
- Tartil, berasal dari kata rattala, “melagukan,” “menyanyikan,” yang pada awal Islam hanya bermakna pembacaan Al-Qur`an secara melodik, menjelaskan bahwa tartil mencakup pemahaman tentang pausa dalam pembacaan dan artikulasi yang tepat huruf-hurf hijaiyah. Dewasa ini, istilah tersebut tidak hanya merupakan suatu terma generik untuk pembacaan Al-Qur`an, tetapi juga merujuk kepada pembacaannya secara cermat dan perlahan-lahan. Selain itu ada dua kategori lain metode membaca Al-Qur`an, adalah hadr, pembacaan secara cepat, dan tadwir, pembacaan dengan kecepatan sedang.
- Tilawah, berasal dari kata tala, “membaca secara tenang, berimbang dan menyenangkan.” Di masa pra-Islam, kata ini digunakan untuk merujuk pembacaan syair. Pembacaan semacam ini mencakup cara sederhana pendengungan atau pelaguan yang disebut tarannum.
- Qira’ah, berasal dari kata qara’a, “membaca,” yang mesti dibedakan penggunaannnya untuk merujuk keragaman bacaan Al-Qur`an. Di sini, pembacaan Al-Qur`an mencakup hal-hal yang ada dalam istilah-istilah lain, seperti titik nada tinggi rendah, penekanan pada pola-pola durasi bacaan dan lain-lain.
Baca Juga
- Pengertian Cooperative Learning Menurut Ahli
- Pengertian Dan Pemberdayaan Masyarakat Menurut Ahli
- Pengertian Operasi Dan Pemeliharaan Menurut Ahli
- Pengertian Perencanaan Pembangunan Menurut Ahli
- Pengertian Hutan, Jenis Hutan Dan Manfaatnya
- Pengertian Filsafat Matematika Menurut Ahli
- Pengertian Dan Strategi pembelajaran Al-Qur`an
- Toleransi Beragama Dalam Perspektif Al-qur’an
- Pendidikan Islam Tradisi Dan Modernisasi Menuju Milenium Baru
- Mengurai Ketegangan Islam Dan Lokalitas Dengan Etnohermeneutik
- Pengertian Khulafaur Rasyidin
- Ideologi Kaum Reformis: Melacak Pandangan Keagamaan Muhammadiyah
- Sejarah Kebudayan Islam Di Indonesia
- Masyarakat Islam Dalam Kota Global Berbilang Bangsa Dan Agama
- Pengertian Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Menurut Ahli
- Pengertian Efektifitas Menurut Ahli
- Mutu Pendidikan Kualitas santri lulusan TK/TP Al Qur’an belum sesuai dengan target. Metode Pembelajaran
- Metode pembelajaran masih belum menciptakan suasana belajar yang kondusif. Sehingga proses belajar tidak efektif.
- Pendanaan Tidak adanya keseimbangan keuangan antara pemasukan dan pengeluaran. Waktu pendidikan
- Waktu pendidikan masih terlalu lama sehingga banyak santri drop out sebelum khatam Al-Qur'an.
- Kelas TQA Pasca TPA TQA belum bisa terlaksana. Metode Tilawati memberikan jaminan kualitas bagi santri-santrinya, antara lain :
- Santri mampu membaca Al-Qur'an dengan tartil.
- Santri mampu membenarkan bacaan Al-Qur'an yang salah.
- Ketuntasan belajar santri secara individu 70 % dan secara kelompok 80%.