Baca Juga

Respon Berbagai Sumber Nitrogen terhadap Pertumbuhan Vegetatif Kacang Gude (Cajanus cajan (L.) Millsp.) 
Konsumsi kedelai di masyarakat saat ini sangat tinggi, hal ini dapat diketahui dari kebutuhan konsumsi kedelai skala nasional yang mencapai 2,6 juta ton per tahun. Fenomena yang terjadi tersebut sangat tidak sebanding dengan jumlah produksi kedelai nasional yang hanya sebesar 800 ribu ton per tahun. Hal tersebut diikuti dengan harga kedelai yang semakin melambung tinggi. Untuk mengatasi lonjakan permintaan kedelai, saat ini pemerintah mengupayakan dengan impor kedelai dari negara lain, seperti : Amerika Serikat, Brazil, Uruguay dan Argentina. Tetapi semua itu juga tergantung dari kondisi cuaca dari negara-negara pemasok kedelai, jika cuaca baik akan memungkinkan penanaman dan pengiriman kedelai berjalan lancar. 

Lahan yang terbatas maupun kondisi tanah yang cukup ekstrim membuat tanaman kedelai sulit tumbuh dengan baik. Hal ini disebabkan oleh perubahan iklim dan bahan-bahan pencemar yang toksik dan dapat merusak tanah pada lahan-lahan pertanian. Sehingga dengan demikian perlu dicari solusi jenis tanaman alternatif selain kedelai yang dapat tumbuh di lahan dengan kondisi tanah yang ekstrim (kering atau semi arid).

Kacang gude (Cajanus cajan) termasuk tanaman semusim dan mempunyai keunggulan dibanding dengan tanaman kacang-kacangan yang lainnya antara lain tahan kekeringan, tahan rebah dan polong tidak mudah pecah, akan tetapi peka terhadap hama khususnya perusak polong (Darmadjati dan Widiowati, 1985; Wallis et al., 1985). Umumnya kacang gude tidak pernah ditanam secara monokultur, pertanaman tidak dilakukan secara intensif, tetapi hanya sebagai tanaman campuran di lahan tegal, pematang sawah atau pekarangan. Kacang gude dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan pola usahatani terpadu karena dapat ditumpangsarikan dengan tanaman lain seperti sorgum, jagung, kacang tanah dan kapas (Bahar, 1981; Litzenberger, 1974).

Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tanah yang kurang subur dan mendapatkan produksi kacang gude yang berkualitas sebagai alternatif penggati kedelai, maka dilakukan pemupukan dengan salah satunya adalah pupuk nitrogen. Jenis-jenis pupuk nitrogen antara lain kompos, urea dan ZA. Nitrogen merupakan hara makro utama yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk ion NO3- atau NH4+ dari tanah. Pemupukan nitrogen akan menaikkan produksi tanaman, kadar protein, dan kadar selulosa. Dengan demikian, akan meningkatkan produktivitas dan kuantitas pakan hijau bagi ternak. (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). 

Pertumbuhan vegetatif sangat mempengaruhi produksi tanaman dan memberikan konstribusi positif terhadap pertumbuhan generatif. Unsur Nitrogen (N) berfungsi memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman (Bahar dan Widiastoety, 1994). Variabel yang diamati untuk pertumbuhan vegetatif meliputi tinggi tanaman, bobot basah akar, bobot kering akar, bobot basah tajuk, dan bobot kering tajuk (Widiatningrum dan Pukan, 2010).

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan meneliti pengaruh pemupukan berbagai sumber nitrogen terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kacang gude (Cajanus cajan (L.) Millsp.). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar pengaruh berbagai sumber nitrogen pada pertumbuhan vegetatif kacang gude (Cajanus cajan) dan sumber nitrogen mana yang memberikan hasil yang tinggi terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kacang gude (Cajanus cajan).

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium buatan yang beralamat di Jalan Elang Raya Kav 1 Eagle Residence Semarang pada bulan Februari sampai April 2013.

Alat dan Bahan 
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : pH meter, kertas indikator pH, soil tester, termometer kimia, Higrometer Termometer Dry and Wet, pot plastik + tray, sekop / cangkul, bambu, pisau, terpal, gunting, karung beras, karung goni, kertas label, kertas koran, kawat, tang, timbangan kiloan dan digital, termos, kantong plastik klep kecil, blender. 

