Baca Juga
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi pertanian sering dipahami sebagai penggunaan mesin-mesin pertanian lapang (mechanization) pada proses produksi pertanian, bahkan sering dipandang sebagai traktorisasi. Pemahaman seperti itu dapat dimaklumi karena introduksi teknologi di bidang pertanian ketika itu diawali dengan gerakan mekanisasi pertanian untuk memacu produksi pangan terutama dengan penerapan traktor seperti percobaan mekanisasi pertanian di Sekon Timor-Timur tahun 1946, pool-pool traktor pada tahun 1958, perusahaan bahan makanan dan pembukaan lahan tahun 1958, serta PN. Mekatani (Mekanisasi Pertanian) tahun 1962.
Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang. Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian. Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi hanya teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi robotik. Jenis teknologi tersebut digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Dalam kegiatan praktek lapang yang dilakukan di Desa Sidera memiliki beberapa poin tujuan dan kegunaan yaitu sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa FAKULTAS PERTANIAN UNISA PALU, mampu melakukakan pengamatan secara langsung dalam mengaplikasikan materi perkuliahan khusus di bidang mata kuliah Mekanisasi Pertanian, serta melakukan identifikasi alat-alat Mekanisasi Pertanian tang ada di Desa Sidera.
Adapun kegunaan dari praktek lapang yang dilakukan di Desa Sidera yaitu :
1. Dapat mengetahui mengatahui alat-alat mekanisasi Pertanian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pemuliaan Tanaman
Pemuliaan tanaman adalah kegiatan mengubah susunan genetik individu maupun populasi tanaman untuk suatu tujuan. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian; pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan. Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu genetik sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat.
Pengetahuan mengenai perilaku biologi tanaman dan pengalaman dalam budidaya tanaman merupakan hal yang paling menentukan keberhasilan usaha pemuliaan, sehingga buku-buku teks seringkali menyebut pemuliaan tanaman sebagai seni dan ilmu memperbaiki keturunan tanaman demi kemaslahatan manusia. Di perguruan tinggi, pemuliaan tanaman biasa dianggap sebagai cabang agronomi (ilmu produksi tanaman) atau genetika terapan, karena sifat multidisiplinernya.
2.2 Metodologi
1. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktek lapang dilaksanakan selama 2 hari (Tanggal 04 – 05 Februari 2012) bertempat di Desa Sidera, Kec. Biromaru, Kab. Sigi.
2. Metode Praktek
Praktek lapang dilakukan dengan cara wawancara langsung terhadap responden yaitu Tanya jawab serta pengamatan langsung dilapangan terhadap varietas-varietas tanaman.
BAB III
PEMBAHSAN
3.1 Gambaran Umum Lokasi Praktek
Desa Sidera merupakan salah satu Desa di wilayah Kecamatan Biromaru, Kab. Sigi Provinsi Sulawesi Tengah.
3.2 Keadaan Penduduk
Penduduk Desa Sidera di huni oleh penduduk asli kaili dan sebagaiannya adalah pendatang dari jawa, . Adapun agama yang dianutmayoritas penduduk di Desa Sidera adalah Agama Islam. Kemudian mata pencaharian mereka sebagian besar adalah petani.
3.3 Keadaan Petani
Dari hasil praktek lapang, di Desa Sidera, Kec. Biromaru , Kab.sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah uraian data yang diperoleh dari hasil praktek lapang di Desa Sidera. Kami mewancarai para petani yang tinggal di desa tersebut, identifikasi tanaman yang ada di pekarangan dan di kebun belakang rumah mereka.
A. Bapak Sarisah (29 Thn)
Menurutnya, bahwa keadaan usaha pertanian didaerahnya memiliki banyak potensi, terutama pada komoditi tanaman bayam , Bapak ini menanam bayam varietas jenis bayam cabut atau bayam putih, dengan cirri morfologinya ialah Ciri - ciri bayam cabut adalah memiliki batang berwarna kemerah-merahan atau hijau keputih - putihan, dan memilki bunga yang keluar dari ketiak cabang. Bayam cabut yang batangnya merah disebut bayam merah, sedangkan yang batangnya putih disebut bayam putih. Asal benih bapak membelinya di tokoh, dan untuk penanaman selanjutnya bapak hanya memakai panen dadri budidayanya sendiri, alas an bapak ini menanam varietas ini ialah tanaman ini sangay banyak menagndung gizi dan di gemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Dan tanaman ini mengandung manfaat obat tradisional.dan merawat tanaman in juga tidak begitu rumit.
