Baca Juga

 
 Indonesia sangat kental sekali dengan kekayaan adat istiadat maupun budayanya di seantero jagat raya ini. Salah satu dari hasil kebudayaan asli Indonesia adalah Karapan Sapi. Bagi Anda yang merupakan warga


asli kota Madura mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah “Karapan Sapi”. Karapan Sapi sendiri merupakan salah satu budaya asli khas Madura dimana para hewan atau dalam hal ini hewan sapi, berpacu untuk memenangkan sebuah sebuah perlombaan. Mungkin dari pembaca sekalian ada yang belum mengerti bahkan sama sekali tidak tahu apa itu Karapan Sapi. Walaupun warga asli Indonesia, belum tentu semua warganya mengenal semua budaya yang ada di Indonesia. Untuk itu dalam artikel ini akan saya kenalkan dan jabarkan tentang salah satu budaya khas Indonesia dari Madura, yaitu Karapan Sapi.
Dari berbagai sumber yang menyebutkan, sejarah atau asal-usul Karapan Sapi itu sendiri sudah dikenal warga Madura sejak abad ke-13. Ketika itu Karapan Sapi pertama kali dipopulerkan oleh Pangeran Katandur dari Pulau Sapudi, Sumenep. Gagasan positif beliau tentang pengolahan sawah menggunakan hewan sapi menuai banyak pujian dari rakyatnya. Tanah yang tadinya gersang bisa menjadi subur berkat bantuan sapi. Hasil panenpun berlimpah dan pulau Sapudi menjadi pulau yang sangat subur. Tak berapa lama setelah rakyatnya menikmati hasil panen yang melimpah, Pangeran Katandur membuat sebuah perlombaan berupa balapan sapi yang diadakan di areal sawah hasil panen. Rakyatpun sangat gembira dalam mengikuti perlombaan itu. Dari situlah setiap masa panen tiba, selalu diadakan Karapan Sapi. Nah dari situlah mulai dikenal budaya Karapan Sapi hingga sekarang ini.
Karapan Sapi menggunakan dua ekor sapi dimana bagian pundak dan bahu sapi dipasang sebuah kereta dari kayu sebagai tempat joki untuk berdiri serta untuk mengatur sepasang sapi tersebut dalam hal arah dan kecepatan. Untuk mengawali sebuah perlombaan Karapan Sapi biasanya diiringi oleh Saronen, yaitu musik gamelan khas Pulau Madura. Joki-joki Karapan Sapi pun biasanya menggunakan pakaian adat mereka, yang disebut "Pesa'an". Pesa'an sendiri adalah pakaian yang bewarna hitam, baik baju maupun celana dan di bagian dalam bajunya terdapat kaos yang bewarna belang merah dan putih. Dalam perlombaan Karapan Sapi, dibagi dalam beberapa babak. Babak pertama adalah penyelisihan dari kelompok yang menang dan kalah. Sedangkan babak kedua mempertandingkan kelompok yang kalah. Dan babak ketiga mempertandingkan kelompok yang menang. Kelompok yang menang, akan mendapat Piala Presiden secara bergilir.

Karapan Sapi pun beragam macamnya, yaitu Kerap Keni (Karapan Kecil), Kerap Raja (Karapan Besar), Kerap Onjhangan (Karapan Undangan), Kerap Karesidenan dan Kerap Jhar-Jharan (Karapan Latihan).

1. Kerap Keni (karapan kecil)
Karapan sapi ini hanya diikuti oleh orang satu kecamatan saja. Lintasan balapnya sepanjang 110 meter. Dan lucunya hanya sapi-sapi kecil yang boleh diikutkan. Jika menang dalam karapan sapi jenis ini, maka nantinya akan masuk ke karapan sapi yang lebih tinggi lagi tingkatnya.
2. Kerap Raja (karapan besar)
Karapan sapi ini biasanya diadakan di ibukota kabupaten setiap hari Minggu. Lintasan balapnya sekitar 120 meter dan pesertanya adalah para juara kerap keni.
3. Kerap Onjangan (karapan undangan)
Karapan sapi ini hanya diikuti oleh peserta yang mendapat undangan dari sebuah kabupaten. Karapan ini biasanya diadakan untuk memperingati hari-hari besar tertentu saja.
karapan sapi
4. Kerap Karesidenen (karapan tingkat keresidenan)
Karapan Sapi ini diikuti oleh pemenang dari masing-masing kabupaten di kota Madura. Karapan sapi ini diadakan tiap hari minggu karena merupakan puncak dari musim karapan.
5. Kerap jar-jaran (karapan latihan)
Karapan Sapi yang dilakukan hanya untuk melatih sapi-sapi pacuan sebelum mengikuti sebuah perlombaan.

Setelah Anda membaca mengenai macam-macam karapan sapi diatas, tentu Anda bertanya-tanya, pihak-pihak mana saja sih yang terlibat dalam Karapan Sapi tersebut. Berikut merupakan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam perlombaan Karapan Sapi:
  • Tukang tongko yaitu orang yang bertugas mengendalikan sapi pacuan di atas kaleles
  • Tukang tambeng yaitu orang yang bertugas menahan tali kekang sapi sebelum dilepas 
  • Tukang gettak yaitu orang yang bertugas menggertak sapi agar pada saat diberi aba-aba dapat melesat dengan cepat
  • Tukang tonja yaitu orang yang bertugas menarik dan menuntun sapi
  • Tukang gubra yaitu orang yang bertugas bersorak-sorak untuk memberi semangat pada sapi pacuan
Karapan Sapi selain sebagai tradisi budaya, juga bisa dijadikan sebagai pesta rakyat yang dilaksanakan setelah masa panen tiba. Masyarakat Madura juga sangat diuntungkan sekali dengan adanya Karapan Sapi. Diantaranya, mereka diberikan kesempatan untuk membuka usaha di area perlombaan Karapan Sapi. Mulai dari menjual pernak-pernik khas Madura, makanan khas Madura, pakaian khas Madura, kerajinan khas Madura dan sebagainya. Kita sebagai warga Indonesia harusnya bangga mempunyai budaya seperti Karapan Sapi yang ada di Madura. Perlu kita ketahui bersama, Budaya Karapan Sapi ini sendiri sekarang sudah banyak dikenal bukan hanya oleh warga lokal saja, akan tetapi warga asing yang datang ke Indonesia, khususnya ke Pulau Madura, yang tertarik untuk menonton secara langsung budaya Karapan Sapi tersebut.

Setidaknya dengan Anda membaca artikel ini, Anda bisa lebih mengenal tentang budaya khas dari Pulau Madura, yaitu Karapan Sapi. Walaupun belum pernah melihat secara langsung, Anda pun juga bisa melihatnya lewat media-media online, layaknya youtube atapun yang lainnya. Yang jelas kita harus patut bangga menjadi orang Indonesia. Tak perlu minder ataupun malu, Lestarikan Budaya Asli Indonesia!