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : benih kacang gude, sumber pupuk Nitrogen, yaitu : pupuk urea, kompos dan amonium sulfat (Za), kapur, pasir, tanah merah. 

Rancangan Penelitian
Penelitian ini hanya melibatkan satu faktor yang berbeda yaitu pada sumber nitrogen yang berbeda jenis, maka penelitian ini disebut percobaan faktor tunggal. Untuk rancangan percobaannya digunakan rancangan acak lengkap (RAL), dimana perlakuan diatur dengan pengacakan secara lengkap sehingga setiap satuan percobaan memiliki peluang yang sama untuk mendapat setiap perlakuan (Gomez dan Gomez, 1995).

Dalam percobaan ini terdapat empat perlakuan dan lima pengulangan, perlakuan yang diberikan adalah:

Pengacakan dan penataan pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengundi dimana mula mula menentukan banyaknya petak percobaan (n) dengan cara jumlah perlakuan (t) di kali jumlah ulangan (r) atau u = (t).(r) dengan empat perlakuan dan lima pengulangan maka banyaknya petak percobaan ada dua puluh buah. Sehingga menghasilkan pengacakan sebagai berikut: 

Gambar Denah Percobaan

Keterangan : 
Huruf kapital : menunjukan perlakuan ke-
Angka : menunjukan ulangan ke-

Parameter Penelitian
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah : produksi bahan kering, kadar protein kasar, kadar klorofil hijauan, kadar serat kasar, aktivitas enzim nitrat reduktase. 

Analisis Data
Data-data yang didapatkan kemudian dianalisis dengan analisis sidik ragam (analisis varians), jika terjadi perbedaan yang nyata kemudian dilanjutkan dengan uji jarak ganda duncan (Gomez dan Gomez, 1995).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian mengenai pengaruh pemupukan berbagai sumber nitrogen terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kacang gude (Cajanus cajan (L.) Millsp.) dapat diterangkan sebagai berikut :

Produksi Bahan Kering
Hasil penelitian terhadap produksi bahan kering hijauan kacang gude dapat dilihiat pada Tabel  dibawah ini :

Tabel Rataan produksi bahan kering hijauan kacang gude (gr/tanaman)

Sedangkan hasil analisis sidik ragam (RKLT) adalah sebagai berikut :

Tabel Analisis sidik ragam produksi bahan kering hijauan kacang gude

tn = tidak berbeda nyata (tidak signifikan) pada taraf 5% 

Dari Tabel diatas didapatkan F hitung < F tabel artinya Ho yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh pemupukan berbagai sumber nitrogen terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kacang gude (Cajanus cajan (L.) Millsp.) diterima sedangkan Ha yang menyatakan bahwa ada pengaruh pemupukan berbagai sumber nitrogen terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kacang gude (Cajanus cajan (L.) Millsp.) ditolak. 

Produksi bahan kering pada masing-masing perlakuan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata, hal ini diduga karena pada semua perlakuan faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis dalam pembentukan jaringan tanaman terpenuhi. Seperti yang diungkapkan Sanchez (1993) bahwa faktor yang mempengaruhi bahan kering seperti kekurangan unsur hara, pencahayaan matahari, penyakit aakan mempengaruhi penggunaan nitrogen bagi tanaman.

Tanaman yang tumbuh memerlukan unsur N dalam membentuk sel-sel baru. Fotosintesis menghasilkan karbohidrat dari CO2 dan H2O, namun proses tersebut tidak dapat berlangsung untuk menghasilkan protein, asam nukleat dan sebagainya bila unsur N tidak tersedia. Bilamana terjadi kekurangan N yang hebat maka akan menghentikan proses pertumbuhan dan reproduksi. Nitrogen merupakan penyusun jaringan tanaman, dimana dalam pengukuran akan nampak sebagai berat kering tanaman. Hal ini sesuai pendapat Rosmarkam dan Yuwono (2002) yang menyatakan nitrogen merupakan hara makro utama yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman.

Produksi bahan kering tanaman merupakan resultanse dari tiga proses, yaitu penumpukan asimilat melalui fotosintesis, penurunan asimilat akibat respirasi dan akumulasi ke bagian jaringan yang menampung atau menerima asimilat. Pada prinsipnya apabila laju fotosintesis besar, kegiatan kecil dan translokasi asimilat lancar ke bagian generatif, maka produksi akan meningkat (Jumin, 1992). 

