Bunga pisang
Pada saatnya ke luar dari batang ontongnya masih tertutup, disebut juga jantung
4. Perkembangan buah pisang
Beberapa hari setelah keluar, maka mulai dibentuk sisir bunga pertama, kedua, dan untuk selanjutnya dibentuklah seluruh tandan pisang. Besar atau kecilnya dan panjang atau pendeknya tandan, tergantung pada beberapa faktor, misalnya :
* Subur atau tidaknya teat tumbuh tanaman pisang.
* Iklim saatnya bunga keluar, bila bunga keluar pada saat musim kemarau, jangan diharapkan tandan pisang akan panjang.
Sejak buah pisang mulai tumbuh saai dapat dipungut berlangsung rata – rata 80 saai 110 hari.
5. Daun
Daun pisang mudah sekali sobek – sobek karena angin. Hal ini disebabkan daun pisang tidak meunyai tulang pinggir sebagai daun mangga.
b. Syarat – syarat hidup tanaman pisang
Sebagai yang tertulis dalam buku “Bercocok Tanam Pisang” karya Sumartono halaman 12 – 13, tanaman pisang kebanyakan terdapat di daerah tropis. Untuk meertinggi produksi pisang, perlu dipenuhi syarat – syarat berikut :
A. Iklim
1. Ketinggian daerah untuk buah pisang Ambon, Nangka, Tanduk dan Badak dapat tumbuh di daratan rendah. Saai teat yang ketinggiannya 1.000 meter. Jenis – jenis lain pertumbuhannya lebih memuaskan di daratan rendah. Tanaman pisang dapat tahan kekeringan, karena batangnya banyak mengandung air. Walaupun demikian waktu musim kemarau yang panjang, memerlukan bantuan pengairan juga.
2. Angin yang sangat kuat dapat mengakibatkan daun – daun pada robek. Keadaan tersebut banyak meengaruhi hasil buahnya.
3. Curah hujan. Rumpun pisang akan memberi hasil yang memuaskan hanya pada pertengahan musim hujan saja, tapi tidak sepanjang tahun. Kecuali bila ada pengairan yang teratur.
B. Tanah
1. Tanah untuk tanaman pisang harus lembab, tetapi air tidak boleh menggenang, sebab akar akan busuk kalau terus menerus terendam air. Perlu diusahakan pembuangan air yang berlebihan. Tanah yang mengandung kapur tergolong tanah yang baik untuk pisang.
2. Pengolahan tanah bertujuan menggemburkan tanah dan sekaligur membasmi reruutan. Pekerjaan ini dilakukan dalam bulan Juni hingga September.
3. Perlu dipikirkan penutup tanah di sela – sela ruun – ruun pisang dengan tanaman kacang – kacangan agar tanah bagian atas tidak terbawa air hujan (erosi), menambah zat – zat organis dalam tanah dan menjaga tanah bagian atas tidak menjadi kering karena terik matahari.
C. Perawatan Pisang
Dijelaskan dalam buku “Bercocok Tanam Pisang” karya Sumartono halaman 17 – 18, terdiri dari :
a. Menggemburkan tanah
Mengingat bahwa perakaran tanaman pisang rata – rata dekat permukaan tanah, maka penggemburan tanah jangan terlalu dalam. Bersamaan dilakukan pula membumbun ruun pisang, hingga dicapai pula bertambah baik perakaran dari tunas – tunas.
b. Mengatur banyaknya anak
Pembatasan anak yang berencana, diatur sedemikian rupa, sehingga dapat diharapkan terus – menerus hasil buah pisang yang bermutu. Cara membatasi anak : dari pohon induk dipilih hanya 2 batang anak yang dijadikan penggantinya. Pilihlah anak yang berbentuk tombak dan yang tumbuhnya keluar dari dalam tanah. Selanjutnya pohon pengganti hanya diperbolehkan meunyai 1 batang anak. Dengan cara pembatasan anak tersebut, maka tiap ruun terdiri dari 4 – 5 pohon pisang. Penentuan anak cadangan pengganti induk dilakukan semasa musim hujan.
c. Kebersihan kebun dan ruun khususnya
Setelah buah pisang tandan dipungut, batangnya batangnya harus ditebas hingga umbinya dan dimusnahkan sama sekali. Jangan ditimbun di kebun, agar tidak menjadi sarang uret dan kumbangya. Daun – daun kering perlu dibersihkan pula agar kelihatan rapi.
d. Tanam sela
Karena habitatnya bertajuk melebar, maka tanaman sela sukar dikembangkan, apalagi kalau tanaman pisangnya sudah cukup besar. Dengan demikian sukar untuk dilakukan dalam bentuk “Multiple Cropping” dengan hasil baik.
e. Perabukan
Di Indonesia pada umumnya hingga kini hair tidak pernah difikirkan perabukan tanaman pisang. Tidak demikian halnya di luar negeri. Untuk menjamin kebun pisangnya dapat bertahan bertahun – tahun dan memberikan hasil buah pisang yang memuaskan, pemberian rabuk merupakan syarat mutlak.
