Baca Juga


Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Wisata Cokrodiningratan terletak di Jalan AM. Sangaji, Jetisharjo JT 2/519 Yogyakarta.

Sahabat GPS Wisata Indonesia, pernah di-posting Kampung Wisata Dipowinatan, Yogyakarta; sekarang ke Kampung Wisata Cokrodiningratan, Yogyakarta. Letaknya tidak jauh dari Tugu, simbol kota Yogyakarta ke arah utara hanya beberapa meter jauhnya, disebelah kanan jalan AM. Sangaji, masuk gang sempit, tentunya jalannya tidak becek.

Menyusuri Kali Code

Gang sempit diperkampungan tidak menghalangi untuk dirubah menjadi kampung yang asri. Di setiap sudut gang maupun halaman rumah dihias dengan pot bunga. Uniknya, pot tanaman dihias dengan menggunakan bahan dari daur ulang sampah plastik.

Bangunan Kuno

Sepanjang kawasan AM Sangaji (dahulu bernama Jalan Jetis) terdapat beberapa bangunan bersejarah yang bergaya Eropa. Saat ini banyak difungsikan sebagai tempat pendidikan, kantor dan hotel, yaitu SMP Negeri 6, SMK Negeri 2, SMU Negeri 11, Markas KODIM, Hotel Mustokoweni dan Wisma Sastrowardoyo.

Tentunya anda dapat napak tilas hanya di beberapa tempat saja, untuk KODIM (Komanda Daerah Militer) tidak bisa masuk. Untuk sekolahan baru dapat masuk sesudah jam sekolah usai atau waktu liburan sekolah.

SMP Negeri 6

(http://smpn1yk.tripod.com/)

Bangunan SMP Negeri 6 Yogyakarta dahulu merupakan banguna HIS (Hollandsche Indlandsche School). Sekolah tersebut didirikan pada tahun 1915 atas usulan Budi Utomo, yang menginginkan adanya kemajuan kebudayaan dan pendidikan bagi kaum bumi putera. Hal tersebut dikemukakan pada waktu Budi Utomo melaksanakan Kongres I (pertama) pada tanggal 3-5 Oktober 1908 di gedung Kweekschool (Sekolah Guru Jaman Belanda), Jetis, Yogyakarta. Usulan itu dimunculkan sebagai respon adanya Politik Etika Belanda yang mulai dijalankan Pemerintah Hindia Belanda sejak tahun 1907. Keberadaan HIS di Jetis merupakan salah satu Sekolah Kelas I negeri di Yogyakarta yang sudah diajarkan bahasa Belanda dengan lama pendidikan selama 7 tahun. Sekolah sejenis HIS di Yogyakarta lainnya antara lain : HIS Pujokusuman, Keputran, Muhammadiyah, Yayasan Netral dan Zending.

SMU Negeri 11

SMUN 11 Yogyakarta (http://koranpelajargratis.com)

Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 11 Yogyakarta merupakan Sekolah Menengah Umum Negeri yang paling akhir. Meskipun demikian sekolah ini menempati gedung yang bernilai sejarah karena telah digunakan sejak jaman penjajahan Belanda, gedung yang telah berdiri sejak tahun 1897.

Tanggal 3-5 Oktober 1908 dijadikan sebagai ajang Konggres Boedi Utomo yang pertama dan menempati ruang makan Kweekschool (Aula).

SMK Negeri 2

(http://pizna.com)

SMK Negeri 2 Gedungnya anggun dan berwibawa, dibangun pada tahun 1919. Pada masa penjajahan Belanda, gedung ini dipakai sebagai sebagai gedung sekolah PJS (Princess Juliana School) dengan beberapa jurusan diantaranya Teknik Lokomotif dan Teknik Bangunan Air (Waterbouwkundige Afdeeling).