Kadar Protein Kasar
Hasil penelitian terhadap kadar protein kasar hijauan kacang gude dapat dilihat pada Tabel  dibawah ini :

Tabel Rataan kadar protein kasar hijauan kacang gude (%)


Hasil analisis sidik ragam (RKLT) dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini :

Tabel Analisis sidik ragam kadar protein kasar hijauan kacang gude

* = berbeda nyata (signifikan) pada taraf 5% 

Dari Tabel diatas diketahui bahwa F hitung > F tabel. Sehingga Ho yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh pemupukan berbagai sumber nitrogen terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kacang gude (Cajanus cajan (L.) Millsp.) ditolak sedangkan Ha yang menyatakan bahwa ada pengaruh pemupukan berbagai sumber nitrogen terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kacang gude (Cajanus cajan (L.) Millsp.) diterima.

Dari hasil analisis ragam pada Tabel 3 didapatkan hasil kadar protein kasar tertinggi pada perlakuan P4 (16,25 %) dan terendah pada perlakuan P3 (12,68 %), sedangkan perlakuan P4 tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1 maupun P2 (16,25 vs 15,18 vs 14,18). 

Unsur nitrogen merupakan unsur esensial yang diperlukan oleh tumbuhan untuk membentuk asam amino sebagai penyusun protein. Unsur nitrogen di alam cukup kaya, yakni dalam bentuk gas nitrogen (N2). Namun demikian, tumbuhan tidak dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk tersebut. Tumbuhan dapat menyerap nitrogen dalam bentuk NH4+ (ammonium) dan NO3- (nitrat), kedua unsur itu merupakan unsur N yang tersedia bagi tumbuhan (Campbell, 2003).

Perlakuan pemupukan sumber nitrogen yang berbeda terhadap kadar protein kasar nampak tertinggi pada perlakuan pemupukan menggunakan pupuk ZA. Perlu diketahui bahwa pupuk ZA (NH4)2SO4 melepas nitrogen dalam bentuk yang tersedia bagi tanaman NH4+ (ammonium), selain itu dalam jumlah bobot yang sama dibandingkan dengan pupuk kompos dan urea pupuk ZA memberikan itrogen dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini sesuai pendapat Harjadi (1996) yang menyatakan bahwa Ion nitrat (NO3-) dan ammonium (NH4+) merupakan bentuk utama dari N yang diserap tanaman. Ditambahkan oleh Slamet et al. (2009) apabila unsur nitrogen tersedia lebih banyak dari unsur yang lainnya maka akan dihasilkan protein lebih banyak, pembentukan protein terkait dengan ketersediaan unsur hara dalam media tanam yang dapat termanfaatkan oleh tanaman. 

Kadar Klorofil 
Hasil penelitian terhadap kadar klorofil hijauan kacang gude dapat dilihiat pada Tabel 5 dibawah ini :

Tabel Rataan kadar klorofil hijauan kacang gude (mg/g)

Hasil analisis sidik ragam (RKLT) dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini :

Tabel Analisis sidik ragam kadar klorofil hijauan kacang gude

tn = tidak berbeda nyata (tidak signifikan) pada taraf 5% 

Dari Tabel diatas diketahui bahwa F hitung < F tabel. Sehingga Ho yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh pemupukan berbagai sumber nitrogen terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kacang gude (Cajanus cajan (L.) Millsp.) diterima sedangkan Ha yang menyatakan bahwa ada pengaruh pemupukan berbagai sumber nitrogen terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kacang gude (Cajanus cajan (L.) Millsp.) ditolak. 

Klorofil adalah pigmen hijau yang terdapat pada semua tumbuhan tingkat tinggi diatas alga. Terdapat dua macam klorofil yaitu klorofil a dan klorofil b, perbandingan keduanya biasanya sekitar 3:1. Klorofil adalah salah satu sistem cincin porfirin, yang dalam tumbuhan berfungsi sebagai gugus prostetik enzim. Porfirin alam tampak semuanya mengandung logram yang terikat pada pusat molekul, pigmen klorofil mengandung magnesium. Bentuk fungsional klorofil dalam tumbuhan terikat pada protein, berupa senyawa kompleks klorofil-protein yang terdapat dalam daun (Robinson, 1995). Klorofil disintesis dalam tumbuhan, dengan menggunakan energi dari ATP, merupakan derivat dari senyawa-senyawa organik asam amino dan asam yang larut dalam air, sehingga defisien salah satu dari keduanya (selain faktor suhu dan pH) akan berakibat terhambatnya sintesis klorofil (Suseno, 1974; Robinson, 1995).