Tanaman pisang memerlukan banyak zat kalium untuk pembentukan buah, di saing zat kapur (Ca) dan nitrogen. Rabuk coound yang mengandung NPK untuk tiap ruun 300 gram dan tiap 6 bulan sekali diulang lagi. Lebih dahulu dibuatkan selokan melingkar ruun, dalamnya ± 10cm. Tidak perlu ddalam – dalam mengingat akar pisang dekat permukaan tanah. Setelah diisi dengan rabuk coound tadi, selokannya ditutup kembali. Pupuk kandang atau koos yang telah tua adalah sangat baik. Ini dicaurkan dengan tanah galian.
f. Pengganggu tanaman pisang
Diantaranya adalah :
1. Ulat gulung, yang menggulung daun pisang. Kupu – kupunya berterbangan malam. Serangannya hebat apabila memasuki musim penghujan.
2. Uret. Kumbangnya terdapat terutama di daerah pegunungan. Di daratan rendah sedikit berkurang. Seluruh batang pisang saai umbi, juga anak pisang menjadi sasaran. Untuk membasmi hama ulat gulung bisa menggunakan insectisida seperti, Folidol, Malathion sedangkan membasmi uret dan kumbang menggunakan insectisida seperti aldrin.
D. Masa Berbunga dan Berbuah
Dalam buku “Bercocok Tanam Pisang” halaman 19 – 20 dijelaskan bahwa setelah kira – kira 15 bulan ditanam, pohon mulai berbuah. Keluarlah tongkol yang disebut juga ontong. Pada suatu tangkai yang kuat melekat rangkaian bunga. Tiap rangkai terdiri dari dua baris bunga yang dinamakan sisir. Tiap sisir dilindungi oleh seludang yang besar, berwarna merah tua. Dalam perkembangan selanjutnya seludang – seludang itu jatuh satu semi satu.
Kalau tangkai jantung antara sisir buah terakhir dan sisa tongkol itu sudah sejengkal, petani harus segera memotong tongkolnya. Dan bila buah pisang sudah mulai tua, semua daun – daunnya dibuang pula. Maksudnya agar buah pisang itu berisi betul dengan baik. Bila sudah naak beberapa buah yang menguning tibalah saatnya dipotong tandannya.
F. Faedah tanaman pisang.
1. Daun, daun dari beberapa jenis pisang, terutama dari pisang kelutuk dipakai untuk membungkus makanan. Jenis pisang madagaskar meunyai rangkaian daun yang menyerupai kipas, karenanya dipelihara di halaman rumah sebagai tanaman hias.
2. Pelepah daun, banyak diperlukan untuk membungkus tembakau. Juga menghasilkan bahan tali, misalnya dari pisang laung. Banyak dipakai di warung – warung dan di pasar untuk mengikat barang belanjaan untuk keperluan dapur dan lain – lain yang agak ringan. “Musa tektulis” suatu jenis pisang banyak ditanam di Philipina. Tinggi batang saai 8 meter. Pelepah daunnya menghasilkan serat – serat panjang yang kuat sekali untuk tali tambang. Tali tambang itu tahan sekali kena air laut, oleh karena itu banyak dipakai di kapal laut.
3. Bunga Pisang (ontong / jantung), ontong pisang yang belum membuka juga enak untuk disayur. Terutama yang dari jenis pisang klutuk.
4. Umbi Batang, diluar dugaan umbi batang yang biasa disebut bonggol, ternyata baik sekali untuk pembuatan “cangklong” atau pipa. Bangsa jepang yang mengajarkan proses pembuatan cangklong dari bonggol pisang kelutuk. Yang diperlukan bonggol yang sudah benar – benar tua setelah diambil buahnya.
