![]() |
Sphygmomanometer |
Neonatus | 5 cm |
Anak > 5 Tahun | 12 cm |
Manset yang biasa tersedia | 23 cm |
Lengan normal yang tidak kurus | 35 cm |
Lengan yang berotot dan gemuk | 42 cm |
- Mengatur posisi pasien dalam keadaan duduk/berbaring dengan lengan rileks, siku sedikit menekuk dan lengan pakaian diangkat hingga ke atas;
- Menempatkan tensimeter dengan membuka aliran air raksa, mengecek saluran pipa, dan meletakkan manometer vertikal;
- Memasang manset pada lengan atas, 3 cm di atas fossa cubitti. Pemasangan jangan terlalu ketat atau longgar;
- Carilah ateri brakialis, biasanya disebelah medial tendon bisep;
- Lakukan perabaan pada arteri brakilais dengan satu jari dan tangan yang lain melakukan pemompaan pada manset sampai kira-kira 30 mmHg di atas tekanan ketika arteri brakialis tidak teraba lagi;
- Turunkan tekanan manset secara perlahan, sampai denyutan arteri brakilais teraba kembali. Inilah yang disebut tekanan sistolik papatoir;
- Kemudian ambil stetoskop dalam keadaan corong bel terbuka diletakkan tepat di arteri brakialis untuk memudahkan auskultasi;
- Pompa kembali manset sampai kurang lebih 30 mmHg di atas tekanan sistolik palpatoir;
- Secara perlahan turunkan tekanan manset dengan kecepatan 3-4 mmHg/detik. Dengar dan perhatikan denyut arteri brakialis mulai terdengar kembali. Catat hasil yang ditunjukkan oleh jarum pada sphygmomanometer.
Baca Juga
Normal | <120/80 mmHg |
Prehipentensi | 120-139 mmHg/ 80-89 mmHg |
Hipertensi stadium 1 | 140-159 mmHg/ 90-99 mmHg |
Hipertensi stadium 2 | >160 mmHg/ >100 mmHg |
- Tegangan nadi , Tegangan biasanya berkaitan sengan tekanan darah. Tegangan nadi terdiri dari, (1) pulsus normal, (2) pulsus mollis/ tegangan nadi lunak, (3) pulsus durus/ tegangan nadi keras.
- Isi nadi, Interpretasi isi nadi dapat berupa kecil ataupun besar. Hasil ini bergantung pada curah jantung dan keadaan pembuluh darah.
- Frekuensi, Frekuensi denyut nadi normal ialah 60-100x/menit. Jika frekuensinya >100x/menit disebut takikardia, dan jika frekuensinya <60x/menit disebut bradikardia. Tinggi rendahnya frekuensi denyut nadi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia, aktivitas, suhu tubuh, volume darah, keadaan psikis, posture tubuh, irama sirkadian, dan obat-obatan tertentu.
- Irama, Pada seseorang yang kondisi haemodinamiknya baik, biasanya irama yang diperoleh itu reguler (irama nadi teratur). Namun, pada seseorang dengan penyakit jantung aatau kondisi tententu akan diperoleh irama yang irregular (tidak teratur).
- Meletakkan tangan yang akan diperiksa dalam keadaan rileks;
- Meraba arteri radialis menggunakan 3 jari (jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis);
- Menghitung frekuensi denyut nadi minimal selama 1 menit atau, jika irama nadi kedua sisi tangan regular dapat dihitung selama 15 detik. Hasil yang didapat kemudian dikalikan empat.
- Menilai irama dan isi nadi.
- Pasien diminta untuk melepaskan baju bisa dalam keadaan duduk atau berbaring;
- Melakukan inspeksi atau pada punggung/dada dengan kedua tangan untuk menghitung gerakan pernapasan selama 1 menit;
- Menginterpretasikan hasil yang diperoleh.
![]() |
Termometer |