Baca Juga
Manusia sebagai latar belakang yang hakiki di dalam berfilsafat, teologi,biologi,maupun fisika.Manusia merupakan makhluk yang bersifat sesuai dengan rasio yang dimiliki yaitu membutuhkan pendidikan karena manusia pada saat lahir membawa potensi tapi potensi tersebut belum berpola.Dengan kata lain manusia adalah pangkalan Roh yang dapat dikembangkan pola pikirnya . Untuk membuat manusia itu berpola memerlukan bimbingan pendidikan dari seorang pendidik dalam hal ini adalah Guru . Karena pendidikanlah yang pada hakikatnya merupakan usaha manusia untuk dapat berubah ke hal yang lebih berpendidik .Karena hakikat pendidikan itu tidak akan terlepas dari hakikat manusia,sebab urusan utama pendidikan itu melibatkan manusia.
Selain itu juga ada yang berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang unik, ia adalah subjek sekaligus objek. Dirinya berpikir untuk mempersoalkan dirinya. Manusia yang memahami tentang dirinya sendiri maka ia akan memahami Penciptanya. Proses pemahaman diri dengan pencipta menjadikan manusia berproses menuju kesempurnaan yang berada dalam diri manusia. Proses pemahaman diri dengan refleksi kristis diri, agama dan realitas, hal tersebut menjadikan diri manusia menjadi insan kamil atau manusia sempurna.
Kita sebagai manusia memiliki peran dan kedudukan yang sangat mulia. Kedudukan dan peran manusia sebagai khalifah dimuka bumi, sebagai manusia dengan Tuhan memiliki kedudukan sebagai hamba, sedangkan dengan sesama manusia yang lain memiliki korelasi yang seimbang dan saling berkerjasama dalam rangka memakmurkan bumi. Manusia dengan alam sekitar merupakan sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan rasa syukur kita terhadap Tuhan dan bertugas menjadikan alam sebagai subjek dalam rangka mendekatkan diri kepada Tuhan.
Manusia merasa bahwa didalam jiwanya ada suatu kekuatan yang memperingatkan perbuatan buruk dan usaha mencegah dari perbuatan itu. Manusia pada umumnya mengetahui ada baik dan ada buruk. Pengetahuan bahwa ada baik dan ada buruk itu disebabkan kesadaran kesusilaan. Akan tetapi kesadaran ini tidak setiap saat selalu ada pada manusia.
Dengan perkataan lain, hal ini belum dimiliki ketika manusia masih kecil. Memang manusia pada saat baru dilahirkan telah memiliki daya-daya sebagai sekumpulan potensi, tetapi belum dapat dipergunakan. Sebagai misal, daya mengeluarkan ungkapan melalui kata, daya mengambil keputusan dan daya tahu yang sebenarnya. Ini semua memerlukan kesadaran dan pengetahuan. Jadi, daya-daya yang telah ada sejak kecil itu baru bisa muncul dan berkembang apabila ada pertolongan dari orang lain. Perkembangannya memerlukan pendidikan, teladan dan bimbingan. Dalam perkembangannya, kesadaran etis akan berfungsi untuk memberi putusan terhadap baik buruknya suatu tindakan.
Manusia selalu menjadi pokok permasalahan. Persoalan apapun yang terjadi di dunia ini pada dasarnya dan akhirnya berkaitan dengan manusia. Sebagai makhluk berperilaku, maka semua tingkah laku manusia itu mengandung maksud dan tujuan tertentu . Dapat dikatakan bahwa, manusia adalah makhluk yang serba butuh fisik dan rohani. Kebutuhan fisik misalnya butuhan makan sedangkan kebutuhan rohani bisa kita dapat dari proses pendidikan baik agama maupun pendidikan umum, seperti belajar,merenung dan lain sebagainya.Kierkegaard menyatakan bahwa hidup manusia mempunyai tiga taraf ,yaitu estetis, etis dan religius.
Konteks dasar manusia umumnya yaitu kehidupan riil dan kebudayaan yang mempertajam arti dan makna hidup manusia.Menurut Soren Kierkegaraad juga dalam karyanya Either /Or ,di mana pandangan manusia itu kogret, seperti yang kita saksikan di kehidupan sehari-hari.
