- Kapabilitas Ekstraktif; yaitu kemampuan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Kemampuan SDA biasanya masih bersifat potensial sampai kemudian digunakan secara maksimal oleh pemerintah. Seperti pengelolaan minyak tanah, pertambangan yang ketika datang para penanam modal domestik itu akan memberikan pemasukan bagi pemerintah berupa pajak. Pajak inilah yang kemudian menghidupkan negara.
- Kapabilitas distributif; SDA yang dimiliki oleh masyarakat dan negara diolah sedemikian rupa untuk dapat didistribusikan secara merata , misalkan seperti sembako yang siharuskan dapat merata distribusinya ke seluruh masyarakat. Demikian pula dengan pajak sebagai pemasukan negara itu harus kembali didistribusikan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
- Kapabilitas Regulatif (pengaturan); Dalam meyelenggarakan pengawasan individu dan kelomopk maka dibutuhkan adanya pengaturan. Regulasi individu sering memunculkan benturan pendapat. Seperti ketika pemerintah membutuhkan mak kemudian regulasi diperketat, hal in I mengaibatkan keterlibatan masyarakat terkekang.
- Kapabilitas Simbolik; artinya kemampuan pemerintah dalam berkreasi dan secara selektif membuat kebijakan yang akan diterima oleh rakyat. Semakin diterima kebijakan yang dibuat pemerintah maka semakin baik kapabilitas simbolik sistem.
- Kapabilitas Responsif; dalam proses politik terdapat hubungan antara input dan output, output berupa kebijakan pemerintah sejauh mana dipengaruhi oleh masukan atau adanya partisipasi masyarakat sebagai inputnya akan menjadi ukuran kapabilitas responsif.
- Kapabilitas dalam negeri dan internasional; Sebuah negara tidak bisa sendirian hidup dalam dunia yang mengglobal saat ini, bahkan sekarang banyak negara yang memiliki kapabilitas ekstraktif berupa perdagangan internasional. Minimal dalam kapabilitas internasional ini negara kaya atau berkuasa (super power) memberikan hibah (grants) dan pinjaman (loan) kepadan negara-negara sedang berkembang.
- Masa prakolonial
- Masa kolonial (penjajahan)
- Masa Demokrasi Liberal
- Masa Demokrasi terpimpin
- Masa Demokrasi Pancasila
- Masa Reformasi
- Penyaluran tuntutan
- Pemeliharaan nilai
- Kapabilitas
- Integrasi vertikal
- Integrasi horisontal
- Gaya politik
- Kepemimpinan
- Partisipasi masa
- Keterlibatan militer
- Aparat negara
- Stabilitas
Baca Juga
- Pengertian, Anggota, Sidang, dan Sejarah BPUPKI
- Peristiwa Proklamasi dan Peristiwa Rengasdengklok
- Pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
- Sistem Pemerintahan Kerajaan Hindu-Buddha dan Islam
- Teori Masuknya Agama Hindu, Budha, dan Islam ke Indonesia
- Kehidupan Manusia Indonesia Di Zaman Prasejarah
- Zaman Prasejarah Di Indonesia
- Sejarah Perang Dunia Kedua (Perang Dunia 2)
- Pengertian Iptek Dan Seni Menurut Ahli
- Pendekatan Silang Budaya Sebagai Pencitraan Budaya Indonesia
- Pengertian Kebudayaan Dan Kesenian
- Pemetaan dan Konservasi Disain Batik Tradisi sebagai Langkah Cultural Haritage dalam Pengembangan Berbasis Local Genius di Era Industri Kreatif
- Macam - Macam Batik dan Proses Pengerjaannya
- Pengertian Dan Ragam Seni Grafis
- Unsur-Unsur Utama Gambar Ilustrasi Dan Sejarah Seni Ilustrasi di Indonesia
- Pengertian Batik Dan Langkah-Langkah Membatik
- Sanksi Norma Agama dan Kesusilaan
- Pengertian Norma Kesopanan, Kesusilaan dan Sosial
- Pengertian Norma Kebiasaan, Agama dan Hukum
- Pengertian Norma Agama, Hukum dan Adat Istiadat
- Budaya parokial yaitu budaya politik yang terbatas pada wilayah tertentu bahkan masyarakat belum memiliki kesadaaran berpolitik, sekalipun ada menyerahkannya kepada pemimpin lokal seperti suku
- Budaya kaula artinya masyarakat sudah memiliki kesadaran terhadap sistem politik namun tidak berdaya dan tidak mampu berpartisipasi sehingga hanya melihat outputnya saja tanpa bisa memberikan input
- Budaya partisipan yaitu budaya dimana masyarakat sangat aktif dalam kehidupan politik
- Budaya politik campuran, maksudnya disetiap bangsa budaya politik itu tidak terpaku kepada satu buday, sekalipun sekarang banyak negara sudah maju, namun ternyata tidak semuanya berbudaya partisipan, masih ada yang kaula dan parokial. Inilah yang kemudian disebut sebagai budaya politik campuran.
- Konfigurasi subkultur; Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang beragam, namun semuanya sudah melebur menjadi satu bangsa sehingga tidak muncul kekhawatiran terjadi konflik. Berbeda dengan India yang subkulturnyasangat beragam bahkan terjadi sekat antar kasta.
- Bersifat Parokial kaula: Karena masyarakat Indonesia mayoritas masih berpendidikan rendah maka budaya politiknya masih bersifat parokial kaula
- Ikatan Primordial; sentimen kedaerahan masih muncul apalagi ketika Otonomi Daerah diberlakukan.
- Paternalisme; artinya masih muncul budaya asal bapak senang (ABS)
- Dilema interaksi modernisme dengan tradisi; Indonesia masih kuat dengan tradisi namun modernisme mulai muncul dengan menggeser tradisi tersebut sehingga memunculkan sikap dilematis.
- Mempertemukan kepentingan atau mengakomodasi dan beradaptasi
- Agregasi kepentingan yaitu menyaluraakan pendapat masyarakat kepada penguasa, disini penyalurannya berarti pihak ketiga
- Seleksi Kepemimpinan
- Komunikasi politik yaitu masyarakat mengemukakan langsung pendapatnya kepada penguasa demikian pula sebaliknya.