Baca Juga


Lurik merupakan salah satu jenis tenun Indonesia dan berlokasi di Jawa. Produksi tenun lurik berada di wilayah Yogyakarta, Klaten dan Sukoharjo. Di wilayah Kabupaten Sukoharjo berada di Dukuh Sadakan, Desa Grogol; Desa Tegalsari dan Desa Senden, ketiga desa tersebut termasuk wilayah Kecamatan Weru. Dibanding dengan lurik Klaten dan Yogyakarta, lurik Sukoharjo cenderung lebih kasar dan bermotif kuno dengan dominasi warna gelap.

Desa Grogol

Industri tenun di desa Grogol ini dikelola oleh sebuah organisasi bentukan kelurahan yang dinamakan Paguyuban Tenun Sari, namun pada proses pengerjaanya diserahkan kepada masing-masing rumah yang sudah mempunyai alat produksi sendiri, pemerintah desa dan paguyuban tersebut hanya sebatas memberikan fasilitas bahan-bahan produksi dan penyuluhan-penyuluhan baik itu tentang penyaluran hasil produksi maupun pengembangan hasil produksi. Namun pemerintah desa grogol sangat mendukung sekali dengan keberadaan tenun tradisional itu sendiri, terbukti seragam dinas ibu-ibu PKK menggunakan kain lurik yang diproduksi oleh warganya sendiri.

Motif

Beragam motif tenun lurik Desa Grogol (http://tenunsukoharjo.blogspot.com)

Banyak motif dari kain lurik ATBM (alat tenun bukan mesin) Desa Grogol, diantaranya adalah motif hujan gerimis, hujan deras, pesawah, kembang gedang dan lain sebagainya.

Desa Senden

Tenun lurik motif garis (https://usemayjourney.wordpress.com)

Desa Senden, Kecamatan Weru Sukoharjo merupakan salah satu desa yang terletak diperbataskan Sukoharjo dan Klaten. Letaknya juga berada di pinggiran Sungai Dengkeng yang merupakan bagian hulu Sungai Bengawan Solo.

Aktivitas menenun di Desa ini sudah berlangsung sejak tahun 1970-an, hampir 60 persen rumah di Desa tersebut ada alat tenunnya Menenun memang bukan kegiatan utama di Desa ini, tapi hampir semua semua rumah di Desa ini ada alat tenunnya. Mereka akan menenun kalau sedang tidak ada aktivitas di sawah atau aktivitas lainnya.

Kain tenun motif hujan gerimis warna-warni (https://usemayjourney.wordpress.com)

Motif 

Kain Tenun Lurik yang diproduksi di Desa Senden ini memang kebanyakan bermotif garis dan hujan gerimis. Motif ini adalah motif lama yang masih terus diproduksi dan selalu dicari oleh para pecinta Lurik.

Desa Tegalsari

Tenun lurik bahan alami (https://nationalethnographicindonesia.files.wordpress.com)

Pembuatan kain lurik di Desa Tegalsari, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, sudah dilakukan turun temurun selama ratusan tahun. Setidaknya menurut Ibu Sri, kain lurik sudah dibuat di sini sejak jaman orang tuanya. Tidak ada yang tahu persis kapan kerajinan ini mulai dibuat oleh orang-orang Tegalsari. Yang mereka tahu, mereka adalah generasi kesekian yang membuat Lurik di situ. Peralatan yang dipakai juga masih sangat sederhana yang tidak jauh berbeda dengan yang digunakan orang-orang dulu. Untuk membuat selembar kain, mereka menenun benang menggunakan alat tenun tradisional yang biasa dikenal dengan sebutan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

Warna

Racikan tradisional bahan-bahan pewarna alami (https://nationalethnographicindonesia.files.wordpress.com)

Dan yang sangat istimewa, seluruh bahan yang dipakai dalam pembuatan kain lurik di Desa Tegalsari menggunakan bahan-bahan alami, persis seperti yang digunakan oleh generasi terdahulu untuk proses pewarnaan dan sebagainya.

Barangkali di jaman modern seperti sekarang ini, proses pewarnaan menggunakan bahan-bahan alami sudah banyak ditinggalkan orang. Selain karena sulit didapat, bahan-bahan ini dinilai tidak praktis di samping lebih mahal. Padahal, penggunaan bahan-bahan alami dalam pembuatan kain lurik memiliki banyak sekali keuntungan.

Pertama, penggunaan bahan alami berarti melestarikan tradisi, kearifan, serta pengetahuan lokal yang sudah berkembang sejak lama. Menggantikan racikan bahan-bahan pewarna alami dengan pewarna buatan berbahan kimia misalnya, sama saja memutus mata rantai tradisi kearifan lokal warisan generasi terdahulu. Unsur pengetahuan yang sangat kaya yang telah dikembangkan oleh orang terdahulu melalui proses trial and error menjadi sangat berharga dan sayang untuk dilupakan begitu saja kemudian menghilang.

Kedua, penggunaan bahan-bahan alami dalam proses pewarnaan Lurik lebih menjamin kesehatan bagi para pengrajinnya dan juga ramah terhadap lingkungan. Seperti diketahui bahwa limbah dari sisa penggunaan bahan-bahan kimia berpotensi besar mencemari lingkungan, potensi meracuni baik orang dewasa maupun anak-anak, termasuk ternak dan tanaman.

Ketiga, selain melestarikan tradisi dan lebih sehat serta ramah lingkungan, penggunaan bahan pewarna alami sebenarnya memiliki keunggulan lain yaitu mampu mendongkrak harga jual kain lurik itu sendiri. Di pasaran, kain lurik alami dihargai lebih tinggi dibanding kain lurik berbahan pewarna pabrik, meski pewarna alami tidak dapat menyaingi pewarna berbahan kimia dari tingkat ketajaman warna. Lurik alami memang berwarna sedikit redup. Tapi di situlah letak daya tarik dan keasliannya.

Pemasaran

Produksi tenun lurik ini mendapat tanggapan positif oleh pemerintah kabupaten Sukoharjo, hingga pendistribusiannya sudah sampai dikawasan Sukoharjo dan Solo sekitarnya. Hampir semua elemen pemerintahan di kabupaten Sukoharjo pun seragam batik pada hari jumat sudah mulai menggunakan hasil tenun lurik produksi tenun sari. Dalam komposisi sektor industri di negara yang sedang berkembang perlu dibicarakan tentang faktor-faktor yang paling menonjol sebagai faktor penghambat dalam perkembangan industri rumah tangga dan industri kecil.

Untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman tekonologi informasi (information technology), peneliti juga membeli domain dan hosting internet bernama http://www.lurikdesign.com. Website ini telah di-setting menjadi sebuah toko online (e-commerce ) sehingga dapat melayani peminat lurik dari seluruh dunia. Website tidak sekedar menjual produk lurik tradisional, tetapi juga menampilkan proses pembuatan lurik yang rumit dan melalui proses yang panjang dengan pengerjaan tangan. Dengan mengetahui proses pembuatan lurik, diharapkan para pembeli tidak sekedar membeli produk tetapi jugamenyadari bahwa mereka telah ikut melestarikan budaya bangsa dan membantu perekonomian rakyat.