5. Buah, jenis pisang dapat dibagi dalam 2 golongan. Yaitu buah yang sudah enak dimakan tanpa dimasak seperti pisang emas, pisang ambon, pisang raja dan buah yang enak setelah dimasak terlebih dahulu seperti Pisang Tanduk, Pisang Ou, Pisang Kapas.
F. Peranan Buah Pisang
Berikut fungsi dan khasiat buah pisang bagi tubuh kita :
1. Untuk anak yang sedang mengalami pertumbuhan, dianjurkan memakan pisang setiap hari.
2. Untuk kaum wanita yang sedang diet guna memelihara kondisi tubuh.
3. Olah ragawan, dengan kandungan zat – zat yang mudah dicerna, merupakan sumber energi yang bermafaat.
4. Mudah dikunyah dan dicerna bagi orang lanjut usia.
2. Kandungan gizi kulit pisang
Hasil penelitian Universitas Kedokteran Taichung Chung Shan, Taiwan, meerlihatkan bahwa ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi mengurangi gejala depresi dan menjaga kesehatan retina mata. Selain kaya Vitamin B6, kulit pisang juga ternyata banyak mengandung serotonin yang sangat vital untuk menyeimbangkan mood. Kulit pisang yang sering dianggap barang tak berharga itu juga memeliki kandungan vitamin C, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup.
3. Jenis – jenis pisang
· Pisang Emas
· Pisang Nangka
· Pisang Tanduk
· Pisang Ambon
· Pisang Susu
· Pisang kepok
· Pisang Kapas
· Pisang Raja
4. Cara memilih kulit pisang yang baik
Untuk memilih kulit pisang yang masih bagus, carilah kulit pisang tidak banyak bercak hitamnya dan tidak layu, usahakan yang masih segar dan tidak pucat.
B. Pengenalan Kerupuk
1. Pengertian dan Sejarah
a. Pengertian
Kerupuk atau krupuk adalah makan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicaur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis, dikeringkan dibawah sinar matahari dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak.
Kerupuk bertekstur garing dan sering dijadikan pelengkap untuk berbagai makanan Indonesia seperti nasi goreng dan gado – gado. Kerupuk udang dan kerupuk ikan adalah jenis kerupuk yang paling umum dijuai di Indonesia. Kerupuk berharga murah seperti kerupuk aci atau kerupuk mlarat hanya dibuat dari adonan sagu dicaur garam, bahan pewarna, dan penyedap rasa.
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/kerupuk)
b. Sejarah
Konon sejarah kerupuk diambil dari kisah nyata tentang keluarga miskin yang memiliki banyak anak, sehingga untuk bertahan hidup mereka rela makan nasi dengan lauk sawut (ketela pohon yang diserut atau diparut). Awal pembuatan sawut yaitu pertama – tama ketela pohon diparut kemudian diberi air. Setelah itu, parutan ketela pohon yang tercaur diperas dan diambil sarinya lalu diendapkan, kemudian endapan tersebut dijemur dan jadilah tepung tapioka. Lalu tepung tersebut diolah menjadi krupuk yang disebut kerupuk semiler. (http:wong168.wordpress.com/2011/11/26//sejarah-kerupuk).
2. Jenis – jenis kerupuk
Banyak sekali jenis kerupuk di Indonesia, antara lain :
- Kerupuk udang
- Kerupuk ikan
- Kerupuk aci
- Kelang
- Kerupuk kulit
- Kerupuk mlarat
- Reeyek
- Rambak
- dan lain – lain
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/kerupuk)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Teat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Salaman, Koripan, Slogohimo. Waktu penelitian dari bulan Januari 2012 saai bulan April 2013.
B. Metode Penelitian dan Penguulan Data
Untuk memudahkan karya tulis ini diperlukan data yang akurat, untuk itu penulis menggunakan metode :
1. Metode Pustaka
Penulis mencari informasi dan bahan dokumentasi melalui buku, surat kabar, buku pelajaran, dan melalui situs internet.
