Baca Juga
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
Nama : Rudi Setiawan
Npm : E1G013100
Prodi : TIP
Kelompok : 3
Hari/Jam : senin / 08.00-09.40
Tanggal : 14-04-2014
Co-ass :
1. Nova sari sinulingga
2. Rina hartati marbun
DOSEN : Devi silsia, Dra., M.si
Objek praktikum : IDENTIFIKASI ALKOHOL
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Alkohol adalah Persenyawaan organik yang mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil.Karena ikatan hidroksil bersifat kovaleen, maka sifat alcohol tidak serupa dengan hidroksida, tetapi lebih mendekati sifat air. Alkohol diberi nama yang berakhiran-ol.
Alkohol dapat digolongkan berdasarkan ;
a. Letak gugus OH pada atom karbon
b. Banyaknya gugus OH yang terdapat (jumlah gugus hidroksilnya)
c. Bentuk rantai karbonnya.
OksidasiAlkohol sederhana mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air.Oleh karena itu, etanol digunakan sebagai bahan bakar spirtus (spiritus). Reaksi pembakaran etanol, berlangsung sebagai berikut:
dengan zat-zat pengoksidasi sedang, seperti larutan K2Cr2O7dalam lingkungan asam, alkohol teroksidasi sebagai berikut:
a. Alkohol primer membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam karboksilat.
b. Alkohol sekunder membentuk keton.
c. Alkohol tersier tidak teroksidasi.
Reaksi oksidasi etanol dapat dianggap berlangsung sebagai berikut:
Etanal yang dihasilkan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam asetat.Hal ini terjadi karena oksidasi aldehida lebih mudah daripada oksidasi alkohol.
Pembentukan Ester (Esterifikasi)
Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester dan air.
Untuk membedakan suatu alkohol termasuk alkohol primer, sekunder atau tersier dapat dilakukan menggunakan pereaksiLucas.Pereaksi Lucas dibuat dengan dengan mereaksikan asam klorida pekat dan seng klorida. Pengamatan yang terjadi ketika ditambah pereaksi Lucas adalah:
1.Untuk alkohol primer ketika ditembahkan pereaksi Lucas tidak terjadi perubahan karena tidak terjadi reaksi kimia.
2. Pada alkohol sekunder ketika ditambah pereaksi Lucas terjadi reaksi kimia namun sangat lambat. Untuk mempercepat reaksi yang terjadi yaitu dilakukan pemanasan, setelah pemanasan sekitar 10 menit akan terbentuk 2 lapisan.
3. Sedangkan alkohol tersier ketika ditambahkan pereaksi Lucas akan bereaksi denga cepat membentuk alkil klorida yang tak larut dalam larutan
1.2 tujuan praktikum
Ø mahasiswa mampu mengidentikfikasi jenis jenis alcohol dan mengiji reaksi alcohol.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol R – OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan (Brady, 1999).
Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH pada rantai karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus –OH nya terletak pada C primer yang terikat langsung pada satu atom karbon yang lain contohnya : CH3CH2CH2OH (C3H7O). Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus -OH nya terletak pada atom C sekunder yang terikat pada dua atom C yang lain. Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH nya terletak pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom C yang lain (Fessenden, 1997).
Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH pada rantai karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus –OH nya terletak pada C primer yang terikat langsung pada satu atom karbon yang lain contohnya : CH3CH2CH2OH (C3H7O). Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus -OH nya terletak pada atom C sekunder yang terikat pada dua atom C yang lain. Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH nya terletak pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom C yang lain (kartika,2004).
Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar terhadap sifat molekul menurun. Sifat molekul yang seperti air berkurang, sebaliknya sifatnya lebih seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol dengan bobot molekul rendah cenderung larut dalam air, sedangkan alkohol berbobot molekul tinggi tidak demikian. Alkohol mendidih pada temperatur yang cukup tinggi. Sebagai suatu kelompok senyawa, fenol memiliki titik didih dan kelarutan yang sangat bervariasi, tergantung pada sifat subtituen yang menempel pada cincin benzena (Petrucci, 1987).
Reaksi-reaksi yang terjadi dalm alkohol antara lain reaksi substitusi, reaksi eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin panjang rantai hidrokarbon maka semakin rendah kelarutannya. Bahkan jika cukup panjang sifat hidrofob ini mengalahkan sifat hidrofil dari gugus hidroksil. Banyaknya gugus hidroksil dapat memperbesar kelarutan dalam air (Hart, 1990).Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam karboksilat. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan pada alkohol tersier menolak oksidasi dengan larutan basa, dalam larutan asam, alkohol mengalami dehidrsi menghasilkan alkena yang kemudian dioksidasi (mardzuki,1990).
