Menurut BRAy. Moertini Sudibyo Notosubianto H, ada dua cara mewiron, cara Yogyakarta yang memperlihatkan garis tepi kain batik, dan gaya Solo yang menyembunyikan garis tepi kain batik. Jumlah wiron bebas, bisa genap ataupun ganjil. Banyaknya wiru bergantung pada ukuran tubuh pemakainya. Kalau kurus wirunya bisa lebih banyak. Kalau gemuk kadang-kadang cuma dapat 4 lipatan.
Baca Juga
- Musa Widyatmodjo Berusaha Konsisten Menggarap Koleksi Busana Pria
- Gelaran Wastra Nusantara Di Jogja Fashion Festival 2015
- Rayakan Hari Batik, Denny Wirawan Rilis Koleksi Terbaru dengan Batik Kudus
- Surabaya Semakin Mencuri Perhatian lewat Desainer Muda yang Potensial
- Opi Bachtiar Lestarikan Sutra Makassar Melalui Rancangannya
- 13 Kebaya Modern Untuk Wisuda Dan Acara Resmi
- Desain Mewah Anniesa Hasibuan di Kaftan Festival, Westfield, London
- Inspirasi Kebaya Pengantin Simpel Modern dari 6 Desainer Indonesia
Sebelum menutup pembicaraan Eyang De mengingatkan bahwa jika hendak mengunjungi acara di Keraton Solo mau pun Yogyakarta, maka kenakanlah kain sogan yang memiliki nama motif. "Jangan pakai kain sutera dengan motif modern seperti yang sering dipakai anak-anak sekarang ini, pakailah kain-kain sogan seperti Sido Luhur, Sido Mukti, dan lain sebagainya, di mana kainnya itu sendiri memiliki bobot."
Cara Mewiron sebagai berikut
Sumber: Seri Buku 1001 Ide Kreatif Art Kea