Baca Juga

Penanaman mangrove di moro demak

seperti yang kita sudah ketahui sebelumnya Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.

penanaman hutan mangrove ini bertujuan untuk
  1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ekosistem mangrove bagi kehidupan manusia dan binatang-binatang di pesisir.
  2. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang tata cara membibitkan, menanam, merehabilitasi dan menjaga kelangsungan ekosistem mangrove.
  3. Memberikan pengertian akan kerusakan wilayah pesisir Moro Demak akibat abrasi dan efeknya terhadap ekosistem yang dilakukan manusia
  4. melindungi tebing pantai atau sungai dari erosi atau abrasi. 

Oleh karena itu penaman ini berguna untuk kehidupan dimasa mendatang

beberapa fungsi hutan mangroveadalah sebagai berikut :

Hutan Mangrove penting sekali untuk perikanan apalagi perikanan estuary atau perikanan pantai. Hutan Mangrove juga berguna untuk pelindungan alam dari daerah-daerah di belakangnya terhadap kekuatan alam. Nilai ekonomis (Economical value) dari kayu-kayunya sebagai bahan pembangunan sangat kecil dan tidak sebanding dengan nilai proteksinya (protective valuenya).  Jumlah kubikasi kayunya dari 1 Ha tidak feasible untuk di exploitasi, disamping itu kayunya sudah mengandung garam jadi tidak cocok untuk industri.
Kontribusi hutan mangrove tergambar dari fungsinya itu sendiri, seperti penghalang terhadap erosi pantai dan gempuran ombak, pengolahan limbah organik, tempat mencari makan, memijah dan bertelurnya berbagai biota laut seperi ikan dan udang. Selain itu sebagai habitat berbagai jenis margasatwa, penghasil kayu dan nonkayu serta potensi ecotourism. Secara ekologis hutan bakau telah dikenal mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ekosistem  bakau  bagi sumber  daya  ikan dan  udang  berfungsi  sebagai  tempat
mencari makan, memijah dan berkembang biak. Dari sudut ekologi, hutan bakau berfungsi sebagai penghasil sejumlah detritus dan perangkap sedimen. Hutan manggrove merupakan habitat berbagai jenis satwa, baik sebagai habitat pokok maupun sebagai habitat sementara.
Sebagai fungsi ekonomis hutan bakau bermanfaat sebagai sumber penghasil kayu bangunan, bahan baku pulp dan kertas, kayu bakar, bahan arang, alat tangkap ikan dan sumber bahan lain seperti tannin dan pewarna. Hutan manggrove juga mempunyai peran penting sebagai pelindung pantai dari hempasan gelombang air laut.
Hutan Mangrove memiliki fungsi dan manfaat sebagai berikut :
Habitat satwa langka
Hutan bakau sering menjadi habitat jenis-jenis satwa. Lebih dari 100 jenis burung hidup disini, dan daratan  umpur yang luas berbatasan  dengan  hutan  bakau  merupakan tempat mendaratnya ribuan burung pantai ringan migran, termasuk jenis burung langka Blekok Asia (Limnodrumus semipalmatus)
Pelindung terhadap bencana alam
Vegetasi  hutan  bakau  dapat   melindungi   bangunan,  tanaman   pertanian   atau vegetasi  alami  dari kerusakan  akibat badai atau  angin yang  bermuatan  garam  melalui proses filtrasi.
Pengendapan lumpur
Sifat fisik  tanaman pada  hutan  bakau  membantu  proses   pengendapan  lumpur. Pengendapan lumpur berhubungan  erat dengan  penghilangan  racun dan unsur  hara  air, karena bahan-bahan tersebut seringkali terikat pada partikel lumpur. Dengan hutan bakau, kualitas air laut terjaga dari endapan lumpur erosi.
Penambah unsur hara
Sifat  fisik   hutan    bakau   cenderung   memperlambat   aliran   air   dan    terjadi pengendapan. Seiring dengan proses pengendapan ini terjadi unsur hara yang berasal dari berbagai sumber, termasuk pencucian dari areal pertanian.
Penambat racun
Banyak racun yang  memasuki  ekosistem  perairan  dalam  keadaan  terikat  pada permukaan lumpur atau terdapat di antara  kisi-kisi molekul partikel  tanah  air.  Beberapa spesies tertentu dalam hutan bakau bahkan  membantu  proses  penambatan  racun  secara aktif
Sumber alam dalam kawasan (In-Situ) dan luar Kawasan (Ex-Situ)
Hasil alam in-situ mencakup  semua fauna dan  hasil  pertambangan  atau  mineral yang dapat dimanfaatkan secara langsung di dalam kawasan. Sedangkan sumber alam ex-situ   meliputi produk-produk  alamiah di  hutan  mangrove  dan  terangkut/berpindah   ke tempat  lain  yang   kemudian   digunakan  oleh  masyarakat  di  daerah tersebut,  menjadi sumber makanan bagi  organisme lain  atau  menyediakan fungsi  lain  seperti  menambah luas pantai karena pemindahan pasir dan lumpur.
Transportasi
Pada beberapa h utan  mangrove, transportasi  melalui  air  merupakan  cara  yang paling efisien dan paling sesuai dengan lingkungan.
Sumber plasma nutfah
Plasma nutfah dari kehidupan  liar sangat besar  manfaatnya  baik  bagi  perbaikan jenis-jenis satwa komersial maupun untukmemelihara populasi kehidupan liar itu sendiri.
Rekreasi dan pariwisata
Hutan mangrove memiliki  nilai estetika, baik  dari faktor  alamnya   maupun dari kehidupan yang ada di dalamnya.
Sarana pendidikan dan penelitian
Upaya    pengembangan    ilmu    pengetahuan    dan     eknologi     membutuhkan laboratorium lapang yang baik untuk kegiatan penelitian dan pendidikan.
Memelihara proses-proses dan sistem alami
Hutan  mangrove  sangat  tinggi  peranannya  dalam  mendukung  berlangsungnya proses-proses ekologi, geomorfologi, atau geologi di dalamnya.
Penyerapan karbon
Proses  fotosentesis mengubah  karbon anorganik (C02)  menjadi  karbon  organik dalam bentuk bahan vegetasi. Pada sebagian besar  ekosistem, bahan ini  membusuk  dan melepaskan  karbon  kembali ke atmosfer  sebagai (C02). Akan  tetapi hutan bakau justru mengandung  sejumlah  besar  bahan  organik  yang tidak  membusuk. Karena  itu,  hutan bakau lebih berfungsi  sebagai  penyerap  karbon  dibandingkan  dengan  sumber  karbon.
Memelihara iklim mikro
Evapotranspirasi  hutan mangrove mampu menjaga  kelembaban dan curah  hujan kawasan tersebut, sehingga keseimbangan iklim mikro terjaga.
Mencegah berkembangnya tanah sulfat masam
Keberadaan  hutan  mangrove  dapat  mencegah  teroksidasinya  lapisan pirit  dan menghalangi berkembangnya kondisi alam.




BACA JUGA