Perlakuan pemberian sumber nitrogen yang berbeda pada pertanaman kacang gude tidak memberikan pengaruh perlakuan terhadap kadar klorofil hijauan kacang gude, hal ini disebabkan karena kadar klorofil ditentukan oleh faktor lingkungan dan faktor genetis. Faktor genetis yang nampak menunjukkan tidak terdapat perbedaan pada masing-masing perlakuan, hal ini dikarenakan tanaman yang digunakan merupakan tanaman yang berasal dari satu spesies, sehingga faktor lingkungan yang akan menentukan perbedaan kadar klorofil. Akan tetapi faktor lingkungan dalam hal ini kecukupan hara pada masing-masing perlakuan sudah tercukupi sehingga menampakkan hasil yang tidak berbeda pada masing-masing perlakuan. Hal ini sejalan dengan pendapat Kristanto et al. (2009) menyatakan bahwa Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil adalah faktor genetik, cahaya, oksigen, karbohidrat, air, unsur hara seperti Fe, Mg dan N. 

Kadar Serat Kasar
Hasil penelitian terhadap kadar serat kasar hijauan kacang gude dapat dilihiat pada Tabel 7 dibawah ini :

Tabel  Rataan kadar serat kasar hijauan kacang gude (%)

Hasil analisis sidik ragam (RKLT) dapat dilihat pada Tabel 18 di bawah ini :

Tabel Analisis sidik ragam kadar serat kasar hijauan kacang gude


* = berbeda nyata (signifikan) pada taraf 5% 

Dari Tabel diatas diketahui bahwa F hitung > F tabel. Sehingga Ho yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh pemupukan berbagai sumber nitrogen terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kacang gude (Cajanus cajan (L.) Millsp.) ditolak sedangkan Ha yang menyatakan bahwa ada pengaruh pemupukan berbagai sumber nitrogen terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kacang gude (Cajanus cajan (L.) Millsp.) diterima.

Dari hasil analisis ragam pada Tabel 7 didapatkan hasil kadar serat kasar tertinggi pada perlakuan P2 (57,87 %) dan terendah pada perlakuan P4 (38,95 %), sedangkan perlakuan P2 tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1 (57,87 vs 52,61 %), namun berbeda dengan perlakuan P3 dan P4 (57,87 vs 43,60 vs 38,95 %). 

Tingginya kandungan serat kasar pada hijauan kacang gude perlakuan P2 diikuti P1 dimungkinkan tanaman pada kedua perlakuan tersebut mengalami cekaman, karena pada kedua perlakuan tersebut kandungan unsur hara utamanya nitrogen yang tersedia bagi tanaman rendah. Serat kasar dalam tumbuhan terbentuk karena proses lignifikasi jaringan tumbuhan. Proses lignifikasi terjadi seiring dengan proses pertambahan umur, selain itu proses lignifikasi juga dapat terjadi sebagai respon tumbuhan terhadap lingkungan sekitar yang tidak menguntungkan/mencekam. Dalam kondisi tercekam pada umumnya proses penuaan tumbuhan datang lebih awal dari biasanya (Robinson, 1995; Sitompul dan Guritno, 1995).

Perlakuan P3 maupun P4 memiliki kandungan serat kasar yang rendah dimungkinkan karena unsur hara utamanya nitrogen tersedia cukup bagi tanaman, hal ini seperti diungkapkan oleh Salisbury dan Ross (1995) yang menyatakan pemberian nitrogen yang berlebihan akan mengakibatkan pertumbuhan vegetatif yang sangat pesat, warna daun menjadi hijau tua, dan tanaman menjadi lebih sukulen.

