Baca Juga
Bentuk - Bentuk Sosialisasi - Manusia tidak dapat dilepaskan dari proses sosialisasi, karena manusia merupakan makhluk sosial. Berikut bentuk-bentuk sosialisasi yang ada di masyarakat:
Sosialisasi memiliki pola yang disebut dengan pola-pola sosialisasi, ada 2 macam pola dalam sosialisasi yang dikemukakan oleh Jaeger yaitu:
1. Sosialisasi represif
Sosialisasi represif merupakan sosialisasi yang mengedepankan penerapan hukuman pada suatu kesalahan. Sosialisasi represif juga menekankan pada materi pada hukuman serta imbalan. Sosialisasi represif menekankan pada sosialisasi yang otoriter, anak harus patuh pada perintah orang tua, tidak boleh memberikan pendapat atau argumen. Sosialisasi ini bersifat satu arah dalam berkomunikasi.
2. Sosialisasi partisipan
Sosialisasi partisipan merupakan sosialisasi yang melibatkan orang lain atau memberikan orang lain berpendapat. Kedudukan antara individu yang satu dengan induvidu lainnya memiliki kedudukan yang sama dalam berpendapat, walaupun memiliki kedudukan dan umur yang berbeda. Misalkan sebelum menerapkan peraturan pada anak, anak akan diajak berdiskusi terlebih dahulu. sosialisasi partisipan ini memberikan imbalan apabila perilaku yang ditimbulkan sesuai harapan.
Hurlock juga berpendapat senada tentang pola sosialisasi yaitu:
· Pola Otoriter
Pola otoriter dalam sosialisasi merupakan sosialisasi yang bersifat kaku. Peraturan dala pola ini dikendalikan oleh satu orang saja, dan harus dilakukan tanpa boleh membantah, ada hukuman yang diterapkan pada pola ini, namun apabila pencapaian dapat diraih, tidak ada penghargaan yang didapatkan.
· Pola demokratis
Pola demokratis dalam sosialisasi ini melibatkan proses diskusi dan musyawarah dalam membuat kesepakatan tentang apa yang akan diraih dan dilakukan, sehingga anak mengerti manfaat dari perintah atau peraturan tersebut untuk dirinya. Pada sosialisasi ini menekankan pada proses belajar dan pendidikan, sehingga anak akan paham dan mengerti bahwa peraturan tersebut baik untuk dirinya. Apabila pencapaian dapat diraih ada penghargaan yang akan didapatkan.
· Pola permisif
Pola permisif dalam sosialisasi menekankan pada kebebasan namun terkontrol. Seseorang akan dibiarkan melakukan apa yang dikehendakinya, namun apabila perilaku tersebut dirasa berlebihan maka akan mendapatkan teguran. Baca: Pola dan Tahap - Tahap Sosialisasi
- Sosialisi primer merupakan sosialisasi yang pertama didapatkan oleh seseorang setelah ia lahir dan menjadi bagian dari masyarakat.
- Sosialisasi sekunder merupakan sosialisasi lanjutan dari sosialisasi primer, yang dapat memperkenalkan seseorang kedalam dunia baru di dalam masyarakat. Sosialisasi sekunder terdiri dari:
- Desosialisasi Vs resosialisasi
- Sosialisasi antisipatoris
Sosialisasi memiliki pola yang disebut dengan pola-pola sosialisasi, ada 2 macam pola dalam sosialisasi yang dikemukakan oleh Jaeger yaitu:
1. Sosialisasi represif
Sosialisasi represif merupakan sosialisasi yang mengedepankan penerapan hukuman pada suatu kesalahan. Sosialisasi represif juga menekankan pada materi pada hukuman serta imbalan. Sosialisasi represif menekankan pada sosialisasi yang otoriter, anak harus patuh pada perintah orang tua, tidak boleh memberikan pendapat atau argumen. Sosialisasi ini bersifat satu arah dalam berkomunikasi.
2. Sosialisasi partisipan
Sosialisasi partisipan merupakan sosialisasi yang melibatkan orang lain atau memberikan orang lain berpendapat. Kedudukan antara individu yang satu dengan induvidu lainnya memiliki kedudukan yang sama dalam berpendapat, walaupun memiliki kedudukan dan umur yang berbeda. Misalkan sebelum menerapkan peraturan pada anak, anak akan diajak berdiskusi terlebih dahulu. sosialisasi partisipan ini memberikan imbalan apabila perilaku yang ditimbulkan sesuai harapan.
Hurlock juga berpendapat senada tentang pola sosialisasi yaitu:
· Pola Otoriter
Pola otoriter dalam sosialisasi merupakan sosialisasi yang bersifat kaku. Peraturan dala pola ini dikendalikan oleh satu orang saja, dan harus dilakukan tanpa boleh membantah, ada hukuman yang diterapkan pada pola ini, namun apabila pencapaian dapat diraih, tidak ada penghargaan yang didapatkan.
· Pola demokratis
Pola demokratis dalam sosialisasi ini melibatkan proses diskusi dan musyawarah dalam membuat kesepakatan tentang apa yang akan diraih dan dilakukan, sehingga anak mengerti manfaat dari perintah atau peraturan tersebut untuk dirinya. Pada sosialisasi ini menekankan pada proses belajar dan pendidikan, sehingga anak akan paham dan mengerti bahwa peraturan tersebut baik untuk dirinya. Apabila pencapaian dapat diraih ada penghargaan yang akan didapatkan.
· Pola permisif
Pola permisif dalam sosialisasi menekankan pada kebebasan namun terkontrol. Seseorang akan dibiarkan melakukan apa yang dikehendakinya, namun apabila perilaku tersebut dirasa berlebihan maka akan mendapatkan teguran. Baca: Pola dan Tahap - Tahap Sosialisasi