Baca Juga

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengkunsumsi yang namanya sayur dan buah, namun tidak mengetahui apa-apa saja struktur dari sayur dan buah tersebut. Sayuran adalah tanaman hortikultura, umumnya mempunyai umur relatif pendek (kurang dari setahun) dan merupakan tanaman musiman.  Setiap jenis dan varietas sayur-sayuran mempunyai warna, rasa, aroma, dan kekerasan yang berbeda-beda, sehingga sebagai bahan pangan sayur-sayuran dapat menambah variasi makanan. Ditinjau dari segi nilai gizinya, sayur-sayuran mempunyai arti penting sebagai sumber mineral dan vitamin berupa vitamin A dan C.
Buah adalah bagian tanaman hasil perkawinan putik dan benangsari. Pada umumnya bagian tanaman ini merupakan tempat biji. Dalam pengertian              sehari-hari, buah diartikan sebagai semua produk yang dikonsumsi sebagai "pencuci mulut" (desserts), misalnya mangga, pepaya, pisang, dan sebagainya. Untuk mengetahui bagaimana struktur dari buah dan sayur maka dilakukanlah pengamatan mengenai struktur dari buah dan sayur tersebut.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
    Tujuan dilakukannya pengamatan atau praktikum ini yaitu untuk mengetahui struktur-struktur dari buah dan sayur-sayuran tersebut. Dan adapun kegunaan dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui bentuk struktur dari buah dan sayur tersebut.

II.TINJAUAN PUSTAKA
1.    Struktur Sayur-sayuran
Struktur sayur-sayuran dibagi menjadi sistem jaringan, yaitu sistem jaringan kulit atau selubung pelindung luar, sistem dasar atau fundamental, dan sistem pembuluh.
a.    Sistem Jaringan Kulit
Sistem jaringan kulit yang diwakili oleh epidermis merupakan lapisan pelindung luar tanaman. Pengaturan permulaan berbagai proses fisika dan fisiko-kimiawi pada sayur-sayuran yang telah dipanen bergantung pada sifat lapisan-lapisan epidermis. Pertukaran gas, kehilangan air, patogen-patogen, peresapan bahan-bahan kimia, ketahanan terhadap tekanan, suhu, kerusakan mekanis, penguap air, senyawa-senyawa atsiri, dan perubahan-perubahan tekstural, semuanya dimulai dari permukaan sayuran. Sel-Sel Epidermal mempunyai bentuk yang beraneka ragam, dari yang seragam seperti buluh sampai bentuk poligonal tak beraturaran.  Bentuk-bentuknya bergantung pada letak sel-sel itu dalam organ tanaman, misalnya sel-sel memanjang dalam batang, tangkai daun dan sebagainya. Pada umumnya sel-sel epidermal lebih kecil dan mempunyai dinding  yang tebal dari pada sel-sel di bawahnya. Sel-sel ini tersusun rapat kecuali daerah stomata atau lentisel yang merupakan pemutusan dalam kesinambungan sel-sel epidermal.
b.    Membran Kutikula
Suatu ciri penting pada sel-sel epidermis adalah terdapatnya kutikula.  Penguapan air, masuknya patogen-patogen, zat-zat kimia dipengaruhi oleh derajat pembentukan kutin pada dermis. Membran kutikula merupakan badan yang berlapis-lapis yang menutupi epidermis. Kutin timbul karena polimerisasi          asam-asam hidroksikaruoksilat dengan beberapa kelompok senyawa yang dapat diesterkan, seperti asam floinolat. Lilin terbenam di dalam dan melapisi permukaan kutikula. Lilin terdiri atas ester-ester, atau campuran alkohol lilin alifatik dan asam lemak yang sesuai. Sayur-sayuran daun misalnya kubis mempunyai lapisan lilin yang lebih tebal daripada sayuran umbi seperti  bit, dan kentang.
c.    Mulut Kulit (Stoma)
Mulut kulit terdapat pada epidermis dan berfungsi sebagai katup-katup kecil untuk pertukaran gas. Stoma adalah suatu liang yang dibatasi oleh dua sel penutup yang keseluruhannya dianggap sebagai satu unit. Mulut kulit berperan dalam proses transpirasi, respirasi, dan pemasakan buah.  Pada sayur-sayuran daun lebih banyak terdapat mulut kulit daripada buah-buahan dan umbi-umbian.  Kenaikan turgor membuka mulut kulit dan dengan demikian memungkinkan pertukaran gas antara sel-sel di bawah epidermis dengan udara luar.
d.    Lentisel
Adalah liang pada bagian epidermis dengan kambium gabus yang lebih aktif yang sebelah dalam liang pada periderm itu menghasilkan jaringan dengan   ruang-ruang antar sel. Lentisel biasanya terdapat pada batang, akar, dan buah, dan tidak terdapat pada daun.  Berbeda dengan mulut kulit, lentisel selalu terbuka, yang memungkinkan pertukaran gas antara sel-sel di bawah epidermis dengan udara. Respirasi berjalan lebih cepat dengan penyediaan oksigen yang berkesinambungan.
2.    Sistem Dasar
a.    Parenkima
Perenkima merupakan jaringan dasar yang paling umum dan tipe sel utama yang terdapat pada bagian sayur-sayuran. Di dalam sel parenkima tersebut terdapat bagian-bagian yang aktif di dalam proses metabolisme tanaman dan disebut protoplasma. Protoplasma mempunyai lapisan-lapisan membran semipermeable dimana di dalamnya terdapat Cytoplast dan inti sel. Di dalam inti sel (nukleus) terdapat nukleolus, sedangkan di dalam cytoplast terdapat butiran yang disebut plastid.  Plastid ini terdiri dari leucoplast yang tidak berwarna dan berisi granula-granula pati, serta khloroplast dan kromoplast yang mengandung pigmen di dalamnya.
Dinding sel-sel parenkima terdiri dari selulose yang mempengaruhi keteguhan dari sel-selnya dan merupakan batas antara sel yang satu dengan sel lainnya. Lapisan diantara dinding-dinding sel parenkima yang berdekatan disebut middle lamella yang terletak pada ujungnya disebut ruang antar sel. Volume total ruang-ruang antar sel pada sayuran daun pada umumnya lebih dari 20% dan sekitar 20% untuk buah-buahan dan umbi-umbian.  Ruang-ruang udara ini antara lain menyebabkan sayuran tampak seperti berkapur.
Sel-sel parenkima pada tanaman sangat bervariasi bentuk, besar dan komposisinya tergantung dari jenis atau varietas tanaman tersebut. Kandungan bahan-bahan yang terdapat di dalam sel parenkima dapat dilihat pada Tabel 18.
2. Kolenkima
Kolenkima dan sklerenkima merupakan jaringan-jaringan penguat atau jaringan penunjang, sel-sel kolenkima merupakan sel hidup dengan penebalan dinding tidak merata yang mengandung pektin dan air dalam jumlah banyak.   Sel-sel kolenkima terdapat pada bagian tepi batang tangkai daun dengan            rusuk-rusuk yang menonjol, misalnya pada seledri.
3.    Sklerenkima
Sel-sel sklerenkima mempunyai dinding sel sekunder tebal dan berkayu.  Dalam keadaan dewasa sel-selnya biasa mati dan hanya berfungsi sebagai penunjang organ-organ tumbuhan. Di dalamnya mungkin masih terdapat sisa-sisa protoplasma yang telah keriput dan zat-zat lain seperti zat penyamak dan lendir. Sel-sel sklerenkima dibedakan dalam dua tipe, yaitu sel-sel serabut dan sel batu. Sel-sel serabut merupakan komponen umum jaringan xilem, susunan serabut yang kompak secara membujur memberikan kekuatan dan ketegaran pada jaringan.  Sel-sel batu banyak terdapat dalam kulit dan floem buah-buahan dan biji-bijian. Bentuknya sangat beraneka ragam dan mempunyai peranan yang penting dalam sifat teksturalnya.
4.    Sistem Berkas Pengangkut
Sistem berkas pengangkut terdiri atas dua jaringan pengangkut utama yaitu xilem dan floem. Xilem mengangkut air dan nutrient mineral yang larut, sedangkan floem mengangkut zat makanan yang disentetis di daun. Jaringan-jaringan pengangkut juga merupakan jaringan penunjang, karena adanya sel-sel berdinding tebal, terutama dalam xilemnya. Bila sel-sel serabut terdapat dalam jumlah yang besar, sayuran tidak begitu disukai karena kaku dan alot.  Antara buah-buahan dan sayuran terdapat perbedaan mengenai distribusi dan susunan sistem berkas pengangkutannya.
Turgor sel dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1.    Konsentrasi bahan-bahan osmotik di dalam sel baik dalam bentuk larutan maupun bahan koloid.
2.    Permeabilitas dari protoplasma
3.    Elastisitas dari dinding sel
Jika dinding sel mempunyai tingkat elastisitas tinggi maka kenaikan kandungan (isi) sel mungkin tidak akan menyebabkan sel pecah, tetapi sebaliknya jika isi sel berkurang maka turgor sel juga cepat menurun.  Dinding sel yang kuat dan kaku dapat mempertahankan tekstur bahan walaupun isi sel berkurang. Jika sayuran atau buah dimasak atau direbus, protein akan mengalami denaturasi,        sel-sel mati dan protoplasma akan mengendap sehingga sifat permeabilitas sel berubah. Akibatnya air dan larutan-larutan lainnya akan keluar dari sel akhirnya tekstur bahan menjadi lemas.  Akan tetapi bila di dalam vakuola terdapat banyak granula-granula pati dimana bentuk molekul-molekulnya besar, maka granula-granula pati tersebut tidak dapat keluar dari sel kecuali jika dinding sel pecah.
Selama perebusan granula pati tersebut akan membengkak, membentuk gel dan mengikat air, jika prosesnya terjadi terus menerus  maka air akan tertahan di dalam vakuola sehingga sel menjadi bengkak (kembung).  Sebagai contoh pada perebusan kentang dan buncis.
2.    Struktur dan Anatomi Buah
Organ-organ dapat dibagi menjadi tiga sistem jaringan kulit (selubung pelindung luar), sistem dasar (fundamental), dan system pembuluh.
a. Sistem Jaringan Kulit
Sistem jaringan kulit yang diwakili oleh epidermis merupakan lapisan pelindung luar tanaman. Pengaturan berbagai proses fisika dan                              fisiko-kimiawi pada buah-buahan yang telah dipanen bergantung pada sifat lapisan-lapisan epidermal. Pertukaran gas, kehilangan air, patogen-patogen, peresapan bahan-bahan kimia, ketahanan terhadap tekanan suhu, kerusakan mekanis, penguapan senyawa-senyawa atsiri, dan perubahan-perubahan tekstural, semuanya dimulai dari permukaan buah.
b. Sel-sel Epidermal
Sel-sel epidermal mempunyai bentuk yang beraneka ragam tergantung dari letak sel itu di dalam organ tanaman.  Buah-buahan mempunyai ukuran sel yang lebih seragam.  Pada umumnya sel-sel epidermal mempunyai ukuran yang lebih kecil dan dinding yang lebih tebal daripada sel-sel di bawahnya. Sel-sel itu tersusun rapat kecuali di daerah stomata dan lentisel.
c. Membran Kutikula
Penguapan air, masuknya patogen-patogen dan zat-zat kimia dipengaruhi oleh derajat pembentukan kutin epidermis. Lapisan ini terletak diatas lapisan epidermis dan permukaannya dilapisi oleh lapisan lilin.



d. Stomata
Stomata ini terdapat pada epidermis dan berfungsi sebagai katup-katup kecil untuk pertukaran gas. Peranannya sangat penting dalam proses respirasi, transpirasi dan pemasakan buah.
e. Lentisel
Lentisel ini selalu terbuka, yang memungkinkan pertukaran gas antara           sel-sel di bawah epidermis dengan uaara.  Buah tua yang ranum dengan lentisel yang lebih banyak cenderung lebih cepat menjadi layu dan lebih keriput daripada buah yang lebih muda dengan lentisel yang lebih sedikit.
2. Sistem Dasar
a. Parenkim
Parenkim merupakan jaringan dasar yang paling umum.  Sifatnya yang menonjol adalah protoplasma yang sangat aktif. Sel-sel parenkim dapat menimbun zat-zat seperti pati, protein,minyak, dan sebagainya. Pada umumnya berdinding tipis, dan dapat tersusun rapat atau longgar. Sel-sel yang tersusun longgar mempunyai ruang-ruang antar sel dan inilah yang menjadi sebab mengapa buah tampak berkapur.  Ukuran dan bentuk sel-sel sangat bervariasi.
b. Kolenkim
Merupakan jaringan penguat atau jaringan-jaringan penunjang. Dinding selnya mampu berubah bentuk secara elastis.  Sel-selnya berisi protoplas hidup.
c. Sklerenkim
Fungsinya sebagai penunjang organ-organ tumbuhan. Sel-selnya dapat dibedakan dalam dua tipe yakni serabut dan sel-sel batu. Sel-sel serabut merupakan komponen umum jaringan xylem.  Sel-sel batu banyak terdapat dalam kulit dan floem buah biji.  Tekstur bertepung beberapa jenis buah jambu biji, sawo manila, dan sebagainya dapat disebabkan oleh adanya sel-sel batu.
3. Sistem Berkas Pengangkutan
Terdiri atas dua jaringan pengangkut utama yaitu xylem dan floem.  Xylem mengangkut air dan mineral yang larut, sedangkan floem mengangkut zat makanan yang disintesis di daun.  Pada tanaman tertentu, misalnya mangga dan sawo manila, system pengangkutannya mencakup sel-sel getah.  Sel-sel dari   buah-buahan merupakan sel tanaman yang mempunyai ciri khas.  Sel-sel tanaman dikelilingi oleh dinding sel yang keras dan kaku yang terdiri atas serat-serat sellulosa, dan polimer lain seperti zat-zat pektik, hemisellulosa dan lignin.  Lapisan dari zat pektik membentuk middle lamella dan bertindak mengikat sel-sel untuk saling berdekatan.  Sel-sel yang berdekatan mempunyai rantai penghubung yang kecil, disebut plasmadesmata yang menghubungkan cytoplasma. Dinding sel permeabel terhadap air dan larutan. Di dalam plasmalemma, muatan sel terdiri dari cytoplasma satu dan satu atau lebih vakuola.


III.METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu dilakukannya pengamatan atau praktikum ini yaitu pada hari senin tanggal 30 April 2012 pada pukul 15.00 Wita. Tempat dilakukannya praktikum ini yaitu di Laboratorium Ilmu Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

3.2 Alat dan Bahan
    Alat yang digunakan pada praktikum mengenai struktur ini adalah pisau, silet, dan mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum Fisiologi Pasca Panen adalah tomat dan pisang.

3.3 Prosedur Percobaan
     Memotong tipis bahan yang akan digunakan secara melintang dan atau membujur dengan menggunakan pisau atau silet.
     Mengamati bahan yang dipotong tipis pada mikroskop
     Menggambar dan mengamati bagian-bagian yang terlihat pada mikroskop.









IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
    Pisang


 
            Gambar 1. Pisang yang tampak pada mikroskop

    Tomat


 
            Gambar 2. Tomat yang tampak pada mikroskop


4.2 Pembahasan
    Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa pada buah pisang dan sayur tomat terdapat jaringan epidermis, kolenkima, xylem dan floem. oleh epidermis merupakan lapisan pelindung luar tanaman. Pengaturan permulaan berbagai proses fisika dan fisiko-kimiawi pada sayur-sayuran yang telah dipanen bergantung pada sifat lapisan-lapisan epidermis. Pertukaran gas, kehilangan air, patogen-patogen, peresapan bahan-bahan kimia, ketahanan terhadap tekanan, suhu, kerusakan mekanis, penguap air, senyawa-senyawa atsiri, dan perubahan-perubahan tekstural, semuanya dimulai dari permukaan sayuran. Sel-Sel Epidermal mempunyai bentuk yang beraneka ragam, dari yang seragam seperti buluh sampai bentuk poligonal tak beraturaran.  Bentuk-bentuknya bergantung pada letak sel-sel itu dalam organ tanaman, misalnya sel-sel memanjang dalam batang, tangkai daun dan sebagainya.
Kolenkima dan sklerenkima merupakan jaringan-jaringan penguat atau jaringan penunjang, sel-sel kolenkima merupakan sel hidup dengan penebalan dinding tidak merata yang mengandung pektin dan air dalam jumlah banyak.   Sel-sel kolenkima terdapat pada bagian tepi batang tangkai daun dengan rusuk-rusuk yang menonjol, misalnya pada seledri.
Xylem; xylem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian tubuh tumbuhan, xylem terdiri atas 3 bagian yaitu buluh kayu merupakan sel mati yang bentuknya memanjang membentuk saluran, trakeid merupakan komponen penyusun berkas pembuluh xylem, dan serabut kayu berbentuk panjang dengan ujung-ujungnya saling berhimpit.
Floem; Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Floem tersusun atas parenkima floem yang berfunsi sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan dan sebagai pemisah antara yang satu dengan floem yang lain, serabut floem merupakan jaringan sklerenkima yang berfungsi memperkuat pembuluh floem, buluh floem (buluh tapis) adalah suatu saluran atau pembuluh yang berperan mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan, dan sel pengiring (companion cell) merupakan sel yang terletak sepanjang pembuluh floem. Sel ini berfungsi menyuplai makanan kepada sel-sel lain yang masih hidup.



IV.PENUTUP
4.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa, pada buah terdapat beberapa struktur yaitu sistem jaringan kulit, sistem jaringan kulit, mulut kulit (Stoma), lentisel, sistem dasar (parenkima, kolenkim, dan sklerenkim), dan system jaringan pengangkut. Sedangkan struktur pada buah yaitu Sistem Jaringan Kulit, . Sel-sel Epidermal, Membran Kutikula, Stomata, Lentisel, Sistem Dasar  (Parenkim, kolenkim, sklerenkim), dan system jaringan pengangkut.
4.2Saran
Diharapkan kepada praktikan bahwa sekiranya betul-betul teliti mengamati struktur dari buah dan sayur yang dilihat melalui mikroskop tersebut.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Struktur Jaringan Tumbuhan. http://chylenzobryn.blogspot.com pada tanggal 2 Mei 2012.
Frusciante, A. 2006. Teknologi Buah dan Sayur. www.my opera.com. 25 Mei
2006.
Santoso, B.B dan B.S. Purwoko. 1993. Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen
Tanaman Hortikultura. Indonesia Australia Eastern Universities Project.