Aktivitas Nitrat Reduktase
Hasil penelitian terhadap aktivitas enzim nitrat reduktase hijauan kacang gude dapat dilihiat pada Tabel  dibawah ini :

Tabel Rataan aktivitas nitrat reduktase hijauan kacang gude (µ mol NO2/g/jam)

Hasil analisis sidik ragam (RKLT) dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini :

Tabel Analisis sidik ragam aktivitas nitrat reduktase hijauan kacang gude

tn = tidak berbeda nyata (signifikan) pada taraf 5% 

Dari Tabel diatas diketahui bahwa F hitung < F tabel. Sehingga Ho yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh pemupukan berbagai sumber nitrogen terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kacang gude (Cajanus cajan (L.) Millsp.) diterima sedangkan Ha yang menyatakan bahwa ada pengaruh pemupukan berbagai sumber nitrogen terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kacang gude (Cajanus cajan (L.) Millsp.) ditolak.

Nitrat Reduktase pada tumbuhan berupa senyawa NAD (nicotinamide adenine dinucleotide) dan NADP (nicotinamide adenine dinucleotide phosphate). Dalam bentuk tereduksi senyawa ini menjadi NADH2 dan NADPH2 (Robinson, 1995) Aktivitas nitrat reduktase (ANR) merupakan aktivitas enzim nitrat reduktase yang mengubah nitrat menjadi nitrit (Salisbury dan Ross, 1995). 

Proses reduksi nitrat adalah suatu reaksi endothermik, proses reduksi ini tergantung pada adanya sumber energi. Terdapat dua kemungkinan sumber energi, yang keduanya mempunyai peran , tergantung pada bagian tumbuhan. NADH2 atau NADPH2 molekul hidrogennya berasal dari proses fotolisa penguraian air, kemungkinan lain NADH2 atau NADPH2 berasal dari hasil reduksi tahap-tahap proses respirasi (Suseno, 1974). 

Hasil penelitian menunjukan pada masing-masing perlakuan tidak berbeda terhadap aktivitas nitrat reduktase, hal ini disebabkan sebagian besar tumbuhan tingkat tinggi mampu mereduksi nitrat sampai tahap amonia. Enzim yang terlibat dalam proses ini pada beberapa tumbuhan adalah molibdenum flavoprotein yang mudah larut dan donor elektronnya NADH (Robinson, 1995).

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan landasan teori dan didukung analisa serta mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab-bab di depan, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut : pemupukan berbagai sumber nitrogen, tidak mempengaruhi produksi bahan kering, kadar klorofil, dan aktifitas nitrat reduktase kacang gude (Cajanus cajan (L.) Millsp.) dan kadar protein kasar dan kadar serat kasar kacang gude (Cajanus cajan (L.) Millsp.) dipengaruhi oleh pupuk yang mengandung sumber nitrogen. 

Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang pertumbuhan vegetatif Cajanus cajan (L.) Millsp dengan pemupukan yang mengandung unsur selain nitrogen.

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh berbagai sumber nitrogen pada pertumbuhan vegetatif tanaman kacang gude (Cajanus cajan) dan mengetahui sumber nitrogen yang mana yang memberikan hasil yang tinggi terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kacang gude. . Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 5 ulangan. 

Perlakuan yang digunakan adalah : 1) campuran antara tanah merah, pasir, dan kacang gude, 2) campuran tanah merah, pasir, kacang gude, dan kompos hijauan, 3) campuran tanah merah, pasir, kacang gude, dan urea, 4) campuran tanah merah pasir, kacang gude, dan Za. Peubah yang diamati adalah produksi bahan kering, kadar protein kasar, kadar klorofil hijauan, kadar serat kasar, dan akitifitas enzim nitrat reduktase. Pengambilan data dan sampel dilakukan setelah tanaman berumur 2 bulan. Hasil penelitian menunjukkan pemupukan berbagai sumber nitrogen, tidak mempengaruhi produksi bahan kering, kadar klorofil, dan aktifitas nitrat reduktase kacang gude. Kadar protein kasar dan kadar serat kasar kacang gude dipengaruhi oleh pupuk yang mengandung sumber nitrogen. 
Kata Kunci : Nitrogen, Cajanus cajan, Pertumbuhan vegetatif

ABSTRACT
The aims of this research is to determine how much influence various nitrogen sources on the vegetative growth of Pigeon pea (Cajanus cajan) and identified the source of nitrogen which gives a high yield of the vegetative growth of Pigeon pea. This study uses a completely randomized design consisting of 4 treatments with 5 replicates.

