Baca Juga

MEKANISME REPRODUKSI DAN PROSES
PEMBUNGAAN PADA TUMBUHAN




OLEH
KELOMPOK 3 :
RENI (G11112338)
ELLY WAHYUDI (G11112902)
NURMALA (G11112337)
IRFANSYAH T (G11112312)
RUSLAN   (G11112908)
IBRAHIM (G11112322)
MUHAMMAD ARIS (G11112333)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN 
MAKASSAR 
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis penjatkan kehadirat  Allah SWT  atas segala rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah fisiologi. Selain itu, penulis juga berharap makalah ini dapat menambah informasi kepada kita mengenai “ proses reproduksi pada tanaman serta proses pembungaan nya ” bagi tumbuhan.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan kualitas makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca makalah yang berjudul “proses reproduksi tanaman serta pembungaannya ”.

Makassar, Desember 2013
                                                                                            Penulis



DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................
Daftar isi ..................................................................................................................
BAB I   PENDAHULUAN.....................................................................................
    1.1 Latar Belakang ..............................................................................................
    1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................
BAB III  PENUTUP...............................................................................................
3.1. Kesimpulan...........................................................................................
3.2. Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................


BAB  I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Reproduksi merupakan salah satu ciri dari makhluk hidup.  Pada dasarnya dalam reproduksi terkandung prinsip “pertambahan jumlah”, reproduksi berperan besar dalam mempertahankan suatu spesies agar tetap ada dipermukaan bumi dan tidak punah.  Namun adanya beberapa kendala atau hambatan dalam hal reproduksi akan menyebabkan kepunahan. Tumbuhan dan hewan yang punah saat ini, sebagian besar mengalami masalh dalam reproduksi atau hambatan dalam mepertahankan diri mereka dari faktor-faktor ekstrinsik yang kurang menguntungkan.
Pembungaan pada tanaman dipengaruhi oleh faktor dalam tanaman sendiri dan faktor luar tanaman/lingkungan.Tanaman belum dapatberbunga/menghasilkan bunga jika tanaman masih relatif muda. Sedangkan pada tanaman yang sudah besar/dewasa,  pertumbuhannya telah mengalami perubahan dari fase vegetatif ke fase generatif. Benih atau biji yang dimaksudkan adalah benih atau biji sejati (true seed) yaitu benih atau biji yang dibentuk dari proses seksual pada tanaman. Pada tanaman yang ditanam untuk tujuan menghasilkan benih atau biji, maka terbentuknya benih atau biji dengan jumlah yang banyak merupakan suatu keberhasilan dan sebaliknya bila tanaman yang ditanam untuk tujuan benih atau biji tidak membentuk benih atau biji maka hal ini merupakan kegagalan. Lain halnya pada tanaman yang ditanam bukan untuk tujuan benih atau biji.
I.2 Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui tentang proses reproduksi pada tanaman.
      2.  Untuk mengetahui proses pembungaan tanaman.
3. Untuk mengetahui perkembangan proes reproduksi tanaman serta pembungaan    nya.


    BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Proses Reproduksi pada Tumbuhan
a. Sistem reproduksi pada tumbuhan
Reproduksi meliputi proses menghasilkan organisme  baru dari organisme sebelumnya. Reproduksi bertujuan untuk melestarikan jenis makhluk hidup agar tidak terjadi kepunahan.  Reproduksi pada tumbuhan dapat berlangsung secara vegetatif dan generatif (Dwjosoeputro 1998).
b. Reproduksi secara vegetative atau propagasi vegetative
Dengan cara ini timbulnya individu baru tanpa didahului peleburan gamet jantan dan gamet betina sehingga sifat keturunannya pada dasarnya sama dengan induknya. Dalam bukunya Elisa (2004) menyatakan bahwa Reproduksi  vegetative dibedakan menjadi 2 macam, yaitu vegetatif alami dan vegetative buatan .
Vegetatif alami meliputi :
1. Membelah diri : terjadi pada tumbuhan belah atau tumbuhan bersel satu, misalnya bakteri dan alga biru
2. Spora : terjadi pada tumbuhan ganggang, misalnya jamur, lumut, dan tumbuhan paku.
3. Fragmentasi  : yaitu reproduksi aseksual dengan cara memisahkan sebagian tubuhya yang kemudian menjadi individu baru. Terjadi pada ganggang berbentuk benang, misalnya anabaena, oscilatoria.
4. Tunas : terjadi pada Sacharomyces, pisang, bamboo, dan tebu.
5. Tunas adventif  : terjadi pada sukun, cemara, dan cocor bebek.
6. Rhizoma : terjadi pada Zingiber officinale, alang-alang,danbunga kana.
7. Umbi batang : terjadi pada kentang, ketela rambat dan wortel.
8. Umbi akar : terjadi pada terjadi pada dahlia.
9. Umbi lapis : terjadi pada Alium cepa (bawang merah), bawang putih dan bakung.
10. Stolon (geragih): terjadi pada Arbei (stroberi),pegangan,rumput teki, dan rizhopus.
Reproduksi vegetative buatan
Reproduksi vegetative buatan yaitu rekayasa reproduksi  yang sengaja dibuat manusia. Contohnya :
1. Stek,  adalah cara pengembangbiakan tanaman dari potongan-potongan batang atau cabang yang kemuddian ditancapkan ke tanah. Contohnya yaitu pada tumbuhan ketela pohon, melati, atau mawar
2. Mencangkok, adalah cara perkembangbiakan dengan membuang sebagian kulit dan cambium secara melingkar. Kambium harus dibuang sampai bersih. Tujuannya yaitu untuk menghasilkan tumbuhan yang cepat berbuah dan sifatnya sama dengan induknya. Misal, mangga, saeo, jeruk, dan rambutan.
3. Menempel (Okulasi), adalah menggabungkan bagian tubuh dari dua tanaman yang mempunyai sifat berbeda. Masing-masing tanaman pada umumnya mempunyai kelebihan tersendiri. Misalnya dengan menempelkan mata tunas tumbuhan yang  buahnya banyak dan pada tumbuhan yang system perakarannya baik. Contoh, jeruk, kopi, karet.
4. Merunduk, adalah membengkokkan bagian batang atau cabang ke bawah, kemudian dibenamkan dalam tanah. Pada bagian batang yang tertimbun tanah akan tumbuh  akar. Setelah akarnya kuat baru cabang tersebut dipotong. Misalnya, alamanda, anyelir, apel, dan anggur.
5. Enten (menyambung), ini pada dasarnya sama dengan menempel.
6. Kultur jaringan, adalah menanam jaringan tumbuhan pada substrat(bahan makanan buatan), sehinggatumbuh menjadi tanaman yang sempurnadan mampu dipindahkan. Contohnya Anggrek.
Reproduksi generatif pada tumbuhan
Menurut Sutarno (1997) proses reproduksi pada tumbuhan meliputi :
1. Konjugasi, adalah peleburan dua sel yang belum bisa  dibedakan jenis kelaminnya (isogami). Pada konjugasi, terjadi plasmogami dan kariogami yang menghasilkan zygospora. Contoh, Spirogyra dan jamur.
2. Anisogami, adalah perkembangbiakan seksual dengan peleburan antara sel kelamin jantan dan betina yang berbeda, tetapi perbedaanya sedikit, misalnya dalam hal ukuran. Contoh : anisogami pada alga yang berkoloni.
3. Metagenesis, adalah pergiliran keturunan, dalam siklus hidupnya terjadi reproduksi vegetative dan generative.Contoh:pada Bryophyta dan Pteridophyta.
Metagenesis pada tumbuhan lumut :
a) Secara vegetative, yaitu dengan membentuk spora haploid (n) yang dihasilkan oleh generasi sporofit, yaitu sporogonium.
b) Secara generative, yaitu denganperkawinan antara spermatozoid yang dihasilkan antheridium dengan ovum yang dihasilkan arkhegonium
Metagenesis tumbuhan paku :
a) Secara vegetative, yaitu dengan membentuk spora haploid (n) yang dihasilkan oleh tumbuhan paku.
b) Secara generative, yaitu dengan perkawinan antara spermatozoid dengan ovum yang dihasilkan oleh protalium.
II.2 Pembungaan
  Proses pembungaan mengandung sejumlah tahap penting, yang semuanya harus berhasil dilangsungkan untuk memperoleh hasil akhir yaitu biji. Proses pembungaan tanaman terutama pada tanaman tahunan adalah sangat kompleks. Secara fisiologis proses pembungaan ini masih sulit dimengerti, hal ini disebabkan kurangnya informasi yang tersedia. Dalam perkembangannya, proses pembungaan ini meliputi beberapa tahap dan semua tahap harus dilalui dengan baik agar dapat menghasilkan panen tinggi (Ashari,1998).
          Menurut Elisa (2004) tahapan dari pembungaan meliputi:
1. Induksi bunga (evokasi) Adalah tahap pertama dari proses pembungaan, yaitu suatu tahap ketika meristem vegetatif diprogram untuk mulai berubah menjadi  meristem reproduktif,terjadi di dalam sel,dapat dideteksi secara kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleat dan protein, yang dibutuhkan dalam pembelahan dan diferensiasi sel.
2. Inisiasi bunga adalah tahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup reproduktif mulai dapat terdeteksi secara makroskopis untuk pertama kalinya. Transisi dari tunas vegetatif menjadi kuncup reproduktif ini dapat dideteksi dari perubahan bentuk maupun ukuran kuncup, serta proses-proses selanjutnya yang mulai membentuk organ-organ reproduktif.
  Menurut Ashari (1998) tanaman keras ternyata mempunyai periode inisiasi dan pembungaan yang sangat beragam.Pada umumnya periode antara inisiasi dan pembungaan berkaitan dengan sifat tumbuhnya yang juga dipengaruhi oleh iklim. Kebanyakan tanaman tropis dan subtropis mempunyai periode inisiasi bunga dan antesis yang sangat singkat.
3. Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis (bunga mekar)
Ditandai dengan terjadinya diferensiasi bagian-bagian bunga.
Pada tahap ini terjadi proses megasporogenesis dan mikrosporogenesis untuk penyempurnaan dan pematangan organ-organ reproduksi jantan dan betina.
4. Anthesis merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga.
Biasanya anthesis terjadi bersamaan dengan masaknya organ reproduksi jantan dan betina, walaupun dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Ada kalanya organ reproduksi, baik jantan maupun betina, masak sebelum terjadi anthesis, atau bahkan jauh setelah terjadinya anthesis.
Bunga-bunga bertipe dichogamy mencapai kemasakan organ reproduktif jantan dan be tinanya dalam waktu yang tidak bersamaan.
5. Penyerbukan dan pembuahan. Tahap ini memberikan hasil terbentuknya buah muda.
6. Perkembangan buah muda menuju kemasakan buah dan biji.Tahap ini diawali dengan pembesaran bakal buah (ovarium),yang diikuti oleh perkembangan cadangan makanan (endosperm),dan selanjutnya terjadi perkembangan embrio. Menurut Sutarno (1997) Pembesaran buah merupakan efek dari pembelahan dan pembes aran sel, yang meliputi tiga tahap:
- Tahap pertama : Terjadi peningkatan penebalan pada pericarp oleh adanya pembelahan sel.
- Tahap kedua : Terjadi pembentukan dan pembesaran vesikel berair (juice vesicle); biasanya terjadi pada buah-buah fleshy.
- Tahap ketiga : Tahap pematangan, biasanya terjadi pengkerutan jaringan dan pengerasan endocarp pada buah-buah dry.
II.2 Penyerbukan
  Penyerbukan atau polinasi adalah transfer serbuk sari/polen ke kepala putik (stigma). Kejadian ini merupakan tahap awal dari proses reproduksi (Ashari,1998).
  Menurut Elisa (2004) penyerbukan merupakan :
- pengangkutan serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke putik (pistillum).
- peristiwa jatuhnya serbuk sari (pollen) di atas kepala putik (stigma).
Bunga merupakan alat reproduksi yang kelak menghasilkan buah dan biji. Di dalam biji ini terdapat calon tumbuhannya (lembaga). Terjadi buah dan biji serta calon tumbuhan baru tersebut karena adanya penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan merupakan jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk golongan tumbuhan berbiji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk tumbuhan berbiji telanjang).
  Menurut Ashari (1998) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses polinasi berjalan lancar dengan hasil optimal, antara lain :
a. Sistem penyilangan (breeding system) dan variasi jenis kelamin yang menentukan perlunya penyerbukan silang.
b. Saat penyebaran serbuk sari, reseptimatis stigma induk bunga, seluruh tanaman/ pohon yang dikaitkan dengan aktivitas harian serta musiman vektor penyebuk.
c. Vektor yang berperan dalam penyerbukan.
d. Pengaruh cuaca terhadap sinkronisasi pembungaan, penyebaran serbuk sari, serta aktivitas vektor.
Menurut Elisa (2004) penyerbukan dapat dibedakan menjadi :
a) Penyerbukan tertutup (kleistogami) terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama. Dapat disebabkan oleh :
• Putik dan serbuk sari masak sebelum terjadinya anthesis (bunga mekar)
• Konstruksi bunga menghalangi terjadinya penyerbukan silang (dari luar), misalnya pada bunga dengan kelopak besar dan menutup. Contoh : familia Papilionaceae.
b) Penyerbukan terbuka (kasmogami) terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda. Hal ini dapat terjadi jika putik dan serbuk sari masak setelah terjadinya anthesis (bunga mekar)
Beberapa tipe penyerbukan terbuka yang mungkin terjadi:
Autogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama.
Geitonogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda, dalam pohon yg sama.
Allogamie (Silang): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg sejenis.
Xenogamie (asing): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg tidak sejenis.
Beberapa tipe bunga yang memungkinkan terjadinya penyerbukan terbuka:
Dikogami. Putik dan benang sari masak dalam waktu yang tidak bersamaan.
•Protandri : benang sari lebih dahulu masak daripada putik
•Protogini : putik lebih dahulu masak daripada benang sari.
Herkogami
Bunga yang berbentuk sedemikian rupa hingga penyerbukan sendiri tidak dapat terjadi. Misal Panili yang memiliki kepala putik yang tertutup selaput (rostellum).
Heterostili
Bunga memiliki tangkai putik (stylus) dan tangkai sari (filamentum) yg tidak sama panjangnya
• tangkai putik pendek (microstylus) dan tangkai sari panjang
•tangkai putik panjang (macrostylus) dan tangkai sari pendek
Tanaman yang mempunyai nilai strategis yang sangat penting, pada umumnya, tidak mempunyai masalah dalam penyerbukan, misalnya tanaman pangan (Padi,Jagung,Palawija dan kedelai). Pada umumnya tanaman tersebut bersifat self fertile, artinya menghasilkan tepung sari yang subur demikian juga putiknya. Jenis bunga tanaman pangan seperti padi, kedelai da kacang hijau adalah sempurna, yaitu dalam sekuntum bunga terdapat bunga jantan (stamen) dan bunga betina (pistil). Hal tersebut memungkinkan terjadinya penyerbukan sendiri (self pollination). Di sisi lain, sekelompok tanaman yang pada umumnya tanaman buah-buahan tahunan bersifat self infertile. Ketidaksuburan tepung sari maupun ketidaknormalan putik menyebabkan permasalahan dalam proses penyerbukan maupun pembuahannya (Dwijosoeputro,1998)
Pada proses penyerbukan, apabila bunga dalam suatu tanaman memiliki tepung sari yang tidak subur maka bunga tersebut memerlukan tepung sari lain yang subur. Ada juga tanaman yang mempunyai bunga sempurna,namun susunan morfologi bunga tidak memungkinkan terjadinya self pollination, misalnya terpisahnya bunga jantan dan bunga betina (salak dan kurma) atau halangan fisik lainnya Dengan demikian, jenis tanaman tersebut memerlukan polinator baik yang alami seperti angin, serangga, atau hewan mamalia maupun manusia untuk memindahkan tepung sari dari kepala sari ke kepala putiknya (Campbell 2000).
BAB III
PENUTUP