BAB III
METODOLOGI
3.1 alat dan bahan
ALAT
Ø Botol semprot
Ø Gelas piala 100 ml dan 500 ml
Ø Gelas ukur 100 ml dan 25 ml
Ø Pipet tetes
Ø Erlenmeyer 250 ml dan 100 ml
Ø Tabung reaksi – Rak
Ø Penanggas air
Ø Corong
Ø Thermometer
Ø Pipet volume 5 ml
Ø Penjepit tabung reaksi
BAHAN
Ø KMnO4
Ø FeCl3
Ø 2-Propanol
Ø Etanol
Ø Aquades
Ø NaOH
Ø K2CrO7
Ø FeSO4
Ø Tersier-butanol
Ø CH3COOH glacial
Ø I2/KI
3.2 cara kerja
Identifikasi alcohol ( reaksi oksidasi )
( cara 1)
Ø Siapkan tiga buah tabung reaksi, ke dalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan 3 ml asam asetat glacial
Ø Selanjutnya pada masing-masing tabung ditambah :
Ø Tabung reaksi I : 1 tetes etanol
Ø Tabung reaksi II : 1 tetes 2-propanol
Ø Tabung reaksi III : 1 tetes tersier-butanol
Ø Pada campuran diatas di tambahkan larutan KMnO4 0.1 M. tetes demi tetes sampai terbentuk warna merah muda
Ø Selanjutnya ditambah 1 tetes H2SO4 pekat dan 1 tetesKMnO4 0.1 M
( cara 2 )
Ø Siapkan tiga buah tabung reaksi, ke dalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan 2 ml K2Cr2O70.1 M.
Ø Tambahkan perlahan-lahan ( lewat dinding tabung ) 1 ml H2SO4 pekat.
Ø Aduk sampai homogen dan dinginkan ( jika tabung panas )
Ø Perlahan-lahan tambahkan ( lewat dinding tabung ) :
Ø Tabung reaksi I : tambahkan 2 ml etanol
Ø Tabung reaksi II : tambahkan 2 ml 2-propanol
Ø Tabung reaksi III : tambahkan 2 ml tersier-butanol
Ø Perhatikan perubahan warna yang terjadi, juga bandingkan bau yang timbul dengan bau alkohol itu sendiri.
Identifikasi alcohol ( uji idoform)
Ø Larutkan 0,5 ml alcohol ( etanol) kedalam 5 ml aquades didalam Erlenmeyer / gelas piala berukuran 100 ml
Ø Tambahkan 5 NaoH 10% kedalamcampuran diatas \.
Ø Sambil digoyang teteskan I2KI 10% sampai warna coklat dari I2 muncul
Ø Panaskan Erlenmeyer /gelas piala diatas penangas air yang suhunya tidak lebih dari 60o c
Ø Tambahkan lagi I2 / KI sehinga warna coklat tua bertahan selama 2 menit.
Ø Biarkan gelas besrta isinya dingin.
Ø Sambil digoyang tambahkan beberapa tetes NaoH 10% untuk mengeluarkan I2 yang berlebih.
Ø Tambahkan aquades2-3 ml dan biarkan selam 10 menit. Kristal CH3I akan terbentuk apabila jumlah alcohol sangat sediki. Idoform tidak dapat dipisahkan, namun bau yang khas dapat tercium.
