Desa Wisata Budaya Julah di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Propinsi Bali, terletak 35 kilometer sebelah timur kota Singaraja, yang menghubungkan Desa Bondalem dan Pacung. Telah berkembang menjadi salah satu desa wisata budaya unggulan di daerah itu karena memiliki warisan bangunan dan tradisi kuno zaman dulu.
Desa Wisata Budaya Julah merupakan salah satu desa kuno di tanah Bali, diantara kesekian banyak desa yang terbilang kuno di tanah Bali, Julah salah satunya. Desa Bali Mula juga sebagai sebutan untuk desa wisata budaya Julah, terdapat banyak peninggalan megalitik di desa Julah, peninggalan tari sakral juga ada, eneka bangunan tua dan pingit serta tata adat dan pemerintahan yang unik.
Warga desa Julah terus berusaha semaksimal mungkin dan segala daya untuk melestarikan keadaan desanya misalnya dengan menata lingkungan dan menata bentuk bangunan agar sesuai dengan aslinya. Sesuai dengan prasasti di pura Balai Agung desa wisata budaya Julah. Desa di pesisir Buleleng bagian timur itu telah ada pada tahun saka 844 atau tanggal 4 Januari 923 masehi saat zaman pemerintahan Sang Ratu Sri Ugrasena di tanah Bali.
Baca Juga
- Desa Wisata Budaya Julah Buleleng Bali
- Padepokan Alam dan Budaya Pesanggrahan Arjuno Prigen Pasuruan Jawa Timur
- Desa Wisata Tanjung Ngaglik Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta
- Kampung Ladang (Ladang View) Margalaksana Sumedang Jawa Barat
- Rumah Budaya Nusantara Puspo Budoyo Ciputat Tangerang Selatan Banten
- Desa Wisata Wukirsari Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta
- Desa Wisata Kalibiru Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta
- Desa Wisata Gubugklakah Malang Jawa Timur
Situs
Di Desa Wisata Budaya Julah terdapat sebuah situs yaitu Situs Batu Gambir Upit. Dalam temuan di situs ini terdapat beberapa buah artefak dan ekofak, baik yang merupakan temuan lepas ataupun temuan asosiasi. Temuan lainnya berupa fragmen gerabah merupakan temuan yang paling banyak dihasilkan dengan tipe-tipe semisal tipe piring, paus, kendi, dan tutup.
Beberapa warisan kebudayaan yang tetap terjaga sampai saat ini seperti pura desa yang berumur ribuan tahun, rumah orang Julah yang masih menerapkan konsep bangunan orang Bali asli (Bali Aga) dan beberapa peninggalan prasasti yang masih terjaga hingga kini.
Keberadaan Pura Desa Julah tidak pernah berubah sejak dulu pertama kali dibangun oleh nenek moyang desa itu, bangunannya kokoh berdiri hingga sekarang karena dibangun dengan batu-batuan khusus. Begitu pula dalam hal bangunan rumah, hampir sebagian besar penduduk asli Desa Julah tidak merombak bentuk bangunan rumah karena aturan adat yang tidak membiarkan hal itu terjadi.
Ia menambahkan, beberapa prasasti yang terdapat di Desa Julah sering dikunjungi oleh kalangan wisatawan, terutama yang tertarik dengan sejarah Bali zaman dulu.
Bukan hanya bangunan dan prasastinya, Julah juga terkenal dengan hasil kerajinan kain tenun khas Bali dengan konsep dan corak kain yang hanya ada di daerah itu.
Wisatawan juga dapat berkunjung ke beberapa sentra pembuatan kain tenun yang dikelola masyarakat lokal di desa yang berjarak sekitar 30 kilometer dari kota Singaraja ini, untuk menyaksikan proses pembuatan salah satu hasil kerajinan yang terpelihara hingga sekarang, Para wisatawan menyenangi desa yang terletak di wilayah kecamatan Tejakula ini karena dapat merasakan suasana Bali tempo dulu dari keberadaan beberapa bangunan tua yang bercirikan Bali seutuhnya.
Ia menambahkan, kebanyakan diantara wisatawan terpukau dengan keberadaan bangunan yang menyimpan begitu banyak sejarah mengenai keadaan Pulau Bali beratus-ratus tahun yang lalu itu.
Para wisatawan utamanya yang berasal dari Belanda sangat senang diajak berkeliling mengitari kawasan desa, mereka sangat antusias ketika kami meceritakan tentang sejarah desa ini.
Informasi lebih lanjut hubungi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Buleleng
Jln Ngurah Rai No.2
Telp.: (62) 362 25141
Fax.: (62) 362 32050
Email: disbudpar@bulelengkab.go.id, disbudparbuleleng@yahoo.com
Website: http://disbudpar.bulelengkab.go.id