The treatments were : 1) a mixture of red soil, sand, and Pigeon pea, 2) a mixture of red soil, sand, Pigeonpea, and compost, 3) a mixture of red soil, sand, Pigeon pea, and urea, 4) mixed red soil sand, Pigeon pea, and Za. Variables measured were dry matter production, crude protein content, chlorophyll content, crude fiber content, and enzyme activity nitrate reductase. Sample of the data and the plant was carried out after 2 months. The results show the various sources of nitrogen fertilization, did not affect dry matter production, chlorophyll content and nitrate reductase activity of Pigeon pea. Levels of crude protein and crude fiber content of Pigeonpea influenced by the source of nitrogen-containing fertilizers.
Keywords : Nitrogen, Cajanus cajan, vegetative growth

DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia, Jakarta.

Anif S, Rahayu T, Faatih M. 2007. Pemanfaatan Limbah Tomat sebagai Pengganti EM 4 pada Proses Pengomposan Sampah Organik. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi 8 (2) : 119-143.

Bahar FA, Widiastoety D. 1994. Pengaruh Hidrasi terhadap Pertumbuhan Vegetatif pada Tanaman Anggrek Aranda berthabraga. Jurnal Hortikultura 4 (1) : 19-23.

Bahar FA. 1981. Culture Practice for Pigeon Pea (Cayanus cajan L) as Forage Green Manure and Grain Crops Desert. Ph D. University Florida.

Bakhashwain, A.A. 2010. Fodder yield and quality of rhodes grass-alfalfa mixtures as affected by showing rates in makkah region. J. Met, Env and Arid Land Agric Sci. 21 (1): 19-33.

Campbell, Neil. A., Reece, Jane. B., Mithchel, Lawrence. 2004. Biologi Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

Damardjati AS, Widowati S. 1985. Prospek Pengembangan Kacang Gude di Indonesia. Journal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4 (3) : 53-59.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1991. Kesuburan Tanah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Harjadi, S. S. 1996. Pengantar Agronomi. Cetakan ke-12. Gramedia. Jakarta. hal 195.

Kristanto, B.A., R. Kurniantono, D.W. Widjajanto. 2009. Karakteristik Fotosintesis rumput gajah (Pennisetum purpureum) dengan aplikasi pupuk organik guano. Prosiding Seminar Nasional Kebangkitan Peternakan. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. Hal: 310-317. 

Lizenberg SC. 1974. Pigeon Pea (Cajanus cajan) Guide for Crops in The Tropics and Subtropics Washington. P 146-153.

Maesen VD, Somaatmadja. 1993. Proses Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 1 Kacang-Kacangan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Neliyati. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat pada Beberapa Dosis Kompos Sampah Kota. Jurnal Agronomi 10 (2) : 93-97.

Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Terjemahan Kosasih Padmawinata. Penerbit ITB, Bandung.

Rosmarkam dan Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta : Kanisius.

Salisbury dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3 Perkembangan Tumbuhan dan Fisiologi Lingkungan. Penerjemah Diah R. Lukman dan Sumaryono, Penerbit ITB, Bandung.

Sanchez, P.A. 1993. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. ITB Press, Bandung.

Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM Press, Yogyakarta. 

Slamet, W., F. Kusmiyati, ED. Purbayanti dan Surahmanto. 2009. Produksi dan kualitas hijauan alfalfa (Medicago sativa) pemotongan pertama pada media tanam yang berbeda dengan penggunaan inokulan. Prosiding Seminar Nasional kebangkitan Peternakan. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. Hal: 295-301.

Sulistyorini L. 2005. Pengelolaan Sampah dengan Cara Menjadikannya Kompos. Jurnal Kesehatan Lingkungan 2 (1) : 77-84.

Surtinah. Hubungan Pemangkasan Organ Bagian Atas Tanaman Jagung (Zea mays) dan Dosis Urea terhadap Pengisian Biji. Jurnal Ilmiah Pertanian 1 (2) : 27-31.

Suseno, H., S. Harran dan W. Prawiranata. 1974. Fisiologi Tumbuhan, Metabolisme Dasar dan Beberapa Aspeknya. Biro Penataran Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan ke-5. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Widiatningrum T, Pukan KK. 2010. Pertumbuhan dan Produksi Kubis Bunga (Brassica oleracea var botrytis) dengan Sistem Pertanian Organik di Dataran Rendah. Biosaintifika 2 (2) : 115-121.