Reaksi alcohol dengan FeCl3
Ø Siapkan tiga buah tabung reaksi
Ø Tabung reaksi I : di tambah 2 ml larutan fenol
Ø Tabung reaksi II: ditambah 2ml 2-propanol
Ø Pada masing-masing tabung reaksi tambah 5 tetes FeCl3
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 hasil pengamatan
Hasil pengamatan Reaksi Oksidasi ( cara 1 )
No | percobaan | Tabung I Etanol | Tabung II 2-propanol | Tabung III t-Butanol | keterangan |
1 | +CH3COOH glasial | ||||
2 | +KMnO4 0.1 M | kuning | coklat | Kuning kecoklatan | |
3 | +1 tetes H2SO4 p +1 tetes KMnO4 0.1 M | Kuning gelap | Coklat bening | Coklat bening |
Hasil pengamatan Reaksi Oksidasi ( Cara 2 )
No | percobaan | Tabung I Etanol 2 ml | Tabung II 2-propanol 2 ml | Tabung III t-Butanol | Keterangan |
1 | Cium bau alkohol | Bau menyengat | Bau menyengat | Bau lebih menyengat | |
2 | +2 ml K2O7 0.1 M +1 ml H2SO4 p | Hitam pekat | biru | Biru bercincin | |
3 | Cium bau campuran | menyengat | menyengat | Lebih menyengat |
Identifikasi alcohol (uji idoform)
no | perlakuan | Hasil pengamatan |
1 | + 0,5 ml etanol + 5 ml NaoH 10 % | Tidak berubah warna |
2 | +I2 / KI 10 % | Warna berubah merah muda |
3 | Panaskan diatas penangas suhu maksimum 60o C + I2 / KI sehingga warna coklat bertahan 2 menit biarkan dingin + beberapa tetes NaoH 10 % | Sedikit keunguan dan bau menyengat |
4 | + aquades 2-3 ml Perhatikan dan catat apa yang terjadi Serta cium dan catat bau yang timbul | Bau menyengat |
Reaksi alcohol dengan FeCl3
percobaan | Hasil pengamatan | |
fenol | 2-propanol | |
+2 tetes larutan FeCl3 | Pada larutan fenol 2 ml ditambahkan FeCl3 5 tetes berubah warna menjadi hitam | Pada larutan 2-propanol 2 ml ditambahkan 5 tetesn FeCl3 berubah warna orange |
4.2 pembahasan
Alkohol adalah senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Pada praktikum kali ini di dapatkan alcohol primer bila di oksidasi dengan oksidator kuat maka alcohol bereaksi menjadi aldehid, bila dilakukan secara terus menerus maka akan berubah menjadi asam karboksilat.
Penambahan 3 ml asam asetat glacial lalu di tambahkan 1 tetes etanol maka reaksi yang terjadi yaitu cairan berubah warna menjadi bening, dan begitu pula hasil yang di dapat pada penambahan 2prpanol & t-butanol.
Selanjutnya campuran di tambahkan larutan KMnO4 maka terjadi reaksi larutan tersebut berubah warna menjadi merah muda dan agak bening. Sedangkan pada penambahan larutan H2SO4 di tambah KMnO4 warna merah muda pada larutan tersebut menjadi hilang. Berarti jelas bahwasanya alcohol primer apabila di oksidasi dengan oksidator kuat maka ia akan berubah menjadi aldehid.
Lalu pada percobaan reaksi alcohol dengan FeCl3 dengan penambahan fenol maka didapatkan hasil, fenol berubah warna dari kekuningan menjadi kehitaman. Hal ini di karenakan senyawa aromatic itu dapat bereaksi dengan larutan FeCl3, atau larutan sekunder bereaksi dengan FeCl3. Sedangkan reaksi alcohol yang terjadi antara FeCl3 degan 2-propanol larutan tidak terjadi perubahan warna apapun karena senyawa alifatis tidak bereaksi dengan FeCl3, hal ini di karenakan alcohol tersier tidak dapat di oksidasi dengan larutan apapun.
Reaksi iodoform adalah suatu reaksi yang spesifik untuk gugus metil keton.Gugus metil dari suatu metil keton diiodonasi dalam suasana basa sampaiterbentuk iodoform (CHI3) padat berwarn a kuning .O OR-C-CH3 + I2 CHI3 + R-C-ONa(iodoform)Dalam percobaan ini gugus metil keton yang dipakai adalah aseton, yang akandireaksikan dengan iodium suasana basa akan menghasilkan iodoform. Masukkan 6ml aseton + 5 g iod kemudian tambahkan NaOH sebagai suasana basa.
BAB V
PENUTUP
5.1 kesimpulan
Alkohol adalah senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Pada praktikum kali ini di dapatkan alcohol primer bila di oksidasi dengan oksidator kuat maka alcohol bereaksi menjadi aldehid, bila dilakukan secara terus menerus maka akan berubah menjadi asam karboksilat. fenol berubah warna dari kekuningan menjadi kehitaman. Hal ini di karenakan senyawa aromatic itu dapat bereaksi dengan larutan FeCl3, atau larutan sekunder bereaksi dengan FeCl3. Sedangkan reaksi alcohol yang terjadi antara FeCl3 degan 2-propanol larutan tidak terjadi perubahan warna apapun karena senyawa alifatis tdak bereaksi dengan FeCl3, hal ini di karenakan alcohol tersier tidak dapat di oksidasi dengan larutan apapun.
5.2 saran
Saran saya adalah pada saat melakukan praktikan harus tersedia semua peralatan atau pun bahan yang akan digunakan untuk melakukan praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
brady.1999 Kimia Organik Dasar I. Yogyakarta: UGM-Press.
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta
kartika,2004, Kimia Anorganik, USU Press: Medan
mardzuki,1990,Kimia Organik Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, 1987.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 3.
Jakarta: Erlangga