Baca Juga
Cerita yang akan saya tulis berikut ini lucunya sudah nggak ada obat. Jadi yang selera humornya bagus, mending pikir-pikir dulu untuk membacanya, karena bisa berakibat tawa yang tidak berkesudahan. Halah!
Yowis mending langsung baca saja. Lucu nggak lucu itu urusan nanti, yang penting sudah berusaha.
******
Crazy Moment
Dulu. Dulu banget! Jauh sebelum Aceng, nyerein Fany, lewat SMS. Gue pernah, diputusin pacar, juga via SMS. Short Messaging Service! Sakit! Marah! Mual! Perih! Kembung! Mirip orang kena maag.
Gue balesin. Gue ketik kata-kata keji. Dua lembar. Gue kirim. Gagal. Kirim lagi. Gagal lagi. Gue ngotot! Kirim lagi. Lah gagal lagi! Kenapa? Gue cek *888#. Arrrghh dasar sempak drakula! Pulsa ternyata tinggal Rp. 0!!!
Gue berlari ke konter. Isi pulsa. Ketik SMS. Kata-kata keji lagi. Kali ini 3 lembar. Biar gue puas! Gue pencet tombol kirim. Tiba-tiba peeeet... HP mati. Batree lobet!
Gue lari pulang! Nyari cas-casan. Cas-casannya ilang. Terpaksa. Balik lari ke konter. Beli cas-casan. Pulang lagi. Sampai di rumah. Merapat ke colokan. Siap-siap ngecas.
Tiba-tiba peeet lagi. Kali ini listriknya mati! Kampret Rusia! Gue emosi. Gue banting hape ke dinding. Hape mental! Dindingnya ambrol! Gue diusir keluarga!
Di jalanan sepi, gue sendiri, sunyi, sepi, sengsara! Hidup gue hancur, udah nggak penting. Pengen mati aja. Bunuh diri. Terjun dari jembatan. Jembatannya terlalu tinggi. Gue nggak berani. Coba silet nadi. Tapu silet nggak punya. Beli baigon, baigonnya sudah kadaluarsa. Gue takut keracunan.
Kebetulan di jalan ketemu polisi. Gue deketin, pengen pinjem pistolnya, buat nembak diri. Gue tanya. Bawa pistol nggak? Dia diem. Cuek! Gue langsung raba-raba tubuhnya, nyari pistol, tapi nggak ada! Yaudah, gue tinggalin aja, polisi tidur itu!
Lalu gue berdiri diam, di tengah jalan. Sambil berharap apriani lewat, dengan xenia mautnya. Nabrak gue! Braakk! Lalu selesai, semua masalah. Tapi sial! Yang lewat justru bus AKAP, ngebut! Yaudah gapapa, rotan tidak ada akarpun jadi, tidak ada xenia, bus juga boleh. Gue pasrah. Berharap ditabrak brutal. Bus makin dekat, 5 meter lagi, tapi goblok, bus malah belok kanan, milih nabrak pohon akasia, ketimbang gue! Ga fair! Gue dongkol!
Gue labrak si sopir: "Nabrak orang diem aja nggak kena?! Punya mata nggak sih lo?! Dasar sopir cabutan?!"
Gue pergi. Ke kantor gubernur. Nyari tiang bendera. Ambil talinya. Gue mau bunuh diri, dengan cara lain. Klasik tapi spektakuler: gantung diri, memakai tali tambang! Di pohon jambu air, depan rumah pacar, pacar yang mutusin gue! Biar hantu gue gentayangan di sana!
Gue, gue segera ke sana. Bawa tali tambang. Gue pandangi si pohon jambu air. Hati ini haru. Inilah akhir hidup gue. Di pohon ini, seorang lelaki ganteng, tewas karena kasus asmara!
Gue sudah siap-siap manjat. Mau pasang tali. Tapi mendadak pohonnya tumbang! Ambruk!
Kurang asem! Kenapa selalu gagal?! Kenapa?! Gue marah! Sangat! Gue putus-putusin tali. Gue campakin ke comberan. Gue langsung pergi. Baru beberapa langkah, tiba-tiba, pohonnya berdiri lagi! Ha!
*******
Bagaimana? Nggak lucu banget bukan?