2. Metode Eksperimen
Penulis meeroleh data dengan cara penelitian secara langsung
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Cara Pengolahan Kerupuk Kulit Pisang
1. Bahan
a. Kulit Pisang
b. Tepung Tapioka
c. Garam
d. Bawang Putih
e. Air secukupnya
2. Alat
a. Blender
b. Baskom
c. Panci penggorengan
d. Alat penumbuk
e. Minyak goreng
f. Spatula
3. Cara Pembuatan
a. Pertama kulit pisang dibersihkan dengan menggunakan air kapur untuk menghilangkan getah dan noda – noda hitamnya.
b. Setelah itu dibilas dan direbus hingga matang.
c. Setelah matang, kulit pisang dihaluskan dengan menggunakan blender.
d. Caur kulit pisang yang sudah halus dengan air dan tepung tapioka.
e. Buat bumbu pisang yang terdiri dari bawang putih dan garam.
f. Caurkan adonan kulit pisang dan tepung dengan bumbu hingga mengental.
g. Lalu bentuk adonan menjadi bulatan kecil dan cetak menjadi leengan dengan alat penumbuk.
h. Jemur leengan hingga kering.
i. Kerupuk siap untuk digoreng.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian terhadap kulit pisang, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Karakteristik buah pisang dari akar saai ujung dapat kita pelajari.
2. Kerupuk ternyata memiliki banyak jenis dan rasa. Ada yang terbuat dari udang, ikan, dan lain – lain.
3. Pengolahan kulit pisang menjadi kerupuk sangat mudah. Hanya dengan mencampurkan kulit pisang yang sudah halus dengan tepung dan bumbu yang terdiri dari bawang putih dan garam.
4. Kulit pisang dapat dimanfaatkan menjadi makanan yang lezat.
B. Saran – saran
Berdasarkan pembahasan dan bab sebelumnya, penulis menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Masyarakat sebaiknya lebih berinovasi lagi untuk membuat makanan yang lezat dari bahan yang tidak digunakan.
2. Bagi pembaca yang telah mempelajari cara pembuatan kerupuk kulit pisang, sebaiknya mencoba dan lebih memanfaatkan kulit pisang.
DAFTAR PUSTAKA
Sumartono. 1982. Bercocok Tanam Pisang. Jakarta : offset Bumirestu.
Wong168.wordpress.com/sejarah Kerupuk
Wikipedia.com/kerupuk
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Buah pisang adalah buah yang mempunyai banyak manfaat, mulai dari daun, pelepah pisang, bunga pisang, umbi batang, dan buahnya dapat di manfaatkan. Namun tak hanya itu saja, kulit buah pisang pun juga dapat untuk dimanfaatkan. Selama ini ketika kita memakan buah pisang, kita hanya memakan buah dalamnya dan langsung membuang kulit pisang begitu saja. Terkadang kita juga membuang kulit pisang disembarang tempat dan hal itu bisa membahayakan orang lain. Ketika mereka menginjak kulit pisang tersebut bisa saja mereka terpeleset lalu jatuh. Dan sebenarnya kulit pisang itu bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar makanan.
Selain buahnya yang mengandung banyak vitamin, kulit pisang pun juga memiliki kandungan gizi yang cukup dan juga serotonin yang sanagat vital untuk menyeimbangkan mood. Hasil penelitian tim Universitas Kedokteran Taichung Chung Shan, Taiwan, memperlihatkan bahwa ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi mengurangi gejala depresi dan menjaga kesehatan retina mata.
Kulit pisang yang sering dianggap tak berharga itu ternyata juga bisa dimanfaatkan untuk menyerap logam berat artinya dapat untuk memurnikan air. Kulit pisang itu tidak perlu dimodifikasi atau ditambahkan bahan – bahan lain hanya cukup dengan mencincangnya kecil – kecil lalu dimasukkan ke dalam air yang tercemar.
Dari manfaat – manfaat kulit buah pisang tadi kulit buah pisang akan dimanfaatkan sebagai bahan dasar makanan. Kita tahu bahwa kerupuk yang sering kita juai terbuat dari bahan yang enak dan lezat, seperti misalnya kerupuk udang, kerupuk ikan, dan jenis kerupuk lainnya, padahal bisa saja kerupuk itu kita buat dari kulit buah pisang.
Berdasarkan pertimbangan diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ pemanfaatan Kulit Buah Pisang ( musa Sp ) Sebagai Bahan Dasar Kerupuk “.
B. PEMBATASAN MASALAH
Penelitian ini agar lebih terarah dalam pembahasannya maka penulis mencoba membatasi masalah pada cara pengolahan kulit buah pisang ( Musa Sp ) sebagai bahan dasar kerupuk beserta manfaatnya.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik buah pisang ( Musa Sp ) ?
2. Apa definisi kerupuk ?
3. Bagaimana pengolahan kulit buah pisang ( Musa Sp ) sebagai bahan dasar kerupuk ?
4. Apa saja manfaat pengolahan kulit pisang ( Musa Sp ) sebagai bahan dasar kerupuk ?
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum penelitian
a. Sebagai persyaratan mengikuti Ujian Nasional SMA Negeri I Slogohimo.
b. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian serupa.
