Dan memasuki bulan september ini, kepekatan asap bukannya berkurang, malah semakin menjadi-jadi dan sudah menjadi berita nasional. Ada juga yang becandain bencana ini lewat meme-meme lucu peristiwa kabut asap.
Bencana asap seperti ini sebenarnya bukanlah yang pertama, dan sepertinya juga bukan yang terakhir. Setiap tahun setiap musim kemarau tiba, angkasa bumi Lancang Kuning selalu saja dihiasi kabut asap hasil dari kebakaran hutan dan lahan gambut di berbagai tempat. Tapi selama kurang lebih 10 tahun saya tinggal di Riau, kabut asap musim ini bisa dibilang yang paling parah dari yang sudah-sudah.
Biasanya, kabut asap hanya menyerang beberapa wilayah Riau saja terutama kota Pekanbaru dan wilayah-wilayah yang dekat dengan titik api. Kalau kali ini, hampir seluruh wilayah Riau terkena imbas secara adil dan merata, bahkan di propinsi-propinsi sebelah juga mendapat bagian. Di desa tempat orang tua saya tinggal, saking pekatnya asap, sekolah sudah diliburkan sejak hari kamis kemarin. Kabut asap tahun sebelum-sebelumnya, tidak pernah ada sejarahnya anak sekolah sampai diliburkan.
Baca Juga
- Ketidakbanggaan Saya Akan Indonesia Terselamatkan Lewat Jalan-jalan
- 'Tuhan' yang Mempunyai Anak dan Istri
- Momen Lebaran: Belajar Dari Kisah Hidup Bang Syukur
- Bayu Kumbara dan Jennifer Brocklehurst Mulai Gerah Dengan Pemberitaan Seputar Pernikahannya
- Beberapa Prilaku Nyebelin Pengantin Baru
- Musim Kabut Asap Terburuk
- Padatnya Antrian Pencairan JHT di Kantor-kantor BPJS Ketenagakerjaan
- Hari Ini Peraturan Baru Pencairan JHT Resmi Mulai Diberlakukan
Hal senada juga disampaikan salah dua warga yang saya temui di Jalan Kubang Raya, Panam. Dua warga bernama Rani dan Dwi tersebut tadinya mau saya wawancarai, tapi karena masing-masing memakai masker jadi tidak jelas suaranya. Akhirnya saya minta nomer WA untuk tanya jawab via chat biar lebih gampang. Dan ketika aku tanya pendapat mereka mengenai peristiwa kabut asap, Rani mengatakan, kalau kabut asap kali memang lebih parah dibanding sebelum-sebelumnya.
Itu saja sih pertanyaan seputar bencana kabut asap. Selebihnya mewawancarai dengan pertanyaan, "Eh, sudah makan belum? Nantik malam ada acara nggak?" #Lah

Di Pekanbaru sendiri, sekolah-sekolah sudah ada yang ditutup sejak hari selasa. Dan tiga hari ini, aktivitas sekolah sudah berhenti total dan entah sampai kapan sekolah diliburkan. Bisnis penerbangan juga lumpuh total. Korban Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sudah ribuan.
Udara Pekanbaru memang sudah tidak sehat untuk kehidupan. Darurat! Selain membuat mata perih, juga bisa bikin dada sesek kayak mendengar kabar mantan mau nikahan, atau ketika memakai beha kekecilan. Pokoknya bahaya kalau keluar rumah tidak memakai pelindung. Di beberapa ruas jalan di Pekanbaru, juga sudah ada pembagian masker gratis. Warga dihimbau untuk menggunakan masker jika keluar rumah. Jika tidak punya masker, bisa menggunakan sapu tangan untuk menutupi wajah, tidak mengapa walau akhirnya nanti jadi rada mirip-mirip Kakashi.

Bencana asap ini, semakin melengkapi daftar penderitaan rakyat Riau sepanjang tahun ini. Harga karet terus-terusan murah, harga kelapa sawit anjlok drastis, padahal dua tanaman tersebut adalah sumber pendapatan utama sebagian besar masyarakat Riau. Sementara gara-gara nilai rupiah kacrut sama dollar, harga beberapa kebutuhan pokok malah naik.
Tapi yasudah, sabar saja. Sabar! Dan berdo'a juga ding.