B. Bapak Endoyosi ( 37 Thn )
Bapa ini adalah petani tomat di Desa Sidera , dengan jenis varietas tomat kada, dengan cirri morfologinya ialah sebagai tanaman buah di ladang, pekarangan. Tanaman ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang gembur dan subur. bercabang banyak, berambut, dan berbau kuat. Batang bulat, menebal pada buku-bukunya, Daun majemuk menyirip, letak berseling, bentuknya bulat telur sampai memanjang, ujung runcing (acutus), buah berdaging, kulitnya tipis licin mengkilap, beragam dalam bentuk maupun ukurannya, warnanya kuning atau merah. Bijinya banyak, pipih, warnanya kuning kecokelatan.
Asal benih bapak membelinya di tokoh yang bermerk dagang, namun setelah melakukan budidaya tanaman dengan cara seleksi biji benih dengan cara merendam dalam air, ternyata banyak yang tidak bisah dipakai , sehiingga untuk budidaya selanjutnya bapak endoyosi meminta bibit hasil panen tetangganya. Bapak endo percaya karena ia telah melihat hasil yang di dapat oleh tetangganya itu.
Alasan pak endi membudidayakan tanaman ini ialah di liat dari hasil produksi menguntungkan walaulun hanya sedikit, dan buah tomat dapat di buat saus, jus, di buat sambal goreng dan tanaman laris di pasaran, dengan penjualan secara eceran sangat di buru ibu-ibu.
C. Bapak Siyamto (32 Thn)
Bapak ini membudidayakan tanaman jagung dengan varietas jenis jagung manis, cirri morfologinya Jagung adalah tanaman semusim yang mengambil masa lebih kurang 3 bulan untuk matang. Akar berabut. Akar sokong pada pangkal batang menolong menyokong pokok. Batang runggal, berbentuk silinder, panjang dan ditutupi dengan upih daun dan mempunyai buku yang lebih rapat dekat pada pangkal. Daun tirus dan panjang dengan urat yang selari. Rambut jagung (jambak bunga jantan) yang terdapat di hujung batang pokok menghasilkan biji-biji debunga sebelum bunga betina matang . Tongkol yang terdapat di ketiak daun pokok matang mengandungi biji benih jagung . Jambak bunga betina (stil) yang panjang dan berupa sutera terdapat di tongkol muda dan menerima cepu debunga jantan. Pendebungaan adalah dibantu oleh angin.
Asal benih pak siyamto membeli pada pengkar benih, yang setiap kali budidaya. Alas an pak siyamto menanam buah jagung manis, di pasaran sangat menguntungkan, lagi pula untuk masyarakat banyak membeli jagung ini di jadikan perkedel. Jagung bakar, sayuran, bubur. Dan dalam perawatan tidak terlalu rumit
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan penelitian yang dilakukan didesa Sidera tersebut di atas dapat penyusun simpulkan bahwa banyak petani melakukan budidaya tanaman semusim, yang berarti bahwa para petani kebanykan datang dari luar daerah (jawa), dan para petani tidak begitu membutuhkan bibit unggul dari penangkar benih, dan mereka selalu menjadikan tanaman ini sebagai persaingan ekonomi masyarakat , dengan harga terjangkau dan di minati.
4.2 Saran
Ada beberapa saran yang dapat penulis tuliskan dengan hasil praktek lapang yang kami laksanakan di Desa Sidera antara lain sebagai berikut :
1. Saran dari penulis laporan ini agar supaya masyarakat yang ada di Desa Sidera dapat lebih memfokuskan pada proses dasar budidaya, terutama pemilihan benih .
