
- hipotalamus - hipofisis anterior dan posterior - tiroid - paratiroid | - pulau Langerhans - anak ginjal,kortex dan medula - gonad (ovarium dan testis) - sel APUD di lambung,usus,dan pankreas |
HIPOTALAMUS
- ACRH : Adreno Cortico Releasing Hormon
- TRH : Tyroid Releasing Hormon
- GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon
- PTRH : Paratyroid Releasing Hormon
- PRH : Prolaktin Releasing Hormon
- GRH : Growth Releasing Hormon
- MRH : Melanosit Releasing hormon
Kelenjar tiroid terletak di leher bagian depan tepat di bawah kartilago krikoid, antara fasia koli media dan fasia prevertebralis. Di dalam ruang yang sama juga terletak trakea, esofagus, pembuluh darah besar dan saraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan melingkarinya dua pertiga sampai tiga perempat lingkaran. Keempat kelenjar paratiroid umumnya terletak pada permukaan belakang kelenjar tiroid.
- Mengatur laju metabolisme tubuh
- Pertumbuhan testis,saraf ,dan tulang
- Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
- Menambah kekuatan kontraksi otot dan irama jantung
- Merangsang pembentukan sel darah merah
- Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan,sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan Oksigen akibat metabolisme
- Antagonis insulin.
- Mineralokortikoid (aldosteron)
- Glukokortikoid
- Androgen
- . DEFINISI
- II. ETIOLOGI
- Disfungsi atau sumbatan tuba eustachius merupakan penyebab utama dariotitis media yang menyebabkan pertahanan tubuh pada silia mukosa tubaeustachius terganggu, sehingga pencegahan invasi kuman ke dalam telingatengah juga akan terganggu
- ISPA (infeksi saluran pernafasan atas), inflamasi jaringan di sekitarnya(misal : sinusitis, hipertrofi adenoid), atau reaksi alergi (misalkan rhinitisalergika). Pada anak-anak, makin sering terserang ISPA, makin besarkemungkinan terjadinya otitis media akut (OMA). Pada bayi, OMAdipermudah karena tuba eustachiusnya pendek, lebar, dan letaknya agak horisontal.
- BakteriBakteri yang umum ditemukan sebagai mikroorganisme penyebab adalah Streptococcus peumoniae, Haemophylus influenza, Moraxella catarrhalis,dan bakteri piogenik lain, seperti Streptococcus hemolyticus,Staphylococcus aureus, E. coli, Pneumococcus vulgaris.
- III. PATOFISIOLOGI
- Otitis Media Akut
- Membrane tymphani merah, sering menggelembung tanpa tonjolan tulang yang dapat dilihat, tidak bergerak pada otoskopi pneumatic ( pemberian tekanan positif atau negative pada telinga tengah dengan insulator balon yang dikaitkan ke otoskop ), dapat mengalami perforasi.
- Otorrhea, bila terjadi rupture membrane tymphani
- Keluhan nyeri telinga ( otalgia )
- Demam
- Anoreksia
- Limfadenopati servikal anterior
- Otitis Media Serosa
- Otitis Media Kronik
- V. ANATOMI FISIOLOGI
- VI. KOMPLIKASI
- Peradangan telinga tengah (otitis media) yang tidak diberi terapi secarabenar dan adekuat dapat menyebar ke jaringan sekitar telinga tengahtermasuk ke otak, namun ini jarang terjadi setelah adanya pemberianantibiotik.
- Mastoiditis
- Kehilangan pendengaran permanen bila OMA tetap tidak ditangani
- Keseimbangan tubuh terganggu
- Peradangan otak kejang
Baca Juga
- VII. PENATALAKSANAAN
- VIII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
- Otoscope untuk melakukan auskultasi pada bagian telinga luar
- Timpanogram untuk mengukur kesesuaian dan kekakuan membran timpany
- Kultur dan uji sensitifitas: dilakukan bila dilakukan timpanosesntesis (Aspirasi jarum dari telinga tengah melalui membrane timpani)
- X. PENCEGAHAN
- Pencegahan terjadinya ISPA pada bayi dan anak-anak
- Pemberian ASI minimal selama enam bulan
- Hindari pemberian susu botol ketika anak dalam keadaan berbaring
- Hindari pajanan terhadap asap rokok
- XI. WOC
- I. PENGKAJIAN
- Riwayat kesehatan dahulu
- Riwayat kesehatan sekarang
- Riwayat kesehatan keluarga
- Mengkaji ada atau tidak salah satu keluarga yang mengalami penyakit yang sama. Ada atau tidaknya riwayat infeksi saluran nafas atas yang berulang dan riwayat alergi pada keluarga.
- Keadaan umum klien
- Kepala
- Kaji adanya nyeri pada telinga
- Leher, Kaji adanya pembesaran kelenjar limfe di daerah leher
- Dada / thorak
- Jantung
- Perut / abdomen
- Genitourinaria
- Ekstremitas
- Sistem integumen
- Sistem neurologi
- Data pola kebiasaan sehari-hari
- Nutrisi
- Eliminasi
- Aktivitas sehari-hari dan perawatan diri
- Pemeriksaan diagnostik
- II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- III. INTERVENSI KEPERAWATAN
- Ajarkan teknik relaksasi pada klien dengan mengajarkan teknik relaksasi (misalnya bernafas perlahan, teratur, atau nafas dalam)
- Kolaborasikan dengan tim medis dalam pemberian analgetik
- Kaji kembali nyeri yang dirasa oleh klien setelah 30 menitpemberian analgetik
- Beri informasi kepada klien dan keluarga tentang penyebab yeriyang dirasa
- Teknik relaksasi yang benar dan efektif dapat membantumengurangi nyeri yang dirasab.