III.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Reproduksi bertujuan untuk melestarikan jenis makhluk hidup agar tidak terjadi kepunahan.  Reproduksi pada tumbuhan dapat berlangsung secara vegetatif dan generatif.
b. Tahapan dari pembungaan meliputi :
- Induksi bunga (evokasi)
- Inisiasi bunga
- Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis (bunga mekar)
- Penyerbukan dan pembuahan
- Perkembangan buah muda menuju kemasakan buah dan biji
c. Penyerbukan atau polinasi adalah transfer serbuk sari/polen ke kepala putik  (stigma). Kejadian ini merupakan tahap awal dari proses reproduksi.
d. penyerbukan dapat dibedakan menjadi :
- Penyerbukan tertutup (kleistogami
- Penyerbukan terbuka (kasmogami)












DAFTAR PUSTAKA
Ashari,S.1998, Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Campbell, N. A, Reece, J. B, Mitchell, L. G. 2000. Biologi Jilid 2. Jakarta: Gramedia.

Dwidjoseputro, D. 1988. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.

Elisa. 2004, Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial, Bayu Media, Malang, Jawa Timur.
Sutarno, 1997, Meningkatkan Keunggulan Bebuahan Tropis Indonesia, Penerbit Andi, Yogyakarta.


Terimakasih Sobat,, sudah berkunjung, jangan lupa di like yah atau tinggalkan pesan anda di kolom facebook paling bawah.