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi pertanian sering dipahami sebagai penggunaan mesin-mesin pertanian lapang (mechanization) pada proses produksi pertanian, bahkan sering dipandang sebagai traktorisasi. Pemahaman seperti itu dapat dimaklumi karena introduksi teknologi di bidang pertanian ketika itu diawali dengan gerakan mekanisasi pertanian untuk memacu produksi pangan terutama dengan penerapan traktor seperti percobaan mekanisasi pertanian di Sekon Timor-Timur tahun 1946, pool-pool traktor pada tahun 1958, perusahaan bahan makanan dan pembukaan lahan tahun 1958, serta PN. Mekatani (Mekanisasi Pertanian) tahun 1962.
Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang. Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian. Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi hanya teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi robotik. Jenis teknologi tersebut digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Dalam kegiatan praktek lapang yang dilakukan di Desa Sidera memiliki beberapa poin tujuan dan kegunaan yaitu sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa FAKULTAS PERTANIAN UNISA PALU, mampu melakukakan pengamatan secara langsung dalam mengaplikasikan materi perkuliahan khusus di bidang mata kuliah Mekanisasi Pertanian, serta melakukan identifikasi alat-alat Mekanisasi Pertanian tang ada di Desa Sidera.
Adapun kegunaan dari praktek lapang yang dilakukan di Desa Sidera yaitu :
1. Dapat mengetahui mengatahui alat-alat mekanisasi Pertanian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pemuliaan Tanaman
Pemuliaan tanaman adalah kegiatan mengubah susunan genetik individu maupun populasi tanaman untuk suatu tujuan. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian; pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan. Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu genetik sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat.
Pengetahuan mengenai perilaku biologi tanaman dan pengalaman dalam budidaya tanaman merupakan hal yang paling menentukan keberhasilan usaha pemuliaan, sehingga buku-buku teks seringkali menyebut pemuliaan tanaman sebagai seni dan ilmu memperbaiki keturunan tanaman demi kemaslahatan manusia. Di perguruan tinggi, pemuliaan tanaman biasa dianggap sebagai cabang agronomi (ilmu produksi tanaman) atau genetika terapan, karena sifat multidisiplinernya.
2.2 Metodologi
1. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktek lapang dilaksanakan selama 2 hari (Tanggal 04 – 05 Februari 2012) bertempat di Desa Sidera, Kec. Biromaru, Kab. Sigi.
2. Metode Praktek
Praktek lapang dilakukan dengan cara wawancara langsung terhadap responden yaitu Tanya jawab serta pengamatan langsung dilapangan terhadap varietas-varietas tanaman.
BAB III
PEMBAHSAN
3.1 Gambaran Umum Lokasi Praktek
Desa Sidera merupakan salah satu Desa di wilayah Kecamatan Biromaru, Kab. Sigi Provinsi Sulawesi Tengah.
3.2 Keadaan Penduduk
Penduduk Desa Sidera di huni oleh penduduk asli kaili dan sebagaiannya adalah pendatang dari jawa, . Adapun agama yang dianutmayoritas penduduk di Desa Sidera adalah Agama Islam. Kemudian mata pencaharian mereka sebagian besar adalah petani.
3.3 Keadaan Petani
Dari hasil praktek lapang, di Desa Sidera, Kec. Biromaru , Kab.sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah uraian data yang diperoleh dari hasil praktek lapang di Desa Sidera. Kami mewancarai para petani yang tinggal di desa tersebut, identifikasi tanaman yang ada di pekarangan dan di kebun belakang rumah mereka.
A. Bapak Sarisah (29 Thn)
Menurutnya, bahwa keadaan usaha pertanian didaerahnya memiliki banyak potensi, terutama pada komoditi tanaman bayam , Bapak ini menanam bayam varietas jenis bayam cabut atau bayam putih, dengan cirri morfologinya ialah Ciri - ciri bayam cabut adalah memiliki batang berwarna kemerah-merahan atau hijau keputih - putihan, dan memilki bunga yang keluar dari ketiak cabang. Bayam cabut yang batangnya merah disebut bayam merah, sedangkan yang batangnya putih disebut bayam putih. Asal benih bapak membelinya di tokoh, dan untuk penanaman selanjutnya bapak hanya memakai panen dadri budidayanya sendiri, alas an bapak ini menanam varietas ini ialah tanaman ini sangay banyak menagndung gizi dan di gemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Dan tanaman ini mengandung manfaat obat tradisional.dan merawat tanaman in juga tidak begitu rumit.