2. Tujuan khusus penelitian :
a. Untuk mengetahui secara detail tentang karakteristik buah pisang.
b. Untuk mengetahui secara jelas mengenai kerupuk.
c. Untuk mengetahui cara pengolahan kulit buah pisang ( Musa Sp )
menjadi kerupuk.
d. Untuk mengetahui manfaat pengolahan kulit buah pisang ( Musa Sp ) sebagai bahan dasar kerupuk.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Teoritis
Untuk menambahkan pengetahuan pembaca tentang kulit buah pisang dan variasi pengolahannya sebagai kerupuk.
2. Praktis
Bisa untuk diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan karya tulis ini adalah :
Judul
Pengesahan
Motto
Persembahan
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pembatasan Masalah
C. Perumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengenalan Buah Pisang
1. Klasifikasi Pisang
a. Uraian bagian – bagian tanaman pisang
b. Syarat – syarat hidup tanaman pisang
c. Perawatan pisang
d. Masa berbunga dan berbuah
e. Faedah tanaman pisang
f. Peranan buah pisang
2. Kandungan gizi kulit pisang
3. Jenis – jenis pisang
4. Cara memilih kulit pisang yang baik
B. Pengenalan Kerupuk
1. Pengertian dan Sejarah
2. Jenis – jenis kerupuk
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Cara Pengolahan Kerupuk Kulit Pisang
1. Bahan
2. Alat
3. Cara Pembuatan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran – saran
DAFTAR PUSTAKA
LAIRAN
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengenalan Pisang
1. Klasifikasi Pisang
a. Uraian bagian – bagian tanaman pisang.
Dalam buku “ Berscocok Tanam Pisang “ Karya Sumanrtono, tanaman pisang memiliki 5 bagian, dimulai dari bawah yaitu :
1. Perakaran pisang
Pohon pisang tidak meunyai akar tunggang. Akarnya berpangkal pada umbi batang yang sebagian besar letaknya dibawah tanah. Akar yang keluar dari umbi bagian saing, tumbuhnya mendatar. Dan yang tumbuh dari bagian bawah umbi, tumbuhnya ke bawah pula.
2. Batang pisang
Yang kita anggap batang pisang sebenarnya adalah batang palsu dan bagian bawahnya merupakan umbi batang. Bagian atas yang merupakan batang, dibentuk oleh pelepah daunnya yang memanjang dan saling menutupi. Dari umbi batang yang tumbuh tunas – tunas yang kemudian menjadi anak pisang yang baru.
3. Bunga pisang
Pada saatnya ke luar dari batang ontongnya masih tertutup, disebut juga jantung
4. Perkembangan buah pisang
Beberapa hari setelah keluar, maka mulai dibentuk sisir bunga pertama, kedua, dan untuk selanjutnya dibentuklah seluruh tandan pisang. Besar atau kecilnya dan panjang atau pendeknya tandan, tergantung pada beberapa faktor, misalnya :
* Subur atau tidaknya teat tumbuh tanaman pisang.
* Iklim saatnya bunga keluar, bila bunga keluar pada saat musim kemarau, jangan diharapkan tandan pisang akan panjang.
Sejak buah pisang mulai tumbuh saai dapat dipungut berlangsung rata – rata 80 saai 110 hari.
5. Daun
Daun pisang mudah sekali sobek – sobek karena angin. Hal ini disebabkan daun pisang tidak meunyai tulang pinggir sebagai daun mangga.
b. Syarat – syarat hidup tanaman pisang
Sebagai yang tertulis dalam buku “Bercocok Tanam Pisang” karya Sumartono halaman 12 – 13, tanaman pisang kebanyakan terdapat di daerah tropis. Untuk meertinggi produksi pisang, perlu dipenuhi syarat – syarat berikut :
A. Iklim
1. Ketinggian daerah untuk buah pisang Ambon, Nangka, Tanduk dan Badak dapat tumbuh di daratan rendah. Saai teat yang ketinggiannya 1.000 meter. Jenis – jenis lain pertumbuhannya lebih memuaskan di daratan rendah. Tanaman pisang dapat tahan kekeringan, karena batangnya banyak mengandung air. Walaupun demikian waktu musim kemarau yang panjang, memerlukan bantuan pengairan juga.