- Analgetik dapat menekan pusat saraf rasa nyeri, sehingga nyeridapat berkurang
- Untuk mengetahui keefektifan pemberian analgetik
- Informasi yang cukup dapat mengurangi kecemasan yang dirasaoleh klien dan keluarga
- Klien dapat melakukan komunikasi dengan baik
- Menerima pesan melalui metoda pilihan (misal : komunikasitulisan, bahasa lambang, berbicara dengan jelas pada telinga yangbaik.
- Dapatkan apa metode komunikasi yang dinginkan dan catat pada rencana perawatan metode yang digunakan oleh staf dan klien, eperti : tulisan, berbicara, ataupun bahasa isyarat.
- Kaji kemampuan untuk menerima pesan secara verbal.- Jika ia dapat mendegar pada satu telinga, berbicara dengan perlahan dan dengan jelas langsung ke telinga yang baik (hal ini lebih baik dari pada berbicara dengan keras).
- Tempatkan klien dengan telinga yang baik berhada pandengan pintu.
- Dekati klien dari sisi telinga yang baik.-
- Jika klien dapat membaca ucapan ,Lihat langsung pada klien dan bicaralah lambat dan jelas.
- Hindari berdiri di depan cahaya karena dapat menyebabkan klien tidak dapat membaca bibir anda.-
- Perkecil distraksi yang dapat menghambat konsentrasi klien.
- Minimalkan percakapan jika klien kelelahan atau gunakankomunikasi tertulis.
- Tegaskan komunikasi penting dengan menuliskannya.-
- Jika ia hanya mampu bahasa isyarat, sediakan penerjemah.Alamatkan semua komunikasi pada klien, tidak kepadapenerjemah. Jadi seolah-olah perawat sendiri yang langsungberbicara kepada klien dnegan mengabaikan keberadaanpenerjemah.
- Gunakan faktor-faktor yang meningkatkan pendengaran danpemahaman
- Bicara dengan jelas, menghadap individu.
- Ulangi jika klien tidak memahami seluruh isi pembicaraan.
- Gunakan rabaan dan isyarat untuk meningkatkan komunikasi.
- Validasi pemahaman individu dengan mengajukan pertanyaanyang memerlukan jawaban lebih dari ya dan tidak.
- Dengan mengetahui metode komunikasi yang diinginkan oleh klienmaka metode yang akan digunakan dapat disesuaikan dengankemampuan dan keterbatasan klien.
- Pesan yang ingin disampaikan oleh perawat kepada klien dapatditerima dengan baik oleh klien.
- Memungkinkan komunikasi dua arah anatara perawat dengan kliendapat berjalan dnegan baik dan klien dapat menerima pesanperawat secara tepat.
- Ajarkan klien untuk menggunakan dan merawat alat pendengaransecara tepat
- Instruksikan klien untuk menggunakan teknik-teknik yang amandalam perawatan telinga (seperti: saat membersihkan denganmenggunakan cutton bud secara hati-hati, sementara waktu hindariberenang ataupun kejadian ISPA) sehingga dapat mencegahterjadinya ketulian lebih jauh.
- Observasi tanda-tanda awal kehilangan pendengaran yang lanjut.
- Instruksikan klien untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik yang diresepkan (baik itu antibiotik sistemik maupun lokal).
- Keefektifan alat pendengaran tergantung pada tipegangguan/ketulian, pemakaian serta perawatannya yang tepat.
- Apabila penyebab pokok ketulian tidak progresif, makapendengaran yang tersisa sensitif terhadap trauma dan infeksisehingga harus dilindungi.
- Diagnosa dini terhadap keadaan telinga atau terhadap masalah-masalah pendengaran rusak secara permanen.
- Penghentian terapi antibiotika sebelum waktunya dapatmenyebabkan organisme sisa resisten sehingga infeksi akanberlanjut.
- Klien mampu mengungkapkan ketakutan/kekuatirannya.
- Respon klien tampak tersenyum.
- Berikan informasi kepada klien seputar kondisinya dan gangguanyang dialami.
- Diskusikan dengan klien mengenai kemungkinan kemajuan darifungsi pendengarannya untuk mempertahankan harapan kliendalam berkomunikasi.
- Berikan informasi mengenai kelompok yang juga pernahmengalami gangguan seperti yang dialami klien untuk memberikandukungan kepada klien.
- Berikan informasi mengenai sumber-sumber dan alat-lat yangtersedia yang dapat membantu klien.
- Menunjukkan kepada klien bahwa dia dapat berkomunikasi denganefektif tanpa menggunakan alat khusus, sehingga dapat mengurangirasa cemasnya.
- Harapan-harapan yang tidak realistik tidak dapat mengurangikecemasan, justru malah menimbulkan ketidak percayaan klienterhadap perawat.
- Memungkinkan klien untuk memilih metode komunikasi yangpaling tepat untuk kehidupannya sehari-hari disesuaikan dnegantingkat keterampilannya sehingga dapat mengurangi rasa cemas danfrustasinya.
- Dukungan dari bebarapa orang yang memiliki pengalaman yangsama akan sangat membantu klien.