Hotel Mustokoweni

(http://www.gogobot.com)

Bangunan Hotel ini dahulunya dibangun oleh Madame Oemi Salamah Prawironegoro (1902-1977), adalah seorang musisi dan fashion desainer. Madame Oemi Salamah telah berkeliling keluar negeri khususnya ke Belanda, sehingga rumah yang dibangun bergaya Indis. Rumah tersebut dibangun pada awal abad ke-20 atau kira – kira tahun 1920-an, disebuah kawasan Jetis yang juga banyak didirikan bangunan-bangunan dan sekolah bargaya indis. Bangunan Hotel Mustokoweni pernah direnovasi pada tahun 2007. Bangunan dibangun menggunakan struktur dinding tebal dengan arah hadap asli menghadap ke utara. Fasade bangunan sangat unik dan tidak terdapat ditempat lain berbentuk seperti balkon yang dipadukan dengan dua buah tangga naik dan variasi pilar relung yang sangat indah serta masih terjaga keasliannya.

Daur Ulang Sampah

Gang Kampung Wisata Cokrodiningratan Kota Yogyakarta (http://radenmaspanjiharar.blogspot.com)

Ada bekas bungkus kemasan kopi, sabun, dan pewangi pakaian yang dirangkai kemudian digunakan untuk hiasan pot pot bunga. Alhasil tanaman hias mereka menjadi semakin unik dan menarik.

Daya tarik kampung itu tidak saja berhenti pada tampilan pot bunga. Mencermati rumah-rumah warga tidak jarang ditemukan sejumlah perlengkapan yang dibuat dari bahan sampah daur ulang kemasan. Taplak meja, tirai, tas, kantung sepatu semuanya merupakan kreasi warga yang mengolah limbah sampah menjadi produk berguna.

Jika memasak sayuran dan meninggalkan sisa, dia masukkannya ke lubang biopori. Dalam jangka waktu beberapa hari saja, sampah sisa sayur itu telah menjadi pupuk organik.

Sebaliknya jika dirinya hendak memasak, terdapat sisa sayuran segar atau dedaunan di halamannya yang dipangkas, akan dimasukkan ke ember pengolahan sampah organik. Dengan penyemperotan menggunakan zat kimia, dalam hitungan hari pula telah mampu menghasilkan pupuk cair yang mereka sebut lindi dan pupuk organik. Kesemuanya, selain dapat dijual, sekaligus mampu memberikan nutrisi bagi tanamannya sayur dan bunga di halaman rumah penduduk.

Kuliner


Selama ini produk Jajanan Pasar dari masyarakat Kampung Cokrodiningratan, dipasarkan di Pasar Tradisional Kranggan Yogyakarta. Kampung Cokrodiningratan rencananya akan diarahkan menjadi kampung kuliner. Hal tersebut dipertimbangkan setelah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) melihat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berkembang di Cokrodiningratan mayoritas berasal dari bidang kuliner.

Banyaknya hotel yang berdiri di kawasan tersebut juga mendorong UMKM kuliner terus bergeliat. Sebab, sebagian dari pelaku usaha mulai menawarkan hasil karya mereka berupa jajanan pasar mereka ke hotel-hotel.

Tradisi Seni Budaya

Upacara Merti (melestarikan) Kali Code setiap bulan Juni-Juli

Berbagai upacara adat jawa masih berjalan dalam keluarga jawa di Cokrodiningratan, seperti melahirkan (mitoni), pengantin, nyadran ruwahan dan jamasan pusaka suran.

Upacara adat yang dikemas sebagai festival di Cokrodiningratan adalah Merti Code, sebuah upacara pelestarian mata air Kali Code setiap bulan Juni-Juli . Upacara ini diramaikan tidak saja oleh masyarakat pinggir Kali Code Cokrodiningratan, tetapi juga oleh masyarakat pinggir kali sepanjang Code wilayah Utara .

Paket Wisata


Berjalan menyusuri kampung pinggir Kali Code, sejauh 3 km dengan waktu tempuh 3 jam, menjadi atraksi yang mengasyikkan karena suasana kampung yang bersih dan hijau, ditunjang keramahan warganya. Di sudut-sudut kampung dapat dijumpai lukisan dinding (mural) karya anak-anak muda setempat.

Informasi lebih lanjut hubungi
       
Pokdarwis Kampung Wisata Cokrodiningratan 
Jalan AM. Sangaji, Jetisharjo JT 2/519 Yogyakarta
Telp.: +62 813 2880 2207 (Bp. Totok Pratopo)
Website: https://cokrowisatapokdarwis.wordpress.com