2. Angin yang sangat kuat dapat mengakibatkan daun – daun pada robek. Keadaan tersebut banyak meengaruhi hasil buahnya.
3. Curah hujan. Rumpun pisang akan memberi hasil yang memuaskan hanya pada pertengahan musim hujan saja, tapi tidak sepanjang tahun. Kecuali bila ada pengairan yang teratur.
B. Tanah
1. Tanah untuk tanaman pisang harus lembab, tetapi air tidak boleh menggenang, sebab akar akan busuk kalau terus menerus terendam air. Perlu diusahakan pembuangan air yang berlebihan. Tanah yang mengandung kapur tergolong tanah yang baik untuk pisang.
2. Pengolahan tanah bertujuan menggemburkan tanah dan sekaligur membasmi reruutan. Pekerjaan ini dilakukan dalam bulan Juni hingga September.
3. Perlu dipikirkan penutup tanah di sela – sela ruun – ruun pisang dengan tanaman kacang – kacangan agar tanah bagian atas tidak terbawa air hujan (erosi), menambah zat – zat organis dalam tanah dan menjaga tanah bagian atas tidak menjadi kering karena terik matahari.
C. Perawatan Pisang
Dijelaskan dalam buku “Bercocok Tanam Pisang” karya Sumartono halaman 17 – 18, terdiri dari :
a. Menggemburkan tanah
Mengingat bahwa perakaran tanaman pisang rata – rata dekat permukaan tanah, maka penggemburan tanah jangan terlalu dalam. Bersamaan dilakukan pula membumbun ruun pisang, hingga dicapai pula bertambah baik perakaran dari tunas – tunas.
b. Mengatur banyaknya anak
Pembatasan anak yang berencana, diatur sedemikian rupa, sehingga dapat diharapkan terus – menerus hasil buah pisang yang bermutu. Cara membatasi anak : dari pohon induk dipilih hanya 2 batang anak yang dijadikan penggantinya. Pilihlah anak yang berbentuk tombak dan yang tumbuhnya keluar dari dalam tanah. Selanjutnya pohon pengganti hanya diperbolehkan meunyai 1 batang anak. Dengan cara pembatasan anak tersebut, maka tiap ruun terdiri dari 4 – 5 pohon pisang. Penentuan anak cadangan pengganti induk dilakukan semasa musim hujan.
c. Kebersihan kebun dan ruun khususnya
Setelah buah pisang tandan dipungut, batangnya batangnya harus ditebas hingga umbinya dan dimusnahkan sama sekali. Jangan ditimbun di kebun, agar tidak menjadi sarang uret dan kumbangya. Daun – daun kering perlu dibersihkan pula agar kelihatan rapi.
d. Tanam sela
Karena habitatnya bertajuk melebar, maka tanaman sela sukar dikembangkan, apalagi kalau tanaman pisangnya sudah cukup besar. Dengan demikian sukar untuk dilakukan dalam bentuk “Multiple Cropping” dengan hasil baik.
e. Perabukan
Di Indonesia pada umumnya hingga kini hair tidak pernah difikirkan perabukan tanaman pisang. Tidak demikian halnya di luar negeri. Untuk menjamin kebun pisangnya dapat bertahan bertahun – tahun dan memberikan hasil buah pisang yang memuaskan, pemberian rabuk merupakan syarat mutlak.
Tanaman pisang memerlukan banyak zat kalium untuk pembentukan buah, di saing zat kapur (Ca) dan nitrogen. Rabuk coound yang mengandung NPK untuk tiap ruun 300 gram dan tiap 6 bulan sekali diulang lagi. Lebih dahulu dibuatkan selokan melingkar ruun, dalamnya ± 10cm. Tidak perlu ddalam – dalam mengingat akar pisang dekat permukaan tanah. Setelah diisi dengan rabuk coound tadi, selokannya ditutup kembali. Pupuk kandang atau koos yang telah tua adalah sangat baik. Ini dicaurkan dengan tanah galian.
f. Pengganggu tanaman pisang
Diantaranya adalah :
1. Ulat gulung, yang menggulung daun pisang. Kupu – kupunya berterbangan malam. Serangannya hebat apabila memasuki musim penghujan.
2. Uret. Kumbangnya terdapat terutama di daerah pegunungan. Di daratan rendah sedikit berkurang. Seluruh batang pisang saai umbi, juga anak pisang menjadi sasaran. Untuk membasmi hama ulat gulung bisa menggunakan insectisida seperti, Folidol, Malathion sedangkan membasmi uret dan kumbang menggunakan insectisida seperti aldrin.