B. Bapak Endoyosi ( 37 Thn )
Bapa ini adalah petani tomat di Desa Sidera , dengan jenis varietas tomat kada, dengan cirri morfologinya ialah sebagai tanaman buah di ladang, pekarangan. Tanaman ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang gembur dan subur. bercabang banyak, berambut, dan berbau kuat. Batang bulat, menebal pada buku-bukunya, Daun majemuk menyirip, letak berseling, bentuknya bulat telur sampai memanjang, ujung runcing (acutus), buah berdaging, kulitnya tipis licin mengkilap, beragam dalam bentuk maupun ukurannya, warnanya kuning atau merah. Bijinya banyak, pipih, warnanya kuning kecokelatan.
Asal benih bapak membelinya di tokoh yang bermerk dagang, namun setelah melakukan budidaya tanaman dengan cara seleksi biji benih dengan cara merendam dalam air, ternyata banyak yang tidak bisah dipakai , sehiingga untuk budidaya selanjutnya bapak endoyosi meminta bibit hasil panen tetangganya. Bapak endo percaya karena ia telah melihat hasil yang di dapat oleh tetangganya itu.
Alasan pak endi membudidayakan tanaman ini ialah di liat dari hasil produksi menguntungkan walaulun hanya sedikit, dan buah tomat dapat di buat saus, jus, di buat sambal goreng dan tanaman laris di pasaran, dengan penjualan secara eceran sangat di buru ibu-ibu.
C. Bapak Siyamto (32 Thn)
Bapak ini membudidayakan tanaman jagung dengan varietas jenis jagung manis, cirri morfologinya Jagung adalah tanaman semusim yang mengambil masa lebih kurang 3 bulan untuk matang. Akar berabut. Akar sokong pada pangkal batang menolong menyokong pokok. Batang runggal, berbentuk silinder, panjang dan ditutupi dengan upih daun dan mempunyai buku yang lebih rapat dekat pada pangkal. Daun tirus dan panjang dengan urat yang selari. Rambut jagung (jambak bunga jantan) yang terdapat di hujung batang pokok menghasilkan biji-biji debunga sebelum bunga betina matang . Tongkol yang terdapat di ketiak daun pokok matang mengandungi biji benih jagung . Jambak bunga betina (stil) yang panjang dan berupa sutera terdapat di tongkol muda dan menerima cepu debunga jantan. Pendebungaan adalah dibantu oleh angin.
Asal benih pak siyamto membeli pada pengkar benih, yang setiap kali budidaya. Alas an pak siyamto menanam buah jagung manis, di pasaran sangat menguntungkan, lagi pula untuk masyarakat banyak membeli jagung ini di jadikan perkedel. Jagung bakar, sayuran, bubur. Dan dalam perawatan tidak terlalu rumit
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan penelitian yang dilakukan didesa Sidera tersebut di atas dapat penyusun simpulkan bahwa banyak petani melakukan budidaya tanaman semusim, yang berarti bahwa para petani kebanykan datang dari luar daerah (jawa), dan para petani tidak begitu membutuhkan bibit unggul dari penangkar benih, dan mereka selalu menjadikan tanaman ini sebagai persaingan ekonomi masyarakat , dengan harga terjangkau dan di minati.
4.2 Saran
Ada beberapa saran yang dapat penulis tuliskan dengan hasil praktek lapang yang kami laksanakan di Desa Sidera antara lain sebagai berikut :
1. Saran dari penulis laporan ini agar supaya masyarakat yang ada di Desa Sidera dapat lebih memfokuskan pada proses dasar budidaya, terutama pemilihan benih .