- Stres adalah reaksi dari tubuh (respon) terhadap lingkungan yang dapat memproteksi diri kita dan bagian dari sistem pertahahan yang membuat kita tetap hidup. (Erica , all-about-stress.com)
- Stres sudah ada sejak kita dalam kandungan dan tak pernah lepas dari kehidupan kita
- Reaksi fisik, reaksi yang mudah terlihat, sakit kepala, jantung deg-degan, hilang nafsu makan, tangan dingin dsb.
- Reaksi emosi, reaksi sifat ; marah-marah, cemas, mudah tersinggung, pesimis, dsb.
- Reaksi Kognitif, reaksi otak, berpikir negatif, sulit konsentrasi, sulit berpikir, dsb/
- Reaksi tingkah laku, reaksi sikap ; menarik diri dari pergaulan, tidur berlebihan, jadi pendiam, jadi kasar dsb
- Keluarkan emosi,
- Gunakan waktu untuk relaks bersama keluarga (misalnya jangan tunda cuti RnR didaerah MERAH), ambil cuti bulanan dsb
- Jaga kesehatan rohani anda (tetap berdo'a/ mendekatkan diri kepada YANG MAHA KUASA, keluarkan emosi anda
- kendalikan rasa panik, jaga kesehatan fisik dengan baik (berolah raga), tidur yang cukup, konsumsi makanan bergizi (Vit A, C dan B), Sering istirahat
- Relaksasi, Rekreasi dengan orang-orang terdekat (keluarga), Selalu berpikir positif, Pertimbangkan untuk melakukan konsultasi dengan orang lain atau psikolog profesional
- Kelompok pertama adalah faktor pribadi, seperti: keluarga, ekonomi rumahtangga, dan karakteristik kepribadian. Adanya persoalan pada kehidupan pernikahan, perceraian serta anak-anak yang tidak disiplin dan sulit diatur; penghasilan yang kurang mencukupi pemenuhan kebutuhan rumahtangga dan gaya hidup; serta kepribadian yang tertutup, mudah tersinggung, perfeksionis, sangat berorientasi pada waktu dan hasil, merupakan beberapa contoh faktor pribadi yang dapat menjadi pemicu terjadinya stres di tempat kerja.
- Kelompok kedua adalah faktor organisasi, seperti: pekerjaan, peran, dan dinamika hubungan atau interaksi antar karyawan. Pekerjaan yang bersifat rutin, monoton, membutuhkan kecepatan dalam pengerjaan, dengan ruang atau lokasi kerja yang bising dan panas; tuntutan peran yang tidak jelas atau bertentangan dengan sistem nilai yang dianut; serta hubungan kerja antar rekan yang tidak cocok, apalagi bila diwarnai dengan adanya konflik mental maupun fisik, merupakan beberapa contoh faktor organisasi yang dapat menjadi pemicu terjadinya stres di tempat kerja. Selain itu juga budaya perusahaan yang sangat menekankan individualisme dan persaingan, struktur organisasi dengan kontrol dan komando yang ketat, kurangnya penguasaan terhadap teknologi yang digunakan, serta perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat di dalam perusahaan.
- Kelompok ketiga adalah faktor lingkungan, seperti: ekonomi, politik, dan teknologi. Ketidakpastian kondisi politik, krisis ekonomi negara yang berkepanjangan, serta perkembangan teknologi yang mengancam kelangsungan kerja merupakan beberapa contoh faktor lingkungan yang dapat menjadi pemicu terjadinya stres di tempat kerja.
Baca Juga
- Pengertian Cooperative Learning Menurut Ahli
- Pengertian Dan Pemberdayaan Masyarakat Menurut Ahli
- Pengertian Operasi Dan Pemeliharaan Menurut Ahli
- Pengertian Perencanaan Pembangunan Menurut Ahli
- Pengertian Hutan, Jenis Hutan Dan Manfaatnya
- Pengertian Filsafat Matematika Menurut Ahli
- Pengertian Dan Definisi Akuntansi Manajemen Menurut Ahli
- Pengertian Akuntansi Manajemen Menurut Ahli
- Pengertian Manajemen Stress Menurut Ahli
- Pengertian, Fungsi dan Bidang Manajemen Menurut Ahli
- Pengertian manajemen keuangan menurut para ahli dan manajemen keuangan
- Pengertian Manajemen Sistem Pendidikan Nasional Menurut Ahli
- Pengertian Dan Tujuan Manajemen Database / DBMS
- Akuntansi Manajemen Keuangan (Konsep, Manfaat Dan Rekayas
- Pengertian Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Menurut Ahli
- Pengertian Efektifitas Menurut Ahli
- Gejala fisiologik , antara lain : denyut jantung bertambah cepat , banyak berkeringat (terutama keringat dingin), pernafasan terganggu, otot terasa tegang, sering ingin buang air kecil, sulit tidur, gangguan lambung, dst .
- Gejala psikologik , antara lain : resah, sering merasa bingung, sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan, tidak enak perasaan, atau perasaan kewalahan ( exhausted) dsb.
- Tingkah laku, antara lain : berbicara cepat sekali, menggigit kuku, menggoyang-goyangkan kaki, ticks, Gemetaran, berubah nafsu makan ( bertambah atau berkurang).
- Keletihan emosi, jenuh, penghayatan ini merupakan tanda pertama dan punya peran sentral bagi terjadinya ‘burn – out’.
- Terjadi ‘depersonalisasi’ ; Dalam keadaan stress berkepanjangan, seiring dengan kewalahan /keletihan emosi, kita dapat melihat ada kecenderungan yang bersangkutan memperlakuan orang lain sebagai ‘sesuatu’ ketimbang ‘sesorang’.
- Pencapaian pribadi yang bersangkutan menurun, sehingga berakibat pula menurunnya rasa kompeten & rasa sukses.
- Manakala stress menjadi distress, prestasi belajar menurun dan sering terjadi tingkah laku yang tidak berterima oleh masyaraka.
- Level stress yang cukup tinggi berdampak negative pada kemampuan mengingat informasi, mengambil keputusan, mengambil langkah tepat.
- Mahasiswa yang ‘over-stressed’ ~ stress berat seringkali banyak membolos atau tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.
- Ketidakpastian Ekonomi, misalnya orang merasa cemas terhadap kelangsungan pekerjaan mereka.
- Ketidakpastian Politik, misalnya adanya peperangan akibat perebutan kekuasaan.
- Perubahan Teknologi, misalnya dengan adanya alat-alat eletronik dll, munculnya bom dimana-mana.
- Tuntutan Tugas, misalnya desain pekerjaan individual, kondisi pekerjaan, dan tata letak fisik pekerjaan.
- Tuntutan Peran, misalnya ada peran beban yang berlebihan dalam organisasi.
- Tuntutan Antarpersonal, misalnya tidak adanya dukungan dari pihak tertentu atau terjain hungan yang buruk.
- Persoalan Keluarga, misalnya kesulitan dalam mencari nafkah dan retaknya hubungan keluarga.
- Persoalan Ekonomi, misalnya apa yang dimilikinya tidak memenuhi apa yang didambakan.
- Berasal dari kepribadiannya sendiri.
- Gejala Fisiologis, meliputi sakit kepala, tekanan darah tinggi, dan sakit jantung.
- Gejala Psikologis, meliputi kecemasan, depresi, dan menurunnya tingkat kepuasan kerja.
- Gejala Perilaku, meliputi perubahan produktivitas, kemangkiran dan perputaran karyawan.