D. Masa Berbunga dan Berbuah
Dalam buku “Bercocok Tanam Pisang” halaman 19 – 20 dijelaskan bahwa setelah kira – kira 15 bulan ditanam, pohon mulai berbuah. Keluarlah tongkol yang disebut juga ontong. Pada suatu tangkai yang kuat melekat rangkaian bunga. Tiap rangkai terdiri dari dua baris bunga yang dinamakan sisir. Tiap sisir dilindungi oleh seludang yang besar, berwarna merah tua. Dalam perkembangan selanjutnya seludang – seludang itu jatuh satu semi satu.
Kalau tangkai jantung antara sisir buah terakhir dan sisa tongkol itu sudah sejengkal, petani harus segera memotong tongkolnya. Dan bila buah pisang sudah mulai tua, semua daun – daunnya dibuang pula. Maksudnya agar buah pisang itu berisi betul dengan baik. Bila sudah naak beberapa buah yang menguning tibalah saatnya dipotong tandannya.
F. Faedah tanaman pisang.
1. Daun, daun dari beberapa jenis pisang, terutama dari pisang kelutuk dipakai untuk membungkus makanan. Jenis pisang madagaskar meunyai rangkaian daun yang menyerupai kipas, karenanya dipelihara di halaman rumah sebagai tanaman hias.
2. Pelepah daun, banyak diperlukan untuk membungkus tembakau. Juga menghasilkan bahan tali, misalnya dari pisang laung. Banyak dipakai di warung – warung dan di pasar untuk mengikat barang belanjaan untuk keperluan dapur dan lain – lain yang agak ringan. “Musa tektulis” suatu jenis pisang banyak ditanam di Philipina. Tinggi batang saai 8 meter. Pelepah daunnya menghasilkan serat – serat panjang yang kuat sekali untuk tali tambang. Tali tambang itu tahan sekali kena air laut, oleh karena itu banyak dipakai di kapal laut.
3. Bunga Pisang (ontong / jantung), ontong pisang yang belum membuka juga enak untuk disayur. Terutama yang dari jenis pisang klutuk.
4. Umbi Batang, diluar dugaan umbi batang yang biasa disebut bonggol, ternyata baik sekali untuk pembuatan “cangklong” atau pipa. Bangsa jepang yang mengajarkan proses pembuatan cangklong dari bonggol pisang kelutuk. Yang diperlukan bonggol yang sudah benar – benar tua setelah diambil buahnya.
5. Buah, jenis pisang dapat dibagi dalam 2 golongan. Yaitu buah yang sudah enak dimakan tanpa dimasak seperti pisang emas, pisang ambon, pisang raja dan buah yang enak setelah dimasak terlebih dahulu seperti Pisang Tanduk, Pisang Ou, Pisang Kapas.
F. Peranan Buah Pisang
Berikut fungsi dan khasiat buah pisang bagi tubuh kita :
1. Untuk anak yang sedang mengalami pertumbuhan, dianjurkan memakan pisang setiap hari.
2. Untuk kaum wanita yang sedang diet guna memelihara kondisi tubuh.
3. Olah ragawan, dengan kandungan zat – zat yang mudah dicerna, merupakan sumber energi yang bermafaat.
4. Mudah dikunyah dan dicerna bagi orang lanjut usia.
2. Kandungan gizi kulit pisang
Hasil penelitian Universitas Kedokteran Taichung Chung Shan, Taiwan, meerlihatkan bahwa ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi mengurangi gejala depresi dan menjaga kesehatan retina mata. Selain kaya Vitamin B6, kulit pisang juga ternyata banyak mengandung serotonin yang sangat vital untuk menyeimbangkan mood. Kulit pisang yang sering dianggap barang tak berharga itu juga memeliki kandungan vitamin C, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup.
3. Jenis – jenis pisang
· Pisang Emas
· Pisang Nangka
· Pisang Tanduk
· Pisang Ambon
· Pisang Susu
· Pisang kepok
· Pisang Kapas
· Pisang Raja
4. Cara memilih kulit pisang yang baik
Untuk memilih kulit pisang yang masih bagus, carilah kulit pisang tidak banyak bercak hitamnya dan tidak layu, usahakan yang masih segar dan tidak pucat.
B. Pengenalan Kerupuk
1. Pengertian dan Sejarah
a. Pengertian
Kerupuk atau krupuk adalah makan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicaur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis, dikeringkan dibawah sinar matahari dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak.
Kerupuk bertekstur garing dan sering dijadikan pelengkap untuk berbagai makanan Indonesia seperti nasi goreng dan gado – gado. Kerupuk udang dan kerupuk ikan adalah jenis kerupuk yang paling umum dijuai di Indonesia. Kerupuk berharga murah seperti kerupuk aci atau kerupuk mlarat hanya dibuat dari adonan sagu dicaur garam, bahan pewarna, dan penyedap rasa.
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/kerupuk)
b. Sejarah
Konon sejarah kerupuk diambil dari kisah nyata tentang keluarga miskin yang memiliki banyak anak, sehingga untuk bertahan hidup mereka rela makan nasi dengan lauk sawut (ketela pohon yang diserut atau diparut). Awal pembuatan sawut yaitu pertama – tama ketela pohon diparut kemudian diberi air. Setelah itu, parutan ketela pohon yang tercaur diperas dan diambil sarinya lalu diendapkan, kemudian endapan tersebut dijemur dan jadilah tepung tapioka. Lalu tepung tersebut diolah menjadi krupuk yang disebut kerupuk semiler. (http:wong168.wordpress.com/2011/11/26//sejarah-kerupuk).
2. Jenis – jenis kerupuk
Banyak sekali jenis kerupuk di Indonesia, antara lain :
- Kerupuk udang
- Kerupuk ikan
- Kerupuk aci
- Kelang
- Kerupuk kulit
- Kerupuk mlarat
- Reeyek
- Rambak
- dan lain – lain
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/kerupuk)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Teat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Salaman, Koripan, Slogohimo. Waktu penelitian dari bulan Januari 2012 saai bulan April 2013.
B. Metode Penelitian dan Penguulan Data
Untuk memudahkan karya tulis ini diperlukan data yang akurat, untuk itu penulis menggunakan metode :
1. Metode Pustaka
Penulis mencari informasi dan bahan dokumentasi melalui buku, surat kabar, buku pelajaran, dan melalui situs internet.
2. Metode Eksperimen
Penulis meeroleh data dengan cara penelitian secara langsung
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Cara Pengolahan Kerupuk Kulit Pisang
1. Bahan
a. Kulit Pisang
b. Tepung Tapioka
c. Garam
d. Bawang Putih
e. Air secukupnya
2. Alat
a. Blender
b. Baskom
c. Panci penggorengan
d. Alat penumbuk
e. Minyak goreng
f. Spatula
3. Cara Pembuatan
a. Pertama kulit pisang dibersihkan dengan menggunakan air kapur untuk menghilangkan getah dan noda – noda hitamnya.
b. Setelah itu dibilas dan direbus hingga matang.
c. Setelah matang, kulit pisang dihaluskan dengan menggunakan blender.
d. Caur kulit pisang yang sudah halus dengan air dan tepung tapioka.
e. Buat bumbu pisang yang terdiri dari bawang putih dan garam.
f. Caurkan adonan kulit pisang dan tepung dengan bumbu hingga mengental.
g. Lalu bentuk adonan menjadi bulatan kecil dan cetak menjadi leengan dengan alat penumbuk.
h. Jemur leengan hingga kering.
i. Kerupuk siap untuk digoreng.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian terhadap kulit pisang, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Karakteristik buah pisang dari akar saai ujung dapat kita pelajari.
2. Kerupuk ternyata memiliki banyak jenis dan rasa. Ada yang terbuat dari udang, ikan, dan lain – lain.
3. Pengolahan kulit pisang menjadi kerupuk sangat mudah. Hanya dengan mencampurkan kulit pisang yang sudah halus dengan tepung dan bumbu yang terdiri dari bawang putih dan garam.
4. Kulit pisang dapat dimanfaatkan menjadi makanan yang lezat.
B. Saran – saran
Berdasarkan pembahasan dan bab sebelumnya, penulis menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Masyarakat sebaiknya lebih berinovasi lagi untuk membuat makanan yang lezat dari bahan yang tidak digunakan.
2. Bagi pembaca yang telah mempelajari cara pembuatan kerupuk kulit pisang, sebaiknya mencoba dan lebih memanfaatkan kulit pisang.
DAFTAR PUSTAKA
Sumartono. 1982. Bercocok Tanam Pisang. Jakarta : offset Bumirestu.
Wong168.wordpress.com/sejarah Kerupuk
Wikipedia.com/kerupuk
LAMPIRAN