Sebagai manusia yang diciptakan di muka bumi ini harus dapat mengetahui bagaimana kondisi alam di sekitar tempat tinggal manusia itu sendiri di antaranya kita dapat melihat dari segi :
1. Keadaan alam tempat tinggal
Kita dapat hidup tenang apabila kondisi alam kita nyaman dari berbagai bencana ,misalnya kondisi cuaca alam , adanya bencana yang sering melanda tempat itu dan kondisi bencana dari sosial dan budayanya. Untuk itu kita dapat memilih tempat yang nyaman .Alam kondisi manusia juga yang pada dasarnya baik itu, kini dapat rusak dan asusila .Karena telah terseret oleh ilmu dan kesenian ke dalam jurang kehidupan yang munafik,congkak,dan korup.
2. Kondisi pendidikan
Kita sebagai manusia tentu membutuhkan pendidikan .Apabila tempat yang manusia itu tempati jauh dari pendidikan maka manusia tidak akan berkembang pemikirannya.Sedangkan manusia cara keberadaannya dapat dilihat secara nyata dengan mahluk yang lain.
Seperti dalam kenyataan mahluk yang berjalan diatas dua kaki, kemampuan berfikir dan berfikir tersebut yang menentukan manusia ke hakekat manusia. Manusia juga memiliki karya yang dihasilkan sehingga berbeda dengan mahluk yang lain. Manusia dalam memiliki karya dapat dilihat dalam seting sejarah dan seting psikologis situasi emosional an intelektual yang melatarbelakangi karyanya. Dari karya yang dibuat manusia tersebut menjadikan ia sebagai mahluk yang menciptakan sejarah. Manusia juga dapat dilihat dari sisi dalam pendekatan teologis, dalam pandangan ini melengkapi dari pandangan yang sesudahnya dengan melengkapi sisi trasendensi dikarenakan pemahaman lebih bersifat fundamental. Pengetahuan pencipta tentang ciptaannya jauh lebih lengkap dari pada pengetahuan ciptaan tentang dirinya. (Musa Asy’ari, Filsafat Islam, 1999).
3. Kondisi kebudayaan
Sebagai manusia yang hidup di dalam kehidupan bermasyarakat maka manusia dapat menjumpai beraneka ragam bentuk kebudayaan.Dengan demikian timbullah kerja atau karya yang merupakan mediasi antara manusia dengan dunianya.karena kebudayaan merupakan dimensi dalam hidup dan tingkah laku manusia.Hal ini menjadi landasan untuk menentukan sikap terhadap dunia luar dan untuk memotivir setiap langkah yang berhubungan dengan pola hidup serta tata cara dalam berkemasyarakatan.
Selain di atas kita juga harus tahu bahwa manusia diciptakan di bumi itu adalah untuk memerintah . Setiap manusia diciptakan untuk memerintah atas keadaan dan menjadi berhasil, bebas serta berkemenangan dalam seluruh area kehidupan.Hal inilah sebenarnya dasar dari kehidupan semua manusia di muka bumi.Ada banyak orang yang berkuasa hanya memanfaatkan manusia sehingga mereka selalu mengalami kekalahan demi kekalahan dalam seluruh area hidupnya.Begitu juga dengan kita, sejak awal kita sudah diprogram untuk hidup dalam kemerdekaan dan memerintah serta memperluas kerajaan Allah untuk selalu memerintah.
Dengan demikian manusia adalah bagian semata-mata dari keseluruan jaga raya. Karena dengan kedudukan memerintah yang dimilikinya manusia merupakan pusatnya yang dapat memerintah.Namun dalam kenyataan sering terjadi bahwa manusia tidak selalu berhasil mempertahankan kedudukanya yang sentaral itu.
Pada hakikatnya tujuan manusia dalam menjalankan kehidupannya mencapai perjumpaan kembali dengan Penciptanya. Kembalinya manusia sesuai dengan asalnya sebagaimana dalam dimensi manusia yang berasal dari Pencipta maka ia kembali kepada Tuhan sesuai dengan bentuknya misalkan dalam bentuk imateri maka kembali kepada penciptanya sedangkan unsur materi yang berada dalam diri manusia akan kembali kepada materi yang membentuk jasad manusia.
Tak asing lagi bila setiap manusia mempunyai harapan yang sangat tinggi selama didunia. Karena manusia bila sudah waktunya habis dalam dunia maka manusia itu akan mengalami keberhentian dalam semua usahanya. Baik itu dalam harapan untuk selalu hidup yang mulia dalam kehidupanya dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ,selain mewujudkan cita-cita hidup yang ia impikan .