Baca Juga
“Lampung bertapis helau” apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia artinya Lampung bertapis indah. (http://www.indonesia.travel)
Kain Tapis merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional masyarakat Lampung dalam menyelaraskan kehidupannya baik terhadap lingkungannya maupun Sang Pencipta Alam Semesta. Oleh sebab itu, munculnya kain tapis ini ditempuh melalui tahap-tahap waktu yang mengarah kepada kesempurnaan teknik tenun, maupun cara-cara memberikan ragam hias yang sesuai dengan perkembangan kebudayaan masyarakat.
Kain Tapis Lampung adalah hasil tenun benang kapas dengan motif, benang perak atau benang emas dan menjadi pakaian khas suku Lampung. Jenis tenun ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan motif seperti motif alam, flora dan fauna yang disulam dengan benang emas dan benang perak.
Kain tapis kuno dengan motif binatang, koleksi Ny. Lee, SGC (http://www.teraslampung.com)
Sejarah tapis menurut Muhammad Ridho Pratama Putra (Dido Zulkarnaein). Muhammad Ridho Pratama Putra, berpendapat bahwa Sejarah Tapis Sejak Masa Pra-Sejarah.
Sejarah juga mencatat bahwa Tapis Lampung telah disebutkan dalam prasasti Raja Balitung (Abad ke-9 M.) sebagai barang yang dihadiahkan. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa Tapis sejak zaman dahulu merupakan barang mahal, karena pada dasarnya barang yang dihadiahkan adalah barang yg memiliki nilai-nilai tertentu. Bersamaan pada abad tersebut kain songket telah berkembang di lingkungan Kerajaan Sriwijaya, dimana kain songket telah ada sejak zaman Kerajaan Malayu (Abad ke-5 M).
Ornamen motif jung pada bidang sebuah tapis kuno Lampung koleksi Ny. Lee, PT SGC (http://www.teraslampung.com)
Penggunaan benang emas dalam budaya tenun Indonesia merupakan hasil kontak dagang dengan bangsa China sebagai penemu benang emas sejak Masa Sebelum Masehi.
Sejarah mencatat pula, bahwa Bangsa Lampung telah melakukan kontak dagang dengan Bangsa China sejak Abad ke-5 M, ketika Kerajaan P'o-Huang (dapat dieja "Bawang" yang berarti Rawa dalam Bahasa Lampung) mengirimkan utusannya ke Negeri China pada Tahun 449 M. dengan membawa Upeti dan 41 jenis barang dari P'o-Huang yang diperdagangkan ke China (kitab Liu Sung Shu, 420-479 M.). Bahkan berdasarkan temuan keramik China masa Dinasti Han (203-220 M), mengindikasikan bahwa perdagangan antara Bangsa Lampung Kuno dengan China telah berlangsung sejak awal Abad Ke-3 M.
Kain Tapis (http://fachruddin54.blogspot.com)
Menurut Van der Hoop (sejarawan asal Belanda) disebutkan bahwa orang Lampung telah menenun kain brokat yang disebut nampan (tampan) dan kain pelepai sejak abad ke-2 Sebelum Masehi. Motif kain ini ialah kait dan kunci (key and rhomboid shape), pohon hayat, dan bangunan yang berisikan roh manusia yang telah meninggal. Juga terdapat motif binatang, matahari, bulan serta bunga melati. Dikenal juga tenun kain tapis yang bertingkat, disulam dengan benang sutera putih yang disebut Kain Tapis Inuh.
Hiasan-hiasan yang terdapat pada kain tenun Lampung juga memiliki unsur-unsur yang sama dengan ragam hias di daerah lain. Hal ini terlihat dari unsur-unsur pengaruh taradisi Neolitikum yang memang banyak ditemukan di Indonesia.
Pengantin Lampung pesisir dengan kain Tapis (http://fachruddin54.blogspot.com)
Masuknya agama Islam di Lampung, ternyata juga memperkaya perkembangan kerajinan tapis. Walaupun unsur baru tersebut telah berpengaruh, unsur lama tetap dipertahankan.
Adanya komunikasi dan lalu lintas antar kepulauan Indonesia sangat memungkinkan penduduknya mengembangkan suatu jaringan maritim. Dunia kemaritiman atau disebut dengan zaman bahari sudah mulai berkembang sejak zaman kerajaan Hindu Indonesia dan mencapai kejayaan pada masa pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan islam antara tahun 1500 - 1700 .
Ragam Hias (Motif)
Ragam hias Kain Tapis misalnya, terus berkembang seiring terjalinnya kontak, interaksi, dan komunikasi masyarakat adat Lampung dengan kebudayaan lain. Pertemuan dengan kebudayaan lain tersebut menyebabkan terjadinya akulturasi antara unsur-unsur hias kebudayaan tempatan (lama) dengan unsur-unsur hias kebudayaan asing (baru). Unsur-unsur asing yang datang tidak menghilangkan unsur-unsur lama, akan tetapi semakin memperkaya corak, ragam, dan gaya yang sudah ada. Berbagai kebudayaan tersebut terpadu dan terintegrasi dalam satu konsep utuh yang tidak dapat dipisahkan dan melahirkan corak baru yang unik dan khas. Kebudayaan yang memberikan pengaruh pada pembentukan gaya seni hias kain tapis antara lain, kebudayaan Dongson dari daratan Asia, Hindu-Budha, Islam, dan Eropa.
Ragam hias yang digunakan untuk menghiasi tapis yang tetap berkembang pada saat ini antara lain adalah pucuk rebung, belah ketupat, kotak/ petak simetris, kait, sulur sulur, arwah, manusia, pohon hayat, pilin berganda, hewan dan lain sebagainya. Ragam hias seperti ini nampaknya bertahan semenjak digerakkannya gerakan sukses pariwisata Indonesia, yang terkenal dengan sapta pesona pariwisata Indonesia. Salah satu unsure dari sapta pesona itu antara lain mendorong tapis sebagai motif dari berbagai produk yang dapat dijadikan cenderamata dari Lampung.Sedangkan ragam hias lainnya kurang diminati para produsen, lantaranterlalu sulit dikerjakan atau kurang memenuhi pertimbangan ekonomis.
Berbagai macam tapis kuno yang telah terkumpulkan baik di museum museum atau yang dimiliki para kolektor antara lain adalah :
Tapis Lampung dari Pesisir
• Tapis Inuh
• Tapis Cucuk Andak
• Tapis Semaka
• Tapis Kuning
• Tapis Cukkil
• Tapis Jinggu
Tapis Lampung dari Pubian Telu Suku
• Tapis Jung Sarat
• Tapis Balak
• Tapis Laut Linau
• Tapis Raja Medal
• Tapis Pucuk Rebung
• Tapis Cucuk Handak
• Tapis Tuho
• Tapis Sasap
• Tapis Lawok Silung
• Tapis Lawok Handak
Tapis Lampung dari Sungkai Way Kanan
• Tapis Jung Sarat
• Tapis Balak
• Tapis Pucuk Rebung
• Tapis Halom/Gabo
• Tapis Kaca
• Tapis Kuning
• Tapis Lawok Halom
• Tapis Tuha
• Tapis Raja Medal
• Tapis Lawok Silung
Tapis Lampung dari Tulang Bawang Mego Pak
• Tapis Dewosano
• Tapis Limar Sekebar
• Tapis Ratu Tulang Bawang
• Tapis Bintang Perak
• Tapis Limar Tunggal
• Tapis Sasab
• Tapis Kilap Turki
• Tapis Jung Sarat
• Tapis Kaco Mato di Lem
• Tapis Kibang
• Tapis Cukkil
• Tapis Cucuk Sutero
Tapis Lampung dari Abung Siwo Mego
• Tapis Rajo Tunggal
• Tapis Lawet Andak
• Tapis Lawet Silung
• Tapis Lawet Linau
• Tapis Jung Sarat
• Tapis Raja Medal
• Tapis Nyelem di Laut Timbul di Gunung
• Tapis Cucuk Andak
• Tapis Balak
• Tapis Pucuk Rebung
• Tapis Cucuk Semako
• Tapis Tuho
• Tapis Cucuk Agheng
• Tapis Gajah Mekhem
• Tapis Sasap
• Tapis Kuning
• Tapis Kaco
